DLH Makassar Tanam 600 Pohon Hadirkan Jalur Hijau
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar telah menanam 600 pohon jenis tabebuya di sepanjang ruas Jalan Perintis Kemerdekaan hingga Jalan Dr Leimena sejak tahun 2020.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) DLH Kota Makassar , Bahar Chambolong memproyeksi pohon-pohon tersebut akan berbunga dalam tiga tahun ke depan. Harapannya, bisa menambah luasan capaian RTH di Kota Makassar dengan menhadirkan jalur hijau.
Penanaman pohon tabebuya tersebut diketahui dikerjasamakan dengan pihak swasta melalui dana CSR. Dengan rincian, sebanyak 200 tabebuya merah muda ditanam di median Jalan Perintis-Laimena. Sementara 400 tabebuya Kuning ditanam di Jalan Perintis mulai dari M'Tos hingga Unhas.
Bahar melanjutkan, pohon itu nantinya diharapkan menjadi daya tarik masyarakat. Sebab, bunganya bakal berwarna. Bahkan digadang-gadang mirip dengan bunga sakura asal Jepang.
"Jadi nanti sekitar tiga tahun ke depan itu baru berbunga. Kita tanam di tengahnya itu tembusan baru yang Jalan Tembusan Lameina ada 200, dan ada juga 400 kita tanam dari depan M'Tos sampai pintu satunya Unhas. Di sana sudah ada sedikit bunganya," urai dia.
Dia menambahkan, pada tahap awal tersebut pihaknya masih menyimpan pohon tabebuya untuk dijadikan cadangan. Jika sepanjang dua ruas jalan tersebut ada yang mati. "Jadi dia nanti bagus karena satu ragam nanti dia di sana itu," tutur Bahar.
Jika penanaman ratusan pohon tabebuya berhasil, maka tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan penanaman lain di sejumlah wilayah di Makassar. “Nah, ini kita lihat dulu mungkin bisa ditambah lagi," ucapnya.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian dan Kemitraan RTH DLH Kota Makassar , Novi Narilla mengaku, perlu adanya penambahan kembali jalur hijau kota. Pasalnya, kehadirannya berkurang. Seperti di ruas Jalan AP Pettarani efek dari pembangunan proyek tol layang.
Di mana di media jalan tersebut sebelumnya, banyak pohon yang dihilangkan karena pembangunan tol. Kondisi ini dianggap bisa ikut mengurangi luasan capaian RTH di Kota Makassar.
"Sebenarnya kalau mau hitung RTH itu dilihat luasan lahannya. Kalau jalur hijau memang ada pengurangan, karena jalur median di Pettarani itu hilang tidak ada lagi RTH-nya," sebut Novi.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) DLH Kota Makassar , Bahar Chambolong memproyeksi pohon-pohon tersebut akan berbunga dalam tiga tahun ke depan. Harapannya, bisa menambah luasan capaian RTH di Kota Makassar dengan menhadirkan jalur hijau.
Penanaman pohon tabebuya tersebut diketahui dikerjasamakan dengan pihak swasta melalui dana CSR. Dengan rincian, sebanyak 200 tabebuya merah muda ditanam di median Jalan Perintis-Laimena. Sementara 400 tabebuya Kuning ditanam di Jalan Perintis mulai dari M'Tos hingga Unhas.
Bahar melanjutkan, pohon itu nantinya diharapkan menjadi daya tarik masyarakat. Sebab, bunganya bakal berwarna. Bahkan digadang-gadang mirip dengan bunga sakura asal Jepang.
"Jadi nanti sekitar tiga tahun ke depan itu baru berbunga. Kita tanam di tengahnya itu tembusan baru yang Jalan Tembusan Lameina ada 200, dan ada juga 400 kita tanam dari depan M'Tos sampai pintu satunya Unhas. Di sana sudah ada sedikit bunganya," urai dia.
Dia menambahkan, pada tahap awal tersebut pihaknya masih menyimpan pohon tabebuya untuk dijadikan cadangan. Jika sepanjang dua ruas jalan tersebut ada yang mati. "Jadi dia nanti bagus karena satu ragam nanti dia di sana itu," tutur Bahar.
Jika penanaman ratusan pohon tabebuya berhasil, maka tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan penanaman lain di sejumlah wilayah di Makassar. “Nah, ini kita lihat dulu mungkin bisa ditambah lagi," ucapnya.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian dan Kemitraan RTH DLH Kota Makassar , Novi Narilla mengaku, perlu adanya penambahan kembali jalur hijau kota. Pasalnya, kehadirannya berkurang. Seperti di ruas Jalan AP Pettarani efek dari pembangunan proyek tol layang.
Di mana di media jalan tersebut sebelumnya, banyak pohon yang dihilangkan karena pembangunan tol. Kondisi ini dianggap bisa ikut mengurangi luasan capaian RTH di Kota Makassar.
"Sebenarnya kalau mau hitung RTH itu dilihat luasan lahannya. Kalau jalur hijau memang ada pengurangan, karena jalur median di Pettarani itu hilang tidak ada lagi RTH-nya," sebut Novi.
(luq)