Imbas Mudik Dilarang, Hotel di Jabar Pun Kosong Melompong Tanpa Tamu
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kebijakan larangan mudik Lebaran berimbas langsung terhadap sektor bisnis perhotelan di Jabar . Hal itu ditandai dengan banyaknya hotel yang kosong melompong tanpa tamu atau zero occupancy sejak kebijakan tersebut diterapkan.
Baca juga: Hari Lebaran, Viral Video Komplotan Maling Berbaju Koko dan Berpeci Bobol Rumah
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, hingga Jumat (14/5/2021), banyak hotel di Jabar yang mengalami zero occupancy. Kondisi tersebut telah terjadi sejak sepekan terakhir.
Baca juga: Gagal Terobos Perbatasan Blitar, 1.326 Kendaran Pemudik Dipaksa Putar Balik
"Selain imbas kebijakan larangan mudik, kondisi tersebut juga disebabkan karena larangan berwisata, khususnya di wilayah zona merah dan oranye," ungkap Ketua PHRI Jabar, Herman Muchtar, Jumat (15/4/2021).
Dia mencontohkan, kondisi zero occupancy dialami sejumlah hotel di kawasan Cihampelas, Kota Bandung. Selain itu, sejumlah hotel di Kota Tasikmalaya pun mengalami nasib yang sama. "Ada beberapa hotel dalam satu minggu ini zero okupansi, biasanya tidak pernah hotel zero okupansi, sekarang ini terjadi," lanjut Herman.
Lebih lanjut Herman mengatakan, selama pandemi COVID-19 melanda, pergerakan wisatawan di Jabar sulit diprediksi. Kondisi tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis perhotelan kesulitan mempertahankan bisnis hotelnya.
"Mengharapkan warga Kota Bandung menginap di hotel kalau dulu oke karena pembantunya pulang ke daerah. Tapi sekarang, pembantunya juga gak bisa pulang. Berarti kan dia ada tukang masak di rumah, mereka ga nginep di hotel," terang Herman mencontohkan kondisi yang sulit diprediksi itu.
Jika kondisi tersebut terus berlanjut, kata Herman, maka bakal semakin banyak hotel di Jabar yang bangkrut. Dia menyebutkan, banyak hotel di Jabar sudah tidak beroperasi, bahkan dijual akibat pemilik maupun pengelola hotel tak mampu menanggung beban operasional.
"Pengusaha tidak mungkin gak bayar gaji atau THR, makanya sekarang kan ada hotel yang dijual-dijual," imbuhnya.
Baca juga: Hari Lebaran, Viral Video Komplotan Maling Berbaju Koko dan Berpeci Bobol Rumah
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, hingga Jumat (14/5/2021), banyak hotel di Jabar yang mengalami zero occupancy. Kondisi tersebut telah terjadi sejak sepekan terakhir.
Baca juga: Gagal Terobos Perbatasan Blitar, 1.326 Kendaran Pemudik Dipaksa Putar Balik
"Selain imbas kebijakan larangan mudik, kondisi tersebut juga disebabkan karena larangan berwisata, khususnya di wilayah zona merah dan oranye," ungkap Ketua PHRI Jabar, Herman Muchtar, Jumat (15/4/2021).
Dia mencontohkan, kondisi zero occupancy dialami sejumlah hotel di kawasan Cihampelas, Kota Bandung. Selain itu, sejumlah hotel di Kota Tasikmalaya pun mengalami nasib yang sama. "Ada beberapa hotel dalam satu minggu ini zero okupansi, biasanya tidak pernah hotel zero okupansi, sekarang ini terjadi," lanjut Herman.
Lebih lanjut Herman mengatakan, selama pandemi COVID-19 melanda, pergerakan wisatawan di Jabar sulit diprediksi. Kondisi tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis perhotelan kesulitan mempertahankan bisnis hotelnya.
"Mengharapkan warga Kota Bandung menginap di hotel kalau dulu oke karena pembantunya pulang ke daerah. Tapi sekarang, pembantunya juga gak bisa pulang. Berarti kan dia ada tukang masak di rumah, mereka ga nginep di hotel," terang Herman mencontohkan kondisi yang sulit diprediksi itu.
Jika kondisi tersebut terus berlanjut, kata Herman, maka bakal semakin banyak hotel di Jabar yang bangkrut. Dia menyebutkan, banyak hotel di Jabar sudah tidak beroperasi, bahkan dijual akibat pemilik maupun pengelola hotel tak mampu menanggung beban operasional.
"Pengusaha tidak mungkin gak bayar gaji atau THR, makanya sekarang kan ada hotel yang dijual-dijual," imbuhnya.