ADPMET Tuntut Pusat Transparans, Ridwan Kamil: Dana Bagi Hasil Migas Masih Bermasalah

Kamis, 03 Juni 2021 - 17:58 WIB
loading...
A A A
"Itu kita mungkin kelasnya puluhan miliar (rupiah). Kalau untuk Pertamina terlalu kecil, tapi bagi kami bisa jadi puskesmas, jembatan, alun alun, bansos (bantuan sosial), kan lumayan. Duit itu akhirnya gak jelas, padahal kan minyaknya ada," sambungnya.

Kang Emil menyebut, perjuangan ADPMET untuk mengambil alih pengelolaan ladang-ladang minyak marginal tersebut sebagai bagian dari negosiasi pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, agar setiap daerah penghasil migas mendapatkan keadilan dan haknya.

"Kita akan memperjuangkan agar ladang-ladang minyak marginal yang kecil-kecil yang jumlahnya ribuan yang ternyata tidak terurus, tapi belum diserahkan kepada daerah, kami akan minta untuk diurus BUMD lokal," tegas Kang Emil seraya menargetkan bahwa hal itu dapat mulai terwujud tahun ini.

Tidak hanya itu, melalui ADPMET, Ridwan Kamil juga menyatakan bahwa pihaknya akan memperjuangkan hak daerah penghasil migas untuk mendapatkan dana bagi hasil berupa Participating Interest (PI) 10 persen dari investor migas.

"Jadi, investor yang mengerjakan proyek-proyek itu ada per tahun sharing keuntungan 10 persen, itu langsung masuk ke daerah tapi via BUMD. Nah pintu kedua ini banyak diem-diemnya sehingga daerah- daerah yang seharusnya mendapatkan haknya ternyata tidak mendapatkan haknya. Nah ini yang kita perjuangkan supaya mendapatkan hak yang sama," katanya.

Dengan dana-dana bagi hasil tersebut, kata Kang Emil, seluruh anggota ADPMET berkomitmen untuk mengalokasikan sebagaian dana bagi hasil tersebut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan sektor pendidikan.

"Kita ingin melatih SDM-SDM Indonesia di daerah-daerah supaya jangan menjadi penonton. Oleh karena itu, kita akan lakukan edukasi, meminta dana bagi hasil untuk dialokasikan ke pendidikan," ucapnya.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan bahwa 2050 mendatang, Indonesia sebenarnya sudah dapat melepaskan diri 100 persen dari ketergantungan minyak bumi. Terlebih, dengan kekayaan alamnya, Indonesia memiliki beragam sumber energi terbarukan, mulai dari angin, matahari, air, hingga gas bumi yang melimpah.

"Ini harus menjadi mimpi bersama di daerah daerah supaya menjemput masa depan dengan energi terbarukan," imbuhnya.

Oleh karenanya, Kang Emil pun meminta seluruh anggota ADPMET mulai mengeluarkan kebijakan penggunaan fasilitas bertenaga energi terbarukan, seperti mobil listrik. Hal itu, kata Kang Emil, dapat menunjukkan semangat energi terbarukan dicita-citakan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1267 seconds (0.1#10.140)