Amran Mahmud Jadikan Momen Hari Jadi Wajo ke-622 sebagai Refleksi Kinerja

Senin, 29 Maret 2021 - 17:08 WIB
loading...
Amran Mahmud Jadikan...
Suasana peringatan hari jadi Kabupaten Wajo ke-622 di kantor DPRD Wajo, Senin (29/2/2021). Foto: SINDOnews/Reza Pahlevi
A A A
WAJO - Amran Mahmmud mengurai sejumlah persoalan yang dia hadapi selama menjadi Bupati Wajo dalam puncak peringatan hari jadi Kabupaten Wajo (HJW) ke-622, Senin (29/3/2021).

"Berbagai persoalan dihadapi, sejak tahun 2019, awal dilantik menjadi Bupati Wajo , berbagai macam persoalan langsung kami hadapi, defisit Rp67,6 miliar rupiah dan banjir yang melanda Kabupaten Wajo," ujarnya.



Tidak sampai di situ, memasuki tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda seluruh wilayah sehingga dampaknya masih terasa hingga kini. Semua persoalan itu kata Amran dapat diatasi bersama, dengan berbagai langkah antisipatif, strategis dan komprehensif.

Kinerja pembangunan daerah yang meningkat, kata Amran dapat dilihat dari perkembangan kondisi ekonomi makro Kabupaten Wajo selama dua tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Wajo kata dia juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2018 yang hanya tumbuh sebesar 1,08%, sementara tahun 2019 meningkat menjadi 4,06%.

"Tahun 2019 kami berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wajo sebesar 4,06%, meski tahun 2020 pertumbuhan ekonomi melambat 1,17%, namun semua itu tak lain akibat dampak pandemi Covid-19 ," katanya.

Menurut Amran, pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada tiga sektor yang mampu merangsang pertumbuhan ekonomi di Wajo, yakni pertanian, perdagangan dan konstruksi.



Fluktuasi pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh pada pendapatan perkapita Kabupaten Wajo, di mana pada tahun 2018 pendapatan perkapita sebesar Rp47,15 juta rupiah meningkat menjadi Rp49,87 juta rupiah, walaupun lagi-lagi Covid-19 memaksa pendapatan perkapita di tahun2020 turun ke angka Rp49,58 juta rupiah.

Kondisi pelambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan pendapatan perkapita di tengah pandemi Covid-19 kata Amran juga menambah tingkat kemiskinan di tahun 2020 sebesar 0,04% menjadi 6,95%.

"Tahun 2019 kami berhasil menekan angka kemiskinan sebesar 0,59%, dari 7,5% menjadi 6,91%. Walau kembali meningkat akibat Covid-19 , namun tingkat kemiskinan Kabupaten Wajo lebih baik dibandingkan capaian nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan," jelasnya.

Selain itu, Covid-19 juga mempengaruhi kinerja pemerintah pada penanganan pengangguran . Di tahun 2019 pemerintah berhasil menekan tingkat pengangguran, sebab pada tahun 2018 angka pengangguran mencapai 3,79%. Sementara di tahun 2019, melalui program 1.000 enterpreneur, angka pengangguran turun menjadi 3,30%.



Sayangnya di tahun 2020 pemerintah kata Amran, tak mampu membendung peningkatan angka pengangguran akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah guna mengatasi penularan Covid-19 .

"Tahun 2020 angka pengangguran meningkat lagi menjadi sebesar 69,15%. Peringatan HJW 622 ini, menjadi momentum evaluasi dan tonggak pergerakan perubahan untuk berbuat yang lebih baik lagi ke depan, khususnya dalam mewujudkan tatanan kehidupan normal baru menuju Wajo maju dan sejahtera," tandasnya.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2350 seconds (0.1#10.140)