KLHK, dan BPPT Lakukan Rekayasa Hujan Buatan di Riau, Ada Apa?
loading...
A
A
A
"Rekayasa hujan ini hanya kita lakukan pada daerah tertentu saja, prioritas gambut dan ada awan hujannya. Angka 17,1 juta meterkubik air adalah hasil rekayasa hujan, jadi hujan alami di luar titik wilayah penyemaian tidak kita klaim. Jumlah ini cukup berhasil menaikkan Tinggi Muka Air Tanah atau TMAT dari level bahaya ke aman," jelas Basar.
Selain membasahi gambut sebagai aspek pencegahan, diharapkan dengan adanya tambahan pasokan air di kanal dan embung hasil dari rekayasa cuaca, akan memudahkan tim darat mendapatkan pasokan air untuk melakukan pemadaman bilamana terjadi kebakaran.
KLHK bersama dengan tim satgas lainnya dibantu para mitra, memprioritaskan rekayasa hujan di beberapa provinsi yang sangat rawan Karhutla seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan untuk wilayah Sumatera.
Rekayasa hujan dilakukan dengan pesawat Casa A-2107 milik TNI AU yang membawa garam dan menyemainya di sekitar awan hujan dengan ketinggian sekitar 10.000-12.000 feet.
Menyemai garam dengan mendekati awan jenis Cumulus memiliki resiko tinggi. Kru pesawat akan berusaha secepatnya menyemai garam dan tidak jarang harus berhadapan langsung dengan faktor cuaca yang sulit diprediksi.
Berdasarkan data satelit, jumlah hotspot di Provinsi Riau tanggal 1 Januari-20 Mei 2020, tercatat 271 titik dengan confident 80-100 persen. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu yang mencapai 503 titik. "Saat ini tidak terdata ada hotspot. Mudah-mudahan kita bisa menjaga dengan kerjasama tim yang solid," imbuhnya.
Selain membasahi gambut sebagai aspek pencegahan, diharapkan dengan adanya tambahan pasokan air di kanal dan embung hasil dari rekayasa cuaca, akan memudahkan tim darat mendapatkan pasokan air untuk melakukan pemadaman bilamana terjadi kebakaran.
KLHK bersama dengan tim satgas lainnya dibantu para mitra, memprioritaskan rekayasa hujan di beberapa provinsi yang sangat rawan Karhutla seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan untuk wilayah Sumatera.
Rekayasa hujan dilakukan dengan pesawat Casa A-2107 milik TNI AU yang membawa garam dan menyemainya di sekitar awan hujan dengan ketinggian sekitar 10.000-12.000 feet.
Menyemai garam dengan mendekati awan jenis Cumulus memiliki resiko tinggi. Kru pesawat akan berusaha secepatnya menyemai garam dan tidak jarang harus berhadapan langsung dengan faktor cuaca yang sulit diprediksi.
Berdasarkan data satelit, jumlah hotspot di Provinsi Riau tanggal 1 Januari-20 Mei 2020, tercatat 271 titik dengan confident 80-100 persen. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu yang mencapai 503 titik. "Saat ini tidak terdata ada hotspot. Mudah-mudahan kita bisa menjaga dengan kerjasama tim yang solid," imbuhnya.
(eyt)