Punya Riwayat Gula Darah, Lansia di Grobokan Meninggal Usai Divaksin

Rabu, 02 Juni 2021 - 10:25 WIB
loading...
Punya Riwayat Gula Darah,...
Almarhum Supardi saat menjalani vaksin di Balai Desa. iNews TV/Rustaman
A A A
GROBOGAN - Suasana duka masih terlihat di rumah Supardi (68) warga Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug Grobogan, Jawa Tengah. Kartini terlihat masih shock ketika memegangi foto suaminya, Supardi yang meninggal dunia pasca menjalani vaksin COVID-19 di kantor balai desa setempat.

Korban juga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Gubug selama tiga hari, hingga menghembuskan nafas terahir. Setelah divaksin , Supardi mengalami mual, muntah dan pingsan.

Supardi merupakan salah satu dari seratus warga yang ikut dalam vaksin lansia yang diadakan oleh petugas Puskesmas dan tim COVID-19 Gubug, Grobogan, Jawa Tengah.

Saat diperiksa tensi darah tidak ada masalah alias normal, sehingga bisa dilakukan suntik vaksin. Seusai divaksin, korban justru baru akan diambil sampel darah, namun etika hendak diambil sampel darahnya tiba-tiba supardi jatuh pingsan. "Dari hasil pemeriksaan darah, diketahui ayah saya memiliki riwayat gula darah tinggi," ujar putri korban Rokhiatul.

Setelah sadar, Supardi yang masih dalam kondisi lemas langsung diantar pulang ke rumah oleh perangkat desa. Sesampai di rumah, ia mengalami mual dan muntah.

Pihak keluarga kemudian membawa supardi ke Puskesmas untuk menjalani perawatan. Sehari menjalani perawatan dan tidak ada perubahan, korban dirujuk ke rumah sakit Getas Pendowo Gubug, namun ditolak dengan alasan ruang isolasi sudah penuh. Baca: Berharap Bantuan Bupati, Perempuan Lumpuh di Pidie Jaya Ini Butuh Kursi Roda.

Anak korban pun sempat jengkel dengan pihak rumah sakit, hingga ia terpaksa membawa ayahnya ke rumah sakit Semarang. Namun nahas di tengah perjalanan, nyawa Supardi tidak tertolong dan meninggal dalam perjalanan.

Mengetahaui ayahnya sudah meninggal, mobil yang membawa jasad Supardi kemudian berbalik arah kembali ke rumah. Korban dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Baca Juga: Acungkan Sajam ke Pemilik Bengkel, Residivis Beltim Kembali Masuk Bui.

"Kami berharap agar pemerintah lebih selektif dalam memberikan vaksin, terutama untuk warga usia lanjut yang rentan dengan penyakit penyerta, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi," pungkas Rokhiatul.

(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1621 seconds (0.1#10.140)