Tekan Kasus DBD, Sleman Luncurkan Program Si Wolly Nyaman

Jum'at, 21 Mei 2021 - 13:47 WIB
loading...
Tekan Kasus DBD, Sleman Luncurkan Program Si Wolly Nyaman
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mensimulasikan pengembangbiakkan nyamuk berwolbachia saat pelauncuran program Si Wolly Nyaman di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Jumat (21/5/2021). Foto SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Kasus deman berdarah dengue (DBD) di Sleman dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi. Tahun 2019 tercatat ada 728 kasus, dua orang di antaranya meninggal dunia, tahun 2020 meningkat menjadi 810 kasus. Dari jumlah itu dua orang meninggal dunia. Tahun 2021 sampai dengan akhir April terdapat 112 kasus tidak ada yang meninggal dunia.

Untuk itu berbagai langkah dilakukan Pemkab Sleman untuk mengendalikan kasus DBD tersebut. Antara lain bekerjasama dengan World Mosquito Program (WMP) dan Yayasan Tahija meluncurkan program Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman (Si Wolly Nyaman). Yaitu pengedalian DBD dengan pelepasan nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia di beberapa wilayah Sleman, terutama dengan kasus tinggi DBD.

Bupati Sleman, Kustini secara resmi meluncurkan program tersebut di pendopo rumah dinas bupati Sleman, Jumat (21/5/2021). Peluncurkan ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang telah diberikan bakteri Wolbachia, oleh kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo kepada bupati Sleman Kustini, kemudaan diletakkan di lahan yang dinilai berpotensi untuk pengembangbiakan nyamuk.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinkes Sleman juga melakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diimplementasikan. Adapun metode tersebut jika diimplementasikan di masyarakat yaitu dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan untuk berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa. Selanjutnya, nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk lokal, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia.

Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo mengatakan program Si Wolly Nyaman ini sebagai upaya dalam mengendalikan kasus DBD di Sleman melalui pengunanaan teknologi. Ini diperlukan, karena secara ilmiah, penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaanya. Wolbachia juga dinilai efektif dalam menurunkan penularan virus dengue

“Adanya kenaikan jumlah kasus DBD ini, maka penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan. Sehingga dengan program ini diharapkan kasus DBD di Sleman dapat di tekan.” kata Joko, Jumat (21/5/2021)

Sedangkan upaya lainnya, yakni dengan membentuk kelompok kerja operasional (Pokjanal), terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan dan perumahan dan gerakan jumlah bersih.

Project Leadaer WMP Prof. Adi Utari menjelaskan dari penelitian, Wolbachia terbukti mampu menurunkan 77 persen kasus DBD di Kota Yogyakarta. Teknologi program Wolbachia tersebut juga aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Sleman sendiri akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini.
“Jadi bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain,” jelasnya

Peletakkan ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia di Sleman akan berlangsung selama enam bulan, yakni Mei-November 2021. Untuk kegiatan ini bekerjasama dengan kader kesehatan dan staf WMP.

Bupati Sleman Kustini mengatakan program ini akan dilaksanakan di 588 padukuhan yang tersebar di 39 kalurahan di 14 kapenewon serta melibatkan 20 Puskesmas. Wilayah itu dipilih karena kasus DBD cukup tinggi.

Sehingga melalui program tersebut diharapkan dapat mengendalikan serta menghindarkan masyarakat dari kasus DBD di Sleman hingga 90 persen. “Namun yang juga harus menjadi perhatian yakni, budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat,” terangnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2545 seconds (0.1#10.140)