Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun
loading...
A
A
A
SIMALUNGUN - Masyarakat Kabupaten Simalungun memiliki banyak budaya yang hingga saat ini masih dijaga kelestariannya, termasuk sejumlah tari-tarian khas daerah yang masih ditampilkan dalam berbagai kegiatan di tengah masyarakat.
Salah satu tarian khas atau disebut tortor yang masih ditampilkan dalam kegiatan masyarakat di kabupaten Simalungun adalah tortor Sombah.
Walaupun secara fisik tortor Sombah merupakan tarian, namun makna yang lebih dalam dari gerakan-gerakkannya menunjukkan bahwa tortor yang ditampilkan adalah sebuah bentuk penghormatan dalam menyambut tamu-tamu, dan kerabat dekat.
Pada zaman dahulu atau pada masa kerajaan di Kabupaten Simalungun, Tortor Sombah dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu raja maupun rombongannya.
Bila Tortor yang ditampilkan para gadis rupawan dan para pria tampan selesai ditampilkan, baru tarian yang lain dapat disuguhkan raja.
Pesona para penari membuat para tamu raja dan rombongan merasa senang dan disanjung dengan disambut Tortor Sombah. Tortor Sombah ini telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat dengan istilah “sembah”.
Secara umum, posisi menyembah ini diperlihatkan dua lakon, pertama badan berdiri dengan posisi kepala menunduk (unduk), telapak tangan terbuka dan dirapatkan serta di taruh di depan wajah yang menunduk serta badan (torso) sedikit condong (membungkuk ke depan).
Selanjutnya, badan membungkuk total, kedua telapak tangan terbuka dan ditaruh di depan kepala serta kepala menunduk sehingga lakon yang tampak cenderung ’seolah-olah mencium’ tanah.
Kini Tortor Sombah masih tetap ditampilkan menyambut tamu-tamu penting baik di instansi pemerintah, dan pihak swasta lainnya.
Salah satu tarian khas atau disebut tortor yang masih ditampilkan dalam kegiatan masyarakat di kabupaten Simalungun adalah tortor Sombah.
Walaupun secara fisik tortor Sombah merupakan tarian, namun makna yang lebih dalam dari gerakan-gerakkannya menunjukkan bahwa tortor yang ditampilkan adalah sebuah bentuk penghormatan dalam menyambut tamu-tamu, dan kerabat dekat.
Pada zaman dahulu atau pada masa kerajaan di Kabupaten Simalungun, Tortor Sombah dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu raja maupun rombongannya.
Bila Tortor yang ditampilkan para gadis rupawan dan para pria tampan selesai ditampilkan, baru tarian yang lain dapat disuguhkan raja.
Pesona para penari membuat para tamu raja dan rombongan merasa senang dan disanjung dengan disambut Tortor Sombah. Tortor Sombah ini telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat dengan istilah “sembah”.
Secara umum, posisi menyembah ini diperlihatkan dua lakon, pertama badan berdiri dengan posisi kepala menunduk (unduk), telapak tangan terbuka dan dirapatkan serta di taruh di depan wajah yang menunduk serta badan (torso) sedikit condong (membungkuk ke depan).
Selanjutnya, badan membungkuk total, kedua telapak tangan terbuka dan ditaruh di depan kepala serta kepala menunduk sehingga lakon yang tampak cenderung ’seolah-olah mencium’ tanah.
Kini Tortor Sombah masih tetap ditampilkan menyambut tamu-tamu penting baik di instansi pemerintah, dan pihak swasta lainnya.