Demi Lebaran di Kampung, Pemudik Rela Naik Ojek Hindari Penyekatan di Kuningan
loading...
A
A
A
KUNINGAN - Demi bisa merayakan Idul Fitri di kampung halamannya, Fitri (36) rela merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya, dia rela mengeluarkan duit lebih untuk membayar ojek agar terhindari pos cek poin Tugu Ikan Sampora, Kuningan, Jawa Barat.
Ya, Fitri beserta dua anaknya semula menggunakan travel gelap dari Kabupaten Bekasi menuju ke wilayah Luragung, Kuningan. Untuk menghindari penyekatan, Fitri pun harus turun di salah satu rumah makan di wilayah Beber, Kabupaten Cirebon.
Baca juga: Antisipasi Pemudik Lolos Penyekatan, Ridwan Kamil: Jabar Siapkan 2.500 Ruang Isolasi
"Di sana turunnya, gimana lagi, takut diputar balik, ya mau gak mau saya harus turun seperti penumpang lainnya," kata dia sambil menunjuk salah satu rumah makan ketika berbincang dengan MNC Portal, Kamis (6/5/2021).
Fitri mengaku harus mengelurakan ongkos dua kali lipat agar bisa sampai ke rumahnya di wilayah Luragung. "Ongkosnya dari Bekasi saja bisa Rp 250 ribu, nah ini ojek Rp 150 ribu," kata Fitri lagi.
Lain Fitri lain juga yang dialami Ahmad (26). Ahmad mengaku menunggu sepupunya untuk menjemput dirinya di rumah makan seperti Fitri diturunkan. "Nunggu dijemput paka motor, kalau pake ojek mahal, dan jauh juga kan, jarak tempuh ke rumah bisa sampai satu jam," kata Ahmad.
Baca juga: Jelang Larangan Mudik, Jalur Pantura Cirebon Padat Pemudik Pakai Sepeda Motor
Ahmad mengaku pulang ke kampung halaman di wilayah Cigugur. Dirinya merantau di wilayah Jakarta Timur. "Tadi dari Jaktim, naik travel, tapi takut diputar balik, ya diturunin di sini," ungkap dia.
Ahmad mengaku tak mengantongi surat keterangan apapun, seperti surat bebas COVID-19 maupun hasil swab antigen, sehingga lebih memilih untuk turun dan jemput saudaranya.
"Takut aja, nanti pas diperiksa malah diputar balik, gagal deh mudiknya, mending gini nunggu deh, yang penting bisa mudik," beber dia.
Lihat Juga: Kembalikan Tas Pemudik Berisi Uang Rp100 Juta, Aiptu Supriyanto Diganjar Sekolah Perwira
Ya, Fitri beserta dua anaknya semula menggunakan travel gelap dari Kabupaten Bekasi menuju ke wilayah Luragung, Kuningan. Untuk menghindari penyekatan, Fitri pun harus turun di salah satu rumah makan di wilayah Beber, Kabupaten Cirebon.
Baca juga: Antisipasi Pemudik Lolos Penyekatan, Ridwan Kamil: Jabar Siapkan 2.500 Ruang Isolasi
"Di sana turunnya, gimana lagi, takut diputar balik, ya mau gak mau saya harus turun seperti penumpang lainnya," kata dia sambil menunjuk salah satu rumah makan ketika berbincang dengan MNC Portal, Kamis (6/5/2021).
Fitri mengaku harus mengelurakan ongkos dua kali lipat agar bisa sampai ke rumahnya di wilayah Luragung. "Ongkosnya dari Bekasi saja bisa Rp 250 ribu, nah ini ojek Rp 150 ribu," kata Fitri lagi.
Lain Fitri lain juga yang dialami Ahmad (26). Ahmad mengaku menunggu sepupunya untuk menjemput dirinya di rumah makan seperti Fitri diturunkan. "Nunggu dijemput paka motor, kalau pake ojek mahal, dan jauh juga kan, jarak tempuh ke rumah bisa sampai satu jam," kata Ahmad.
Baca juga: Jelang Larangan Mudik, Jalur Pantura Cirebon Padat Pemudik Pakai Sepeda Motor
Ahmad mengaku pulang ke kampung halaman di wilayah Cigugur. Dirinya merantau di wilayah Jakarta Timur. "Tadi dari Jaktim, naik travel, tapi takut diputar balik, ya diturunin di sini," ungkap dia.
Ahmad mengaku tak mengantongi surat keterangan apapun, seperti surat bebas COVID-19 maupun hasil swab antigen, sehingga lebih memilih untuk turun dan jemput saudaranya.
"Takut aja, nanti pas diperiksa malah diputar balik, gagal deh mudiknya, mending gini nunggu deh, yang penting bisa mudik," beber dia.
Lihat Juga: Kembalikan Tas Pemudik Berisi Uang Rp100 Juta, Aiptu Supriyanto Diganjar Sekolah Perwira
(msd)