Penambahan Kasus COVID-19 Bangkalan Tertinggi di Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Data Dinas Kominfo Jawa Timur (Jatim), pada Kamis (10/6/2021) menunjukkan, jumlah total kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan sebanyak 2.054 kasus setelah ada penambahan 75 kasus baru. Penambahan kasus positif tersebut merupakan yang tertinggi di Jatim.
Tertinggi kedua adalah Surabaya yang bertambah 32 kasus dan Kabupaten Madiun 26 kasus baru. Untuk jumlah kasus penambahan baru di Jatim sebanyak 425 kasus. Sehingga total kasus COVID-19 di Jatim 157.842 kasus. Jumlah yang sembuh total 143.867 kasus dan meninggal dunia 11.689 kasus.
Baca juga: Mengaku Dukun, Pria Ini Cabuli Korban dan Bawa Kabur Hartanya
Sementara itu, jumlah yang sembuh di Bangkalan bertambah 5 orang. Sehingga jumlah total yang sembuh sebanyak 1.526 pasien. Untuk yang meninggal dunia bertambah 8 orang. Sehingga total meninggal 200 orang. Sedangkan kasus aktif sebanyak 328 kasus.
"Kabupaten Bangkalan menjadi perhatian khusus. Pada Sabtu lalu, masih peringkat 15-an kasus terbanyak. Sekarang melonjak, dan jadi daerah dengan kasus aktif terbanyak," kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril, Jumat (11/6/2021).
Sementara itu, Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) menilai, penyekatan di jalur Jembatan Suramadu, baik sisi Madura maupun Surabaya, efektif dalam menekan laju penularan COVID-19.
Menurut pembina pengurus daerah Persakmi Jatim, Estiningtyas Nugraheni, lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan saat ini sangat berpengaruh terhadap kondisi di Kota Surabaya.
Hal terlihat dari tingkat keterisian bed rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di beberapa rumah sakit atau Ruang isolasi di Surabaya yang mengalami kenaikan. Diantaranya di Asrama Haji Sukolilo dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI).
"Keputusan pemerintah menyekat jalur Suramadu sudah sangat tepat dan itu paling efektif menekan laju pandemi,” katanya.
Lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan mempengaruhi kenaikan kasus di Surabaya yang cukup signifikan. Sejak adanya peningkatan kasus di Bangkalan pada 3 minggu pasca Lebaran, kemudian di Surabaya ikut naik sampai di atas 50%.
"Terdapat faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kasus di Surabaya yakni tingginya mobilitas masyarakat. Termasuk banyak warga luar daerah yang setiap hari bekerja di Surabaya," terangnya.
Tertinggi kedua adalah Surabaya yang bertambah 32 kasus dan Kabupaten Madiun 26 kasus baru. Untuk jumlah kasus penambahan baru di Jatim sebanyak 425 kasus. Sehingga total kasus COVID-19 di Jatim 157.842 kasus. Jumlah yang sembuh total 143.867 kasus dan meninggal dunia 11.689 kasus.
Baca juga: Mengaku Dukun, Pria Ini Cabuli Korban dan Bawa Kabur Hartanya
Sementara itu, jumlah yang sembuh di Bangkalan bertambah 5 orang. Sehingga jumlah total yang sembuh sebanyak 1.526 pasien. Untuk yang meninggal dunia bertambah 8 orang. Sehingga total meninggal 200 orang. Sedangkan kasus aktif sebanyak 328 kasus.
"Kabupaten Bangkalan menjadi perhatian khusus. Pada Sabtu lalu, masih peringkat 15-an kasus terbanyak. Sekarang melonjak, dan jadi daerah dengan kasus aktif terbanyak," kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr Makhyan Jibril, Jumat (11/6/2021).
Sementara itu, Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) menilai, penyekatan di jalur Jembatan Suramadu, baik sisi Madura maupun Surabaya, efektif dalam menekan laju penularan COVID-19.
Menurut pembina pengurus daerah Persakmi Jatim, Estiningtyas Nugraheni, lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangkalan saat ini sangat berpengaruh terhadap kondisi di Kota Surabaya.
Hal terlihat dari tingkat keterisian bed rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di beberapa rumah sakit atau Ruang isolasi di Surabaya yang mengalami kenaikan. Diantaranya di Asrama Haji Sukolilo dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI).
"Keputusan pemerintah menyekat jalur Suramadu sudah sangat tepat dan itu paling efektif menekan laju pandemi,” katanya.
Lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan mempengaruhi kenaikan kasus di Surabaya yang cukup signifikan. Sejak adanya peningkatan kasus di Bangkalan pada 3 minggu pasca Lebaran, kemudian di Surabaya ikut naik sampai di atas 50%.
"Terdapat faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kasus di Surabaya yakni tingginya mobilitas masyarakat. Termasuk banyak warga luar daerah yang setiap hari bekerja di Surabaya," terangnya.
(msd)