Banjir Bandang di Adonara NTT, Ratusan Rumah Hancur dan 4 Kecamatan Terisolir
loading...
A
A
A
FLORES TIMUR - Ratusan rumah warga hancur akibat banjir bandang yang menerjang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) dini hari. Warga di lokasi bencana sangat membutuhkan bantuan, karena akses jalan terputus total.
Salah satu warga Desa Waiburak, Anton Dias mengaku, rumahnya hancur disapu banjir bandang . "Warga di desa kami tujuh orang meninggal dunia, dan yang lainnya masih hilang," ungkapnya.
Sementara dalam siaran pers tertulisnya, BNPB menyebutkan, cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja, masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. Beberapa bencana yang terjadi akhir pekan lalu memicu pengungsian lebih dari 8.000 warga setempat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Senin (5/4/2021) malam pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 kepala keluarga atau 8.424 warga mengungsi , serta 1.083 kepala keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak.
Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256.
Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor. Sebanyak 128 orang meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Salah satu warga Desa Waiburak, Anton Dias mengaku, rumahnya hancur disapu banjir bandang . "Warga di desa kami tujuh orang meninggal dunia, dan yang lainnya masih hilang," ungkapnya.
Sementara dalam siaran pers tertulisnya, BNPB menyebutkan, cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja, masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. Beberapa bencana yang terjadi akhir pekan lalu memicu pengungsian lebih dari 8.000 warga setempat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Senin (5/4/2021) malam pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 kepala keluarga atau 8.424 warga mengungsi , serta 1.083 kepala keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak.
Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT. Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256.
Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor. Sebanyak 128 orang meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.