Tak Ada Tradisi Sanjo, Warga Palembang Pertahankan Rantangan

Minggu, 24 Mei 2020 - 15:22 WIB
loading...
Tak Ada Tradisi Sanjo, Warga Palembang Pertahankan Rantangan
Warga Kota Palembang mengantar rantangan ke orangtua atau mertua.Foto/SINDOnews/Berli Z
A A A
PALEMBANG - Perayaan Idul Fitri tahun ini di Kota Palembang sangat jauh berbeda dengan Lebaran sebelumnya. Di tengah pandemi Corona (COVID-19) dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan Corona, suasana Idul Fitri berlangsung sepi.

Tidak ada tradisi sanjo atau silaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya. Tetangga satu dengan tetangga lain juga tidak saling sanjo. Namun, warga Palembang tetap mempertahankan kebiasaan mengantar rantang atau rantangan ke rumah orangtua, mertua, dan saudara.

Ya, di hari Lebaran yang disebut hari baik, biasanya keluarga mudah akan datang ke rumah orangtuanya dengan membawa rantang berisikan berbagai masakan khas Lebaran. Mulai dari lontong lengkap dengan opor, rendang, sambal buncis bercampur hati ayam dan sambal.

Rantangan ini simbol kebaikan seorang menantu perempuan idaman terhadap ibu mertua. "Untuk keakraban, biasa menantu memasak untuk diantar dengan rantang ke rumah mertua. Biar tambah akrab," ucap Dian, seorang wanita di Palembang yang juga guru di SMP Tri Dharma, Minggu (24/5/2020).

Tak diketahui sejak kapan tradisi rantangan muncul. Namun, sejak awal sebelum menikah, rantangan ke rumah mertua telah diajarkan dan terus diingatkan untuk dijalankan.

"Sebenarnya tak banyak lagi yang nenteng rantang. Tapi kalau seperti keluarga kami, ini terus antar rantang," katanya dibincangi di Jalan Kol Burlian dengan tujuan ke rumah mertuanya di Sekip Bendung, Ilir Timur II Palembang.

Di tengah penerapan PSBB, tradisi rantangan tetap bisa dijalankan. Karena tradisi ini hanya melibatkan keluarga inti yakni anak, menantu dan mertua.

Tradisi ini terasa semakin berkesan, ketika isi rantang dimasak sendiri oleh sang menantu. "Istilahnya ada perjuangan," kata Erna, seorang ibu rumah tangga di Jalan Jepang Palembang sambil tertawa.

Ketika hendak pulang dari rumah mertua, sang menantu biasanya akan langsung mencuci sendiri rantangnya. Lalu rantang tersebut akan diisi oleh mertua tercinta dengan berbagai masakan yang dibuat di rumah mertua.

"Jadi rantang dibalas isinya. Ketika balik juga bawa pulang rantang yang juga berisi. Jadi sebenarnya bertukar masakan lebaran," katanya.
(zil)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1017 seconds (0.1#10.140)