Mengeluh Sakit Perut, Kakek Ari Malah Diamputasi Tangannya oleh Rumah Sakit
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Kasus dugaan malapraktik dialami Ari Santoso kakek berusia 70 tahun warga Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas , Jawa Tengah. Dimana dia harus diamputasi lengan kirinya usai diinfus. Sang kakek pun meminta bantuan upaya hukum.
Foto Korban sebelum diamputasi
Menurut Ari, dia awalnya masuk ke salah satu Rumah Sakit Swasta Siaga Medika Banyumas pada Rabu 5 Mei 2021 lalu dengan keluhan sakit perut dan muntah-muntah. Sesampainya di rumah sakit dia mendapat penanganan dengan dipasang infus.
"Awalnya saat diinfus tidak begitu sakit tetapi lama-lama sakit terasa pegal sekali hingga histeris. Sehingga selang sehari sakitnya bertambah parah tangannya pun semakin membiru seperti lebam. Saya pun sempat ingin bertemu dengan dokter yang menangani namun dokter tak kunjung menemuinya," kata Ari.
Hingga akhirnya, kata dia, anaknya yang menemui pihak rumah sakit mendapat rekomendasi jika tangan Ari harus diamputasi pada hari berikutnya.
Ari juga menambahkan, jika dia tidak pernah ada keluhan penyakit apapun selain sakit perut. Sehingga terkait hal ini Ari didampingi istri dan keluarga melakukan upaya hukum dugaan malapraktik ini dengan meminta bantuan lembaga hukum Peradi SAI Purwokerto.
Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya hukum melaporkan ke Presiden melalui Menteri Kesehatan.
“Ini dilakukan dikarenakan pasien rumah sakit keluhannya kan penyakit dalam. Namun penanganan dalam rumah sakit malah mengakibatkan dugaan pecah pembuluh darah di tangannya dan mengharuskan diamputasi,” kata Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto.
Baca : Janda Muda Dibacok Mantan Suami hingga Tangan Nyaris Putus, Tewas Usai Diamputasi
Terkait kasus ini, lembaga bantuan hukum akan melakukan upaya advokasi untuk meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit. Selain itu pihaknya juga menyayangkan jika pasien juga disatukan kamarnya dengan pasien COVID-19.
Sementara Direktur Utama Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas dokter Panji Anggara mengatakan informasi daru akan berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab dalam kasus ini.
"Kita akan telusuri dulu permasalahannya dan minta waktu. Biasanya kalau tindakan dari IGD itu sudah sesuai SOP dan sudah dijelaskan ke keluarga pasien," kata dokter Panji Anggara saat dihubungi MNC Media.
Foto Korban sebelum diamputasi
Menurut Ari, dia awalnya masuk ke salah satu Rumah Sakit Swasta Siaga Medika Banyumas pada Rabu 5 Mei 2021 lalu dengan keluhan sakit perut dan muntah-muntah. Sesampainya di rumah sakit dia mendapat penanganan dengan dipasang infus.
"Awalnya saat diinfus tidak begitu sakit tetapi lama-lama sakit terasa pegal sekali hingga histeris. Sehingga selang sehari sakitnya bertambah parah tangannya pun semakin membiru seperti lebam. Saya pun sempat ingin bertemu dengan dokter yang menangani namun dokter tak kunjung menemuinya," kata Ari.
Hingga akhirnya, kata dia, anaknya yang menemui pihak rumah sakit mendapat rekomendasi jika tangan Ari harus diamputasi pada hari berikutnya.
Ari juga menambahkan, jika dia tidak pernah ada keluhan penyakit apapun selain sakit perut. Sehingga terkait hal ini Ari didampingi istri dan keluarga melakukan upaya hukum dugaan malapraktik ini dengan meminta bantuan lembaga hukum Peradi SAI Purwokerto.
Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya hukum melaporkan ke Presiden melalui Menteri Kesehatan.
“Ini dilakukan dikarenakan pasien rumah sakit keluhannya kan penyakit dalam. Namun penanganan dalam rumah sakit malah mengakibatkan dugaan pecah pembuluh darah di tangannya dan mengharuskan diamputasi,” kata Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto.
Baca : Janda Muda Dibacok Mantan Suami hingga Tangan Nyaris Putus, Tewas Usai Diamputasi
Terkait kasus ini, lembaga bantuan hukum akan melakukan upaya advokasi untuk meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit. Selain itu pihaknya juga menyayangkan jika pasien juga disatukan kamarnya dengan pasien COVID-19.
Sementara Direktur Utama Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas dokter Panji Anggara mengatakan informasi daru akan berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab dalam kasus ini.
"Kita akan telusuri dulu permasalahannya dan minta waktu. Biasanya kalau tindakan dari IGD itu sudah sesuai SOP dan sudah dijelaskan ke keluarga pasien," kata dokter Panji Anggara saat dihubungi MNC Media.
(sms)