Sejumlah Preman Nekat Serang Markas Koramil dan Polsek, Ini Tampangnya Setelah Dibekuk
loading...
A
A
A
GARUT - Seorang preman bernama Dadang alias Dadang Buaya (45) diringkus aparat TNI dan Polri setelah sempat melakukan penyerangan ke Markas Koramil dan Markas Polsek Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Asi nekat Dadang Buaya dan sejumlah temannya di depan Markas Koramil Pameungpeuk sempat terekam kamera video dan viral di media sosial. Dalam video yang dilihat Sabtu (29/5/2021), Dadang yang mengendarai mobil sedan berwarna merah tiba di depan Markas Koramil Pameungpeuk dan langsung bergegas mengambil senjata tajam jenis igrek, seperti cerulit bergagang panjang di bagasi mobilnya dan hendak menyerang anggota Koramil Pameungpeuk.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, Kapolsek Pameungpeuk, AKP Dedin Permana membenarkan bahwa video aksi nekat yang viral di media sosial yang dilakukan oleh warga Cibera, Cibelang, Garut itu terjadi di depan Markas Koramil Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (28/5/2021).
Dedin mengungkapkan, aksi nekat tersebut bermula dari perselisihan antara Dadang Buaya dan seorang nelayan bernama Jaka (45), warga Kampung Bunisari, Desa Mancagahar, Pameungpeuk, Garut. Jaka yang baru pulang melaut menggunakan sepeda motor berpapasan dengan Dadang yang juga menggunakan sepeda motor di pertigaan jalan kawasan obyek wisata Sayangheulang.
"Dadang Buaya membawa kendaraan motor bukan di jalurnya, lalu Jaka ngomong ke Dadang 'ningali atuh'. Dadang pun langsung turun dari motor menghampiri Jaka lantas menodongkan pisau ke leher Jaka sambil menamparnya," ungkap Dedin.
Tak sampai di situ, Dadang lantas membawa Jaka ke arah Curugan, tepatnya di depan Balinda Hotel dan kembali terjadi cekcok mulut antara Dadang dan Jaka.
Dikarenakan tidak ada jalan keluar, kata Dedin, Jaka kemudian meminta bantuan Letu TNI Saprudin (45) tahun yang merupakan anggota Kesatuan Cilodong, Bogor yang tengah cuti di Pameungpeuk untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Kemudian terjadi ribut adu mulut lagi antara Dadang Buaya dengan saudara Saprudin yang berakhir dengan perkelahian," ujarnya.
Pada pukul 07.45 WIB, lanjut Dedin, masyarakat Sayangheulang melaporkan peristiwa perkelahian tersebut kepada Babinmas Desa Mancagahar, Bripka Bedi. Tiba di lokasi kejadian, Bripka Bedi langsung berusaha melerai perkelahian tersebut.
"Namun, Dadang Buaya balik menyerang Bripka Bedi dengan cara memukul dan membantingkan Bripka Bedi. Bahkan, Dadang sempat merampas golok milik petani yang lewat dan dibacokan kepada Bripka Bedi, tetapi berhasil digagalkan. Pada saat Bripka Bedi sedang berusaha menghindari Dadang, saudara Saprudin sendiri sedang adu mulut dengan teman Dadang, Teri alias Abang," paparnya seraya mengatakan bahwa keributan tersebut akhirnya berhasil diredakan dan dibubarkan anggota Polsek Pameungpeuk pukul 09.00 WIB.
Mski begitu, tak lama kemudian atau pukul 19.15 WIB, Dadang Buaya dan rombongan sebanyak sekitar 15 orang datang ke Markas Koramil Pameungpuk mencari Letu TNI Saprudin.
Asi nekat Dadang Buaya dan sejumlah temannya di depan Markas Koramil Pameungpeuk sempat terekam kamera video dan viral di media sosial. Dalam video yang dilihat Sabtu (29/5/2021), Dadang yang mengendarai mobil sedan berwarna merah tiba di depan Markas Koramil Pameungpeuk dan langsung bergegas mengambil senjata tajam jenis igrek, seperti cerulit bergagang panjang di bagasi mobilnya dan hendak menyerang anggota Koramil Pameungpeuk.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, Kapolsek Pameungpeuk, AKP Dedin Permana membenarkan bahwa video aksi nekat yang viral di media sosial yang dilakukan oleh warga Cibera, Cibelang, Garut itu terjadi di depan Markas Koramil Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (28/5/2021).
Dedin mengungkapkan, aksi nekat tersebut bermula dari perselisihan antara Dadang Buaya dan seorang nelayan bernama Jaka (45), warga Kampung Bunisari, Desa Mancagahar, Pameungpeuk, Garut. Jaka yang baru pulang melaut menggunakan sepeda motor berpapasan dengan Dadang yang juga menggunakan sepeda motor di pertigaan jalan kawasan obyek wisata Sayangheulang.
"Dadang Buaya membawa kendaraan motor bukan di jalurnya, lalu Jaka ngomong ke Dadang 'ningali atuh'. Dadang pun langsung turun dari motor menghampiri Jaka lantas menodongkan pisau ke leher Jaka sambil menamparnya," ungkap Dedin.
Tak sampai di situ, Dadang lantas membawa Jaka ke arah Curugan, tepatnya di depan Balinda Hotel dan kembali terjadi cekcok mulut antara Dadang dan Jaka.
Dikarenakan tidak ada jalan keluar, kata Dedin, Jaka kemudian meminta bantuan Letu TNI Saprudin (45) tahun yang merupakan anggota Kesatuan Cilodong, Bogor yang tengah cuti di Pameungpeuk untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Kemudian terjadi ribut adu mulut lagi antara Dadang Buaya dengan saudara Saprudin yang berakhir dengan perkelahian," ujarnya.
Pada pukul 07.45 WIB, lanjut Dedin, masyarakat Sayangheulang melaporkan peristiwa perkelahian tersebut kepada Babinmas Desa Mancagahar, Bripka Bedi. Tiba di lokasi kejadian, Bripka Bedi langsung berusaha melerai perkelahian tersebut.
"Namun, Dadang Buaya balik menyerang Bripka Bedi dengan cara memukul dan membantingkan Bripka Bedi. Bahkan, Dadang sempat merampas golok milik petani yang lewat dan dibacokan kepada Bripka Bedi, tetapi berhasil digagalkan. Pada saat Bripka Bedi sedang berusaha menghindari Dadang, saudara Saprudin sendiri sedang adu mulut dengan teman Dadang, Teri alias Abang," paparnya seraya mengatakan bahwa keributan tersebut akhirnya berhasil diredakan dan dibubarkan anggota Polsek Pameungpeuk pukul 09.00 WIB.
Mski begitu, tak lama kemudian atau pukul 19.15 WIB, Dadang Buaya dan rombongan sebanyak sekitar 15 orang datang ke Markas Koramil Pameungpuk mencari Letu TNI Saprudin.