50 Persen Guru dan Kepala Sekolah di Makassar Bakal Dimutasi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berencana memutasi 50% lebih guru-guru dan kepala sekolah (kasek) di Kota Makassar.
Hal ini menyikapi isu menurunnya kualitas pendidikan di Kota Makassar pascaaudit BPK 2020 lalu. Danny menilai, penyebab utama menurunnya kualitas tersebut adalah akibat minimnya profesionalitas di bidang pendidikan.
"Memang, ini bukan lagi mundur tapi hancur. Sogok di mana-mana. Saya lihat kemarin di Hari Kebudayaan, justru pendidikan keagamaan yang vertikal tidak dalam penanganan pemkot. Justru banyak kepala sekolah tidak pakai baju adat saya lihat. Ini kan tanda kehancuran mental, dan saya pasti segera bersihkan," ujarnya.
Danny mengatakan, kerap mendapatkan laporan langsung dari masyarakat terkait masalah pendidikan, hal ini menurutnya harus dirombak secara keseluruhan untuk memastikan guru-guru dan kepala sekolah yang tidak produktif dipangkas.
"Oh banyak itu. Saya tidak tahu bagaimana, tapi laporan masyarakat itu guru-guru yang suka memberatkan orang tua murid, yang suka menyogok di dalam memakai dana di dalam untuk kepentingan pribadi. Bahkan pergi senang-senang, masuk semua ke saya, termasuk agen politik apa semua. Saya kira kita harus total. Lebih dari 50% dirombak," paparnya.
Danny juga memastikan segera mungkin melakukan job fit setelah mutasi dilakukan, sehingga posisi yang kosong dapat secepatnya terpenuhi.
"Nanti ada job fit. Mutasi dulu, yang rantasa-rantasa dimutasi dulu. Baru kita job fit. Maksudnya begini, pemberhentian dulu beberapa itu, baru kita job fit. Kekosongan itu kita job fit," tandasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Nielma Palamba membenarkan adanya penurunan kualitas pendidikan , termasuk dalam setahun terakhir pascapembelajaran daring diberlakukan.
Diakuinya, ada perbedaan sarana akses dan kualitas pembelajaran selama pandemi dan sebelum, sehingga capaian jelas akan berbeda.
Hal ini menyikapi isu menurunnya kualitas pendidikan di Kota Makassar pascaaudit BPK 2020 lalu. Danny menilai, penyebab utama menurunnya kualitas tersebut adalah akibat minimnya profesionalitas di bidang pendidikan.
"Memang, ini bukan lagi mundur tapi hancur. Sogok di mana-mana. Saya lihat kemarin di Hari Kebudayaan, justru pendidikan keagamaan yang vertikal tidak dalam penanganan pemkot. Justru banyak kepala sekolah tidak pakai baju adat saya lihat. Ini kan tanda kehancuran mental, dan saya pasti segera bersihkan," ujarnya.
Danny mengatakan, kerap mendapatkan laporan langsung dari masyarakat terkait masalah pendidikan, hal ini menurutnya harus dirombak secara keseluruhan untuk memastikan guru-guru dan kepala sekolah yang tidak produktif dipangkas.
"Oh banyak itu. Saya tidak tahu bagaimana, tapi laporan masyarakat itu guru-guru yang suka memberatkan orang tua murid, yang suka menyogok di dalam memakai dana di dalam untuk kepentingan pribadi. Bahkan pergi senang-senang, masuk semua ke saya, termasuk agen politik apa semua. Saya kira kita harus total. Lebih dari 50% dirombak," paparnya.
Danny juga memastikan segera mungkin melakukan job fit setelah mutasi dilakukan, sehingga posisi yang kosong dapat secepatnya terpenuhi.
"Nanti ada job fit. Mutasi dulu, yang rantasa-rantasa dimutasi dulu. Baru kita job fit. Maksudnya begini, pemberhentian dulu beberapa itu, baru kita job fit. Kekosongan itu kita job fit," tandasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Nielma Palamba membenarkan adanya penurunan kualitas pendidikan , termasuk dalam setahun terakhir pascapembelajaran daring diberlakukan.
Diakuinya, ada perbedaan sarana akses dan kualitas pembelajaran selama pandemi dan sebelum, sehingga capaian jelas akan berbeda.