Gibran Copot Lurah Terkait Pungli THR, Warga Gajahan Solo Protes

Selasa, 04 Mei 2021 - 15:34 WIB
loading...
Gibran Copot Lurah Terkait...
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat mengembalikan uang pada 145 pertokoan yang ada di Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (2/5/2021). Foto/MPI/Bramantyo
A A A
SOLO - Keputusan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mencopot Lurah Gajahan , Suparno karena diduga terlibat pungutan liar (pungli) ke 145 pedagang menunai protes dari warga Gajahan.

Baca juga: Gibran Keliling Toko Kembalikan Duit Pungli, Iwan Fals Sebut Cocok Maju 2024

Lurah Gajahan dicopot sejak Senin (3/5/2021) dan akan diproses Inspektorat serta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo untuk dilakukan pemeriksaan dan penjatuhan sanksi sesuai dengan PP 53.

Baca juga: 145 Toko Dipalak Lurah untuk THR, Wali Kota Gibran Sigap Mengembalikan

Gibran menegaskan akan mengecek di kelurahan lain. Sebab tak menutup kemungkinan, dugaan pungli serupa juga terjadi di kelurahan lain di Kota Solo. "Saya akan cek di kelurahan lain. apakah ada tindakan serupa ini juga terjadi. Ini saya mau cek lagi. Biasanya sudah ada satu ini, maka kelurahan lain akan bersuara," ungkapnya, dikutip Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Diduga Kerap Terima Pungli, Wali Kota Bobby Nasution Copot Lurah Sidorame Timur

Diketahui, Lurah Gajahan, Suparno diduga memerintahkan petugas Linmas untuk meminta uang sebagai pungutan zakat kepada pertokoan di kawasan Gajahan. Pungli dengan dalih THR ini di dalam suratnya tercantum zakat sodaqoh fitroh. Besaran pungli bervariasi mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000. Gibran pun mengembalikan uang yang dimintai dari 145 toko di kawasan Gajahan.

"Itu sudah menyalahi aturan. Lurah ikut tanda tangan itu makin salah. Jadi harus dicopot. Untuk proses selanjutnya saya serahkan pada inspektorat dan dinas terkait. Ini pun berlaku untuk para Camat," tegas Gibran.



Terpisah, sejumlah warga Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon menolak keputusan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang mencopot Lurah Gajahan, Suparno.

Warga pun memprotes keputusan Gibran tersebut memasang spanduk sebagai bentuk dukungan kepada Suparno di pagar Kantor Kelurahan Gajahan. Para warga juga berencana akan menemui Gibran untuk meminta supaya Suparno dapat bertugas kembali.

Sejumlah pemuda setempat juga mengumpulkan tanda tangan warga sebagai bentuk dukungan kepada Suparno. Puluhan warga turut menandatangani spanduk.

Saat ini spanduk tersebut sudah tidak terpasang di kantor kelurahan setelah dicopot petugas. Salah seorang warga, Joko Purwanto mengatakan bahwa sejumlah pemuda meminta dukungan dengan membawa spanduk untuk ditandatangani ke rumah-rumah warga.

"Soalnya orangnya baik kepada masyarakat. Masalah pungutan saya enggak pati anu. Tapi tahu-tahu ada pemecatan. Masyarakat enggak terima," kata Joko yang juga menjabat Ketua RT 001 RW 005 Gajahan, Selasa (4/5/2021).

Menurut dia, warga sekitar tidak tahu adanya pungutan liar yang dilakukan linmas dengan tanda tangan lurah setempat. "Sebenarnya Pak Lurah dua kali enggak mau teken. Tapi Ketua LPMK teken kan mau enggak mau teken," paparnya.

Dia menjelaskan pencopotan jabatan menjadi sandungan bagi Lurah Gajahan. Dia mengklaim lurah sering mau menombok untuk biaya mengurus sampah. Joko menambahkan, warga RW 007 Kelurahan Gajahan akan menemui Gibran dengan membawa tanda tangan warga. Warga berharap Suparno bisa melanjutkan tugas sebagai Lurah Gajahan.

Sementara itu, Suparno menjelaskan mengambil hikmah atas pencopotan jabatan yang dia alami. Dia tidak mendukung atas upaya dukungan warga kepadanya. "Warga ya nggak apa-apa. Bekerja bisa saja salah bisa benar. Pun mboten (tidak menyayangkan pencopotan). Saya salah," katanya.

Saat diminta konfirmasi apakah ada unsur paksaan saat diminta tanda tangan atau tidak. Dia menjawab untuk meminta konfirmasi ke dinas terkait. "Saya inginnya kondusif. Semua bisa bekerja dengan baik," paparnya.

Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryatmo meminta warga menyampaikan aspirasi dengan surat resmi supaya lebih terarah. Dia khawatir pemakaian spanduk bisa ditunggangi orang yang tidak bertanggung jawab.

"Ada beberapa MMT yang dipasang pemuda-pemuda di sana (warga Gajahan) intinya dengan adanya kejadian kemarin butuh kejelasan. Kami kumpulkan dan memberikan informasi mulai dari awal sampai akhir sehingga mereka menerima untuk menyampaikan aspirasi yang lebih terarah," katanya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0967 seconds (0.1#10.140)