Ada Larangan Mudik Lebaran, BI Yakin Konsumsi Tetap Naik
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur (Jatim) memprediksi, larangan mudik selama Lebaran 2021 tidak berpengaruh pada kenaikan konsumsi masyarakat. Ini ditandai sejumlah komoditas yang mengalami inflasi akibat permintaan tinggi.
KPBI Jatim memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II 2021 naik hingga 2-3%. Proyeksi kenaikan ini akibat tingginya daya beli masyarakat, terutama saat menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Prediksi kenaikan konsumsi itu, sudah memasukkan pertimbangan larangan mudik. Jadi kami tetap optimistis konsumsi akan naik," kata Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Satpol PP Diminta Tertibkan Pasar Tumpah Jalan Tanjungsari dan Pandegiling
Difi menambahkan, di momen lebaran tahun 2021 ini ekonomi Jatim akan lebih baik, dibanding lebaran tahun lalu. Pada lebaran tahun 2020 lalu ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sedangkan saat ini hanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
“Saya coba keliling hotel-hotel dan coba tanya, ternyata okupansi hotel sekarang ini sudah mulai bergairah. Artinya saat lebaran bisa jadi ekonomi Jatim akan terkerek naik," jelas Difi.
Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan II 2021 diprediksi meningkat dibanding triwulan I 2021. Namun, masih dalam rentang kisaran sasaran inflasi nasional. Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta pakaian dan alas kaki diperkirakan menjadi pendorong utama seiring peningkatan konsumsi masyarakat.
Baca juga: 2022, Pemprov Jawa Timur Fokus Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Selatan
Data Laporan Perekonomian Jawa Timur (Jatim) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) mencatat, rencana pembukaan kembali sekolah pada triwulan II 2021 diperkirakan memicu peningkatan konsumsi pada kelompok pakaian dan alas kaki. Pembukaan kembali aktivitas ekonomi juga menjadi pendorong perbaikan daya beli masyarakat yang diperkirakan terjadi pada triwulan I 2021.
Peningkatan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga didorong kenaikan harga rokok seiring kenaikan tarif cukai mulai awal tahun 2020 dan berpotensi kembali meningkat pada tahun 2021. “Selain itu momen hari besar keagamaan hari raya Idul Fitri juga diperkirakan akan memberikan tekanan pada inflasi volatile food,” tandas Difi.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
KPBI Jatim memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II 2021 naik hingga 2-3%. Proyeksi kenaikan ini akibat tingginya daya beli masyarakat, terutama saat menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Prediksi kenaikan konsumsi itu, sudah memasukkan pertimbangan larangan mudik. Jadi kami tetap optimistis konsumsi akan naik," kata Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Satpol PP Diminta Tertibkan Pasar Tumpah Jalan Tanjungsari dan Pandegiling
Difi menambahkan, di momen lebaran tahun 2021 ini ekonomi Jatim akan lebih baik, dibanding lebaran tahun lalu. Pada lebaran tahun 2020 lalu ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sedangkan saat ini hanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.
“Saya coba keliling hotel-hotel dan coba tanya, ternyata okupansi hotel sekarang ini sudah mulai bergairah. Artinya saat lebaran bisa jadi ekonomi Jatim akan terkerek naik," jelas Difi.
Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan II 2021 diprediksi meningkat dibanding triwulan I 2021. Namun, masih dalam rentang kisaran sasaran inflasi nasional. Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta pakaian dan alas kaki diperkirakan menjadi pendorong utama seiring peningkatan konsumsi masyarakat.
Baca juga: 2022, Pemprov Jawa Timur Fokus Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Selatan
Data Laporan Perekonomian Jawa Timur (Jatim) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) mencatat, rencana pembukaan kembali sekolah pada triwulan II 2021 diperkirakan memicu peningkatan konsumsi pada kelompok pakaian dan alas kaki. Pembukaan kembali aktivitas ekonomi juga menjadi pendorong perbaikan daya beli masyarakat yang diperkirakan terjadi pada triwulan I 2021.
Peningkatan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga didorong kenaikan harga rokok seiring kenaikan tarif cukai mulai awal tahun 2020 dan berpotensi kembali meningkat pada tahun 2021. “Selain itu momen hari besar keagamaan hari raya Idul Fitri juga diperkirakan akan memberikan tekanan pada inflasi volatile food,” tandas Difi.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
(msd)