50 Persen Guru dan Kepala Sekolah di Makassar Bakal Dimutasi

Senin, 05 April 2021 - 07:44 WIB
loading...
A A A
"Ini disebabkan kesenjangan capaian belajar, terutama dengan anak yang memiliki ekonomi sosial menengah ke bawah yang tidak sempat mendapatkan akses akibat tidak adanya alat," jelasnya.



Tak hanya kualitas, Nielma juga mengaku hal ini berdampak dengan meningkatnya jumlah anak yang putus sekolah . Siswa yang kurang mampu cenderung absen mengikuti pembelajaran akibat tak adanya peranti ataupun biaya untuk membeli kuota akses.

"Ini dampak pembelajaran jarak jauh yah, dampaknya itu ancaman putus sekolah , karena anak harus bekerja. Risiko putus sekolahnya karena membantu orang tua bekerja. Kita lihat banyak anak-anak di jalan, mereka tidak punya sarana, misalkan handphone, orang tua sudah tidak mampu, sudah di-PHK, akhirnya tidak bisa belajar secara daring dan akhirnya ke jalan," ucapnya.

Sekolah harus mempu menyediakan pembelajaran yang inovatif sebagai solusi, semisal menggunakan alat peraga atau animasi dalam pembelajaran daring untuk memastikan konsentrasi anak tetap tertuju ke pelajaran.

"Upayanya supaya tidak turun, yah harus inovatif. bagaimana supaya diperhatikan, guru ini harus inovatif. Ada ruang guru, ada seri bimtek daring, ada seri webinar kemudian penyediaan kuota gratis. Belajar dari rumah di TVRI pemerintah sudah disiapkan. Ini perlu cara kreatif juga. Jadi guru juga kasih pembelajaran itu harus inovatif semisal kasi animasi, supaya menarik," ungkapnya.

(agn)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)