Tak Dapat Kucuran Anggaran, Pertumbuhan RTH Makassar Berjalan Lambat
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pertumbuhan Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) di Kota Makassar masih sangat lambat. Diproyeksi tumbuh jauh di bawah 1% per tahun. Hal tersebut diakui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar .
Berdasarkan data luasan RTH Kota Makassar per 2020, total luasan RTH milik Pemkot dikalkulasi hanya sebesar 7,48% atau hanya sebanyak 14 km² yang tersebar dari total luasan Makassar sebesar 199,3 km² persegi.
Tak adanya anggaran pembebasan lahan membuat pertumbuhan RTH Kota Makassar sangat lambat. Apalagi beberapa tahun belakangan pertumbuhan menunjukkan tren negatif, jumlah RTH justru kian menyusut akibat adanya pertumbuhan proyek yang mengharuskan median dan lahan harus digunakan.
Kepala Bidang RTH DLH Kota Makassar, Bahar Chambolong mengatakan Makassar setidaknya secara bertahap harus menyediakan luasan lahan secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hanya saja, pemenuhan kebutuhan lahan di Kota Makassar cukup sulit lantaran hampir keselurahan sudutnya telah ditempati. Dia mengatakan untuk menyediakan 200 hektare saja diakui sangat tidak memungkinkan.
"Ini tumbuh sangat minim jauh di bawah 1% per tahun. Kalau sesuai regulasi itu kebutuhan kita sebenarnya yang harus disediakan 30% atau 20% untuk publik dan 10% untuk privat, nah persoalannya kita punya luas wilayah ini nda ada, bahkan untuk sampai 200 hektare saja tidak ada (lahan)," katanya.
Dirinya cukup berharap ada anggaran khusus yang dapat digunakan untuk menambah luasan lahan.
Lebih lanjut, meski penambahan diakui sangat sulit, untuk sementara pihaknya fokus untuk memperbanyak jalur hijau kota. Dimana penambahan pohon akan terus digenjot.
Hingga saat ini, total pohon milik Pemkot Makassar telah ada sebanyak 60.000 lebih.
"Kalau penghijauan kita sudah luar biasa kita punya di Kota Makassar. Kita sudah punya kurang lebih 60.000 pohon, sekarang kan kita tidak ada program penambahan lahan. Jadi kita itu fokus tanami saja median jalan," katanya.
Sebagai contoh, dengan adanya bantuan penambahan dari pihak kontraktor sebagai bentuk kompensasi median jalan, semisal di Jalan AP Pettarani dimana ada sebanyak 5.060 pohon di 14 kecamatan yang ditanam.
Selain itu, sebanyak 400 pot bunga dan perdu juga akan ditanam di sepanjang jalan di AP Pettarani menggantikan median jalan di sana.
"Jadi ini sebagai bentuk kompensasi, ada pot itu yang sekarang dipasang di bawah tol layang, nanti ditanami bunga juga dan perdu, jumlahnya ada sebanyak 400 pot total itu sampai ujung. Dan yang pohon itu di 14 kecamatan yang telah ditanami padahal yang dia kasi hilang itu di sepanjang Pettarani cuma sekitar 500 pohon yang dia tebang," jelasnya.
Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Makassar sebelumnya telah meminta agar ada anggaran khusus yang disisihkan untuk menambah luasan lahan RTH di Kota Makassar.
Minimnya pertumbuhan lahan menjadi alasan penganggaran untuk penyediaan lahan harus diadakan. Apalagi kata dia, cukup banyak lahan terbengkalai yang tidak diketahui statusnya.
"Karena teman-teman pengembang ini bilang pemerintah beli saja (lahannya). Karena kalau milik kita, itu terserah kita mau apakan," ujarnya.
Berdasarkan data luasan RTH Kota Makassar per 2020, total luasan RTH milik Pemkot dikalkulasi hanya sebesar 7,48% atau hanya sebanyak 14 km² yang tersebar dari total luasan Makassar sebesar 199,3 km² persegi.
Tak adanya anggaran pembebasan lahan membuat pertumbuhan RTH Kota Makassar sangat lambat. Apalagi beberapa tahun belakangan pertumbuhan menunjukkan tren negatif, jumlah RTH justru kian menyusut akibat adanya pertumbuhan proyek yang mengharuskan median dan lahan harus digunakan.
Kepala Bidang RTH DLH Kota Makassar, Bahar Chambolong mengatakan Makassar setidaknya secara bertahap harus menyediakan luasan lahan secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hanya saja, pemenuhan kebutuhan lahan di Kota Makassar cukup sulit lantaran hampir keselurahan sudutnya telah ditempati. Dia mengatakan untuk menyediakan 200 hektare saja diakui sangat tidak memungkinkan.
"Ini tumbuh sangat minim jauh di bawah 1% per tahun. Kalau sesuai regulasi itu kebutuhan kita sebenarnya yang harus disediakan 30% atau 20% untuk publik dan 10% untuk privat, nah persoalannya kita punya luas wilayah ini nda ada, bahkan untuk sampai 200 hektare saja tidak ada (lahan)," katanya.
Dirinya cukup berharap ada anggaran khusus yang dapat digunakan untuk menambah luasan lahan.
Lebih lanjut, meski penambahan diakui sangat sulit, untuk sementara pihaknya fokus untuk memperbanyak jalur hijau kota. Dimana penambahan pohon akan terus digenjot.
Hingga saat ini, total pohon milik Pemkot Makassar telah ada sebanyak 60.000 lebih.
"Kalau penghijauan kita sudah luar biasa kita punya di Kota Makassar. Kita sudah punya kurang lebih 60.000 pohon, sekarang kan kita tidak ada program penambahan lahan. Jadi kita itu fokus tanami saja median jalan," katanya.
Sebagai contoh, dengan adanya bantuan penambahan dari pihak kontraktor sebagai bentuk kompensasi median jalan, semisal di Jalan AP Pettarani dimana ada sebanyak 5.060 pohon di 14 kecamatan yang ditanam.
Selain itu, sebanyak 400 pot bunga dan perdu juga akan ditanam di sepanjang jalan di AP Pettarani menggantikan median jalan di sana.
"Jadi ini sebagai bentuk kompensasi, ada pot itu yang sekarang dipasang di bawah tol layang, nanti ditanami bunga juga dan perdu, jumlahnya ada sebanyak 400 pot total itu sampai ujung. Dan yang pohon itu di 14 kecamatan yang telah ditanami padahal yang dia kasi hilang itu di sepanjang Pettarani cuma sekitar 500 pohon yang dia tebang," jelasnya.
Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Makassar sebelumnya telah meminta agar ada anggaran khusus yang disisihkan untuk menambah luasan lahan RTH di Kota Makassar.
Minimnya pertumbuhan lahan menjadi alasan penganggaran untuk penyediaan lahan harus diadakan. Apalagi kata dia, cukup banyak lahan terbengkalai yang tidak diketahui statusnya.
"Karena teman-teman pengembang ini bilang pemerintah beli saja (lahannya). Karena kalau milik kita, itu terserah kita mau apakan," ujarnya.
(agn)