Peringati Hari Keluarga Nasional, BKKBN Komitmen Tekan Angka Stunting

Rabu, 30 Juni 2021 - 10:45 WIB
loading...
Peringati Hari Keluarga Nasional, BKKBN Komitmen Tekan Angka Stunting
BKKBN berkomitmen menekan jumlah stunting nasional yang diketahui saat ini berada di kisaran 27,6%. Foto: Ashari Prawira Negara
A A A
MAKASSAR - Memperingati Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada 29 Juni 2021, Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional ( BKKBN ) berkomitmen menekan jumlah stunting nasional yang diketahui saat ini berada di kisaran 27,6%.

Jumlah tersebut dianggap cukup tinggi, dimana WHO secara global hanya memberikan toleransi angka stunting tiap negara sebesar 20%.

Presiden Joko Widodo pun berkomitmen mengurangi jumlah stunting sebesar 14% hingga 2024 mendatang.

Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof Muhammad Rizal Martua Damanik mengatakan progres tersebut dicapai dengan menetapkan target tahunan sebesar 2,5% atau 3% penurunan hingga 2024 mendatang.

"Jadi stunting nasional itu 27,60% berdasarkan data resmi pemerintah, ini diminta diturunkan 14%. Kalau dihitung secara rata-rata kita harus turunkan sebesar 2,5% hingga 3% setiap tahun dan ini bukan kerja mudah," ujarnya.



Adapun upaya yang didorong oleh BKKBN untuk mewujudkan upaya tersebut. Diantaranya Rumbuk Stunting tingkat desa dimana hal ini menggali potensi masyarakat dalam memerangi masalah stunting.

Selain itu, ada pula program potensi makanan berbasis lokal. Hal ini dapat memanfaatkan 20% alokasi kesehatan anggaran desa untuk peningkatan gizi bagi keluarga dan anak.

"Nanti akan didiskusikan lewat rembuk stunting kegiatan apa saja khususnya pemberian makanan tambahan lokal. Bahan bakunya dibeli di masyarakat. Misalnya buat kolak, itu pakai kelapa, pisang dari lokal, siapa yang masak pembiayaannya diatur sedemikian rupa," tuturnya.

Selanjutnya, BKKBN juga mendorong ketahanan ekonomi keluarga dengan bercocok tanam di halaman rumah. Bibitnya dapat disediakan lewat program desa.

"Masyarakat bisa tanam pepaya depan rumah, seperti di Bulukumba itu banyak yang tanam buah naga dan jahe merah depan rumahnya, makanan seperti ini kaya gizi dan bisa diperoleh secara berkesinambungan," tuturnya.



Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel , Andi Ritamariani mengatakan data terakhir angka stunting di Sulsel mencapai 30,5%.

Dimana tahun ini tercatat 17 lokus stunting, dimana jumlahnya lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang jumlah lokus yang ada sebesar 11 kabupaten.

"2020 lokus stunting ada 11, tahun ini ada 17 kabupaten, tetapi secara nasional untuk 2024 itu harus dicapai 14%," katanya.

Hari Keluarga Nasional tahun ini yang dimulai dalam rangkaian kegiatan sejak 21 Juni lalu dilaporkan telah sepenuhnya selesai pada 29 Juni.



Rita melaporkan sejumlah kegiatan tersebut diantaranya Tanggal 21 Juni 2021 BKKBN melaksanakan Apel Kesiapan Harganas-28 tahun 2021 dan Silaturahmi dengan Paguyuban Juang (PJK) Sulsel dilanjutkan dengan Bakti sosial dengan berbagi paket sembako kepada Keluarga Pra Sejahtera dan Pegawai Kontrak Lingkup BKKBN Sulsel. Kegiatan juga dirangkaikan dengan Donor Darah.

Sebelumnya, BKKBN juga telah melakukan kunjungan ke Lapas Anak di Kabupaten Gowa , kunjungan ke Panti Jompo dan sejumlah Panti Asuhan. Serta pada puncak peringatan Harganas ke-28, dilakukan virtual meeting bersama Wakil Presiden RI dan launching vaksin Covid-19 bagi ibu hamil dan anak remaja.

"Dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Hal ini disebabkan karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan dan masih kurangnya akses rumah tangga atau keluarga untuk mengkonsumsi makanan bergizi," tutur Rita.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)