Ratusan Website Diretas Hacker, Israel Diteror Bom
loading...
A
A
A
TEL AVIV -
Tampilan salah situs web di Israel yang diserang hacker menampilkan video Tel Aviv dibom dan PM Benjamin Netanyahu berlumuran darah. Foto/Times of Israel
Sekitar 300 website (situs web) Israel menjadi target serangan siber besar-besaran oleh kelompok peretas atau hacker pada Kamis. Ratusan situs web yang diretas diisi dengan video kota Tel Aviv terbakar karena dibombardir.
Ratusan situs web itu termasuk milik sejumlah perusahaan besar, kelompok politik dan organisasi serta individu di negara mayoritas Yahudi tersebut. Serangan itu terjadi beberapa hari setelah serangan siber dialami sistem komputer di pelabuhan Iran, di mana Israel dicurigai sebagai pelakunya.
Para pakar siber mengatakan serangan terhadap sekitar 300 situs web terkait dengan kelompok aktivis yang memiliki hubungan dengan Turki, negara-negara Afrika Utara dan Jalur Gaza, dan tak ada indikasi terkait dengan Iran.
Channel 12, dalam laporannya pada Kamis malam, mengatakan serangan siber besar-besaran ini tidak diprakarsai oleh pemerintah Iran, tetapi kemungkinan melibatkan para hacker Iran. (Baca: Israel Diduga Biang Serangan Siber Bikin Pelabuhan Iran Kacau Total)
Otoritas berwenang Mitzpe Ramon dan Ramat Hasharon termasuk di antara pihak yang jadi korban serangan siber. Demikian pula dengan situs web cabang kedai kopi Cof, responden darurat United Hatzalah, dan situs web pribadi politisi Nitzan Horowitz yang bernasib serupa. Situs web sejumlah kelompok sayap kanan seperti Regavim, perusahaan elektronik Denmark; Bang & Olufsen, dan banyak perusahaan lainnya juga menjadi korban.
Situs web yang diretas menampilkan video kota Tel Aviv yang dibom dan pesan yang mengancam kehancuran negara Yahudi. Terlepas dari jumlah situs web yang diretas, para pakar keamanan siber mengatakan skala serangan itu relatif kecil karena semua diserang melalui satu titik akses.
Serangan itu terjadi ketika Iran bersiap memperingati Hari Quds yang jatuh pada hari Jumat (22/5/2020), sebuah peringatan tahunan yang ditandai dengan pidato, demonstrasi dan ancaman anti-Israel untuk membebaskan Yerusalem dari kontrol Israel.
Situs web yang ditargetkan menampilkan frasa dalam bahasa Ibrani dan Inggris; "Bersiaplah untuk kejutan besar" dan "Hitung mundur kehancuran Israel telah dimulai sejak lama". (Baca juga:Pertama Kalinya, Maskapai UEA Etihad Terbang ke Israel )
Tampilan salah situs web di Israel yang diserang hacker menampilkan video Tel Aviv dibom dan PM Benjamin Netanyahu berlumuran darah. Foto/Times of Israel
Sekitar 300 website (situs web) Israel menjadi target serangan siber besar-besaran oleh kelompok peretas atau hacker pada Kamis. Ratusan situs web yang diretas diisi dengan video kota Tel Aviv terbakar karena dibombardir.
Ratusan situs web itu termasuk milik sejumlah perusahaan besar, kelompok politik dan organisasi serta individu di negara mayoritas Yahudi tersebut. Serangan itu terjadi beberapa hari setelah serangan siber dialami sistem komputer di pelabuhan Iran, di mana Israel dicurigai sebagai pelakunya.
Para pakar siber mengatakan serangan terhadap sekitar 300 situs web terkait dengan kelompok aktivis yang memiliki hubungan dengan Turki, negara-negara Afrika Utara dan Jalur Gaza, dan tak ada indikasi terkait dengan Iran.
Channel 12, dalam laporannya pada Kamis malam, mengatakan serangan siber besar-besaran ini tidak diprakarsai oleh pemerintah Iran, tetapi kemungkinan melibatkan para hacker Iran. (Baca: Israel Diduga Biang Serangan Siber Bikin Pelabuhan Iran Kacau Total)
Otoritas berwenang Mitzpe Ramon dan Ramat Hasharon termasuk di antara pihak yang jadi korban serangan siber. Demikian pula dengan situs web cabang kedai kopi Cof, responden darurat United Hatzalah, dan situs web pribadi politisi Nitzan Horowitz yang bernasib serupa. Situs web sejumlah kelompok sayap kanan seperti Regavim, perusahaan elektronik Denmark; Bang & Olufsen, dan banyak perusahaan lainnya juga menjadi korban.
Situs web yang diretas menampilkan video kota Tel Aviv yang dibom dan pesan yang mengancam kehancuran negara Yahudi. Terlepas dari jumlah situs web yang diretas, para pakar keamanan siber mengatakan skala serangan itu relatif kecil karena semua diserang melalui satu titik akses.
Serangan itu terjadi ketika Iran bersiap memperingati Hari Quds yang jatuh pada hari Jumat (22/5/2020), sebuah peringatan tahunan yang ditandai dengan pidato, demonstrasi dan ancaman anti-Israel untuk membebaskan Yerusalem dari kontrol Israel.
Situs web yang ditargetkan menampilkan frasa dalam bahasa Ibrani dan Inggris; "Bersiaplah untuk kejutan besar" dan "Hitung mundur kehancuran Israel telah dimulai sejak lama". (Baca juga:Pertama Kalinya, Maskapai UEA Etihad Terbang ke Israel )