Calon Pekerja Migran Dinilai Butuh Kemudahan Layanan dan Akses
loading...
A
A
A
"Bahkan kami sepakat dengan pemerintah dan bank negara, cicilan angsuran (pengembalian pinjaman) baru dimulai ketika mereka bekerja dan mendapat penghasilan atas pekerjaan itu. Jadi ini sebagaj bentuk kemudahan-kemudahan," katanya.
Menurut dia, kemudahan pelayanan ini akan menarik minat calon pekerja untuk lebih memilih bekerja di luar negeri secara legal. "Saya yakin akan semakin banyak calon pekerja yang tertarik yang akhirnya memilih jalur resmi," tegas Benny.
Apalagi, para pekerja migran yang keluar negeri secara legal, diberi jaminan mulai dari kesehatan, asuransi kematian, hingga gagal berangkat. Jaminan yang tidak akan didapatkan bagi mereka yang memilih jalur ilegal.
"Jadi saatnyalah negara hadir memberikan perlakuan hormat dan fasilitasi istimewa kepada pahlawan devisa kita," ucap Benny.
Da berharap, penanganan pekerja migran tidak hanya menjadi BP2MI saja. Namun butuh sinergitas dengan oemerintah daerah, baik provinsi dan kabupaten/kota.
"Misalnya bagaimana menyediakan akses informasi yang cukup tentang peluang kerja. Kemudian mengikuti pelatihan pendidikan agar mereka memenuhi kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan," sebut dia.
Bahkan, kolaborasi dengan perguruan tinggi pun demikian. Benny mengatakan, BP2MI rencananya akan menjalin kerja sama dengan universitas untuk membuka peluang alumni kampus bekerja di luar negeri. Salah satunya, bersama dengan Universitas Bosowa (Unibos) Makassar.
"Univeritas Bosowa inikan memiliki mahasiswa yang memiliki keinginan bekerja di luar negeri. Makanya perlu dipersiapkan kurikulumnnya, harus sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan kualifikasi kompetensi di luar negeri. Karena kalau mereka memiliki kompetensi. Itu jadi nilai tawar mereka untuk bekerja dimana kemudian dengan penghasilan tinggi," jelas Benny.
Lihat Juga: Menteri Karding Minta Jajaran Bantu Kembalikan Ijazah hingga Akte Milik Mila meski Nonprosedural
Menurut dia, kemudahan pelayanan ini akan menarik minat calon pekerja untuk lebih memilih bekerja di luar negeri secara legal. "Saya yakin akan semakin banyak calon pekerja yang tertarik yang akhirnya memilih jalur resmi," tegas Benny.
Apalagi, para pekerja migran yang keluar negeri secara legal, diberi jaminan mulai dari kesehatan, asuransi kematian, hingga gagal berangkat. Jaminan yang tidak akan didapatkan bagi mereka yang memilih jalur ilegal.
"Jadi saatnyalah negara hadir memberikan perlakuan hormat dan fasilitasi istimewa kepada pahlawan devisa kita," ucap Benny.
Da berharap, penanganan pekerja migran tidak hanya menjadi BP2MI saja. Namun butuh sinergitas dengan oemerintah daerah, baik provinsi dan kabupaten/kota.
"Misalnya bagaimana menyediakan akses informasi yang cukup tentang peluang kerja. Kemudian mengikuti pelatihan pendidikan agar mereka memenuhi kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan," sebut dia.
Bahkan, kolaborasi dengan perguruan tinggi pun demikian. Benny mengatakan, BP2MI rencananya akan menjalin kerja sama dengan universitas untuk membuka peluang alumni kampus bekerja di luar negeri. Salah satunya, bersama dengan Universitas Bosowa (Unibos) Makassar.
"Univeritas Bosowa inikan memiliki mahasiswa yang memiliki keinginan bekerja di luar negeri. Makanya perlu dipersiapkan kurikulumnnya, harus sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan kualifikasi kompetensi di luar negeri. Karena kalau mereka memiliki kompetensi. Itu jadi nilai tawar mereka untuk bekerja dimana kemudian dengan penghasilan tinggi," jelas Benny.
Lihat Juga: Menteri Karding Minta Jajaran Bantu Kembalikan Ijazah hingga Akte Milik Mila meski Nonprosedural
(agn)