UMI Bedah Buku 'Dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa'

Senin, 03 Mei 2021 - 19:30 WIB
loading...
UMI Bedah Buku Dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa
Bedah buku Perjalanan Panjang dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa di Masjid Nurul Iman lantai 10 Menara UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (3/5). Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar bedah buku "Perjalanan Panjang dari Padanglampe Merekonstruksi Karakter Bangsa" di Masjid Nurul Iman lantai 10 Menara UMI , Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (3/5).

Bedah buku yang dirangkaikan dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini sekaligus rangkaian menuju puncak perayaan milad UMI ke-67 pada 23 Juni 2021 mendatang.



Hadir dalam bedah buku tersebut sebagai narasumber di antaranya, Rektor UMI Prof Basri Modding, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Mansyur Ramly, Kepala LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin Daud, Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof Fathur Rokhman

Sedang pembahas yakni, Sekertaris Jendral Federation Islamic Medical Association (FIMA), Prof Abdul Rashid Abdul Rahman (Malaysia), Rektor Universitas Islam Sultan Agung Periode 2014-2018 Prof Anis Malik Thoha.

Kemudian, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an, Prof Nasaruddin Umar, Direktur PT Media Harian Fajar Faisal Syam.

Ketua tim penyusun buku, Prof Hattah saat memandu diskusi panel online dan ofline ini memberikan gambaran umum tentang cita-cita besar di balik kehadiran buku yang menyatukan keluarga besar UMI .

"Setidaknya ada beberapa hal terkait penggambaran di buku ini seperti Desa Padanglampe sebagai episentrum pengembangan karakter. Kemudian, ada transformasi pengembangan karakter Universitas Muslim Indonesia menjadi sebuah semangat untuk pengembangan yang sifatnya nasional. Juga memberikan gambaran transformasi pendidikan karakter di UMI dari hulu hingga hilir," ungkapnya.



Rektor UMI , Prof Basri Modding mengatakan, Pesantren Darul Mukhlis UMI Padanglampe adalah gambaran sederhana kehidupan masyarakat lingkup UMI secara umum.

"Intinya, kita ingin memperkenalkan bahwa di UMI itu ada Pesantren Padanglampe. Padanglampe merupakan produk program unggulan UMI dalam mendorong pendidikan karakter dalam menghasilkan luaran manusia yang ulul albab," kata guru besar FEB UMI ini.

"Untuk menghasilkan itu maka ada dua, yaitu ingin memadukan karakter moral, terdiri dari keimanan, ketakwaan, kejujuran dan rendah hati dengan karakter kinerja, yaitu kerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah dan tuntas," sambungnya.

Sementara itu, Kepala LLDikti Wilayah IX Prof Jasruddin mengaku, sejak mengenal dan mengetahui pendidikan karakter berbasis pencerahan kalbu pesantren yang dimiliki UMI ini, ia langsung tertarik.

"Saya mengenal Padanglampe tahun 2014 ketika anak saya di sana. Saya setiap hari Ahad saya ke sana. Sebagai seorang pendidik saya sangat sepakat dengan judul ini. Padanglampe ada satu praktek yang sangat cocok dianggap sebagai basis pendidikan karakter.



"Di sana mahasiswa akan didorong untuk mengembangkan karakternya menjadi manusia yang berkualitas sekaligus berakhlak mulia. Pendidikan karakter itu bukan sesuatu yang diajarkan tapi dikembangkan. Dan ini yang dilakukan di sana," jelasnya.

Menurutnya, salah satu program nasional milik Kemendikbud dan Ristek yakni merdeka belajar dan kampus merdeka bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna di masa depan.

“Sangat tepat momentum 2 Mei, sesuai tema nasional serentak merdeka belajar dan kampus merdeka bedah buku UMI ini. Program di Padanglampe sudah menerapkan merdeka belajar karena prioritaskan praktek dan pembentukan karakter,” jelasnya.

Dia juga memuji penerapan proses belajar di Pesantren Padanglampe. Apalagi saat ini lebih mengedepankan pada praktek pembentukan karakter. Bukan pada teori semata.

Padanglampe kata dia, satu praktek memberikan contoh menghidupkan pendidikan karakter. Karena pendidikan karakter bukan diajarkan karena dicontohkan.

“Pendidikan di Padanglampe tidak bersifat teoritis tapi praktek. Ini juga sejalan penerapan merdeka belajar dan kampus merdeka. Karena pendidikan karakter bukan diajarkan karena dicontohkan,” tutur guru besar UNM itu.



UMI yang dikenal dengan lembaga pendidikan sekaligus lembaga dakwah menyelenggarakan pendidikan karakter berbasis pesantren yang disebut dengan pencerahan kalbu.

“Pendidikan karakter di UMI menjadi bagian dari perwujudan obsesi para pendiri. Ada 4 kompetensi utama. Karakter unggul, penguasaan teknologi, Lidearship dan ketrampilan,” jelasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)