Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun

Sabtu, 27 Maret 2021 - 05:00 WIB
loading...
Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun
Sejumlah penari mempertunjukan Tortor Sombah menyambut tamu yang datang ke Kabupaten Simalungun. Foto/Ist
A A A
SIMALUNGUN - Masyarakat Kabupaten Simalungun memiliki banyak budaya yang hingga saat ini masih dijaga kelestariannya, termasuk sejumlah tari-tarian khas daerah yang masih ditampilkan dalam berbagai kegiatan di tengah masyarakat.

Salah satu tarian khas atau disebut tortor yang masih ditampilkan dalam kegiatan masyarakat di kabupaten Simalungun adalah tortor Sombah.

Walaupun secara fisik tortor Sombah merupakan tarian, namun makna yang lebih dalam dari gerakan-gerakkannya menunjukkan bahwa tortor yang ditampilkan adalah sebuah bentuk penghormatan dalam menyambut tamu-tamu, dan kerabat dekat.

Pada zaman dahulu atau pada masa kerajaan di Kabupaten Simalungun, Tortor Sombah dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu raja maupun rombongannya.

Bila Tortor yang ditampilkan para gadis rupawan dan para pria tampan selesai ditampilkan, baru tarian yang lain dapat disuguhkan raja.

Pesona para penari membuat para tamu raja dan rombongan merasa senang dan disanjung dengan disambut Tortor Sombah. Tortor Sombah ini telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat dengan istilah “sembah”.

Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun


Secara umum, posisi menyembah ini diperlihatkan dua lakon, pertama badan berdiri dengan posisi kepala menunduk (unduk), telapak tangan terbuka dan dirapatkan serta di taruh di depan wajah yang menunduk serta badan (torso) sedikit condong (membungkuk ke depan).

Selanjutnya, badan membungkuk total, kedua telapak tangan terbuka dan ditaruh di depan kepala serta kepala menunduk sehingga lakon yang tampak cenderung ’seolah-olah mencium’ tanah.

Kini Tortor Sombah masih tetap ditampilkan menyambut tamu-tamu penting baik di instansi pemerintah, dan pihak swasta lainnya.

Tamu penting yang disambut akan diperlakukan penyambutannya seperti seorang raja oleh para penari.

Tortor Sombah asal Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara sudah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat melalui Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2019 silam.

Penghargaan itu berupa ditetapkannya Tortor Sombah sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia. Pemberian penghargaan berlangsung di sela Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, 7-13 Oktober 2019.

Penghargaan diberikan Menteri Dalam Negeri kala itu dijabat Tjahjo Kumolo, didampingi Menteri Penddidikan dan Kebudayaan, masih dijabat Muhajir Effendi kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Utara, Sabrina.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Simalungun Resman Saragih mengatakan, Tortor Sombah adalah tarian Simalungun yang paling sakral sebab fungsinya sebagai tari upacara buat menyambut para tamu raja
pada dahulu kala. Dan rangkaian tarian ini berpasangan antara seorang laki dan wanita.

Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun


" Pada mulanya, tarian Tortor Sombah ini, tidak memiliki gerakan yang tetap. Hanya memiliki gerakan Sombah,dan motif gerakannya, sama dengan fungsinya sendiri, dimana sang penari saat tamu datang , menari dengan melakukan gerakan Sombah," sebut Resman.

Selanjutnya, perlahan-lahan turun sambil membersihkan diri. Kemudian dengan melakukan gerakan membersihkan lingkungan , sambil menunggu tamu menerima bentuk penghormatan, dengan cara manogu atau
mempersilahkan tamu melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Cak Durasim dan Kidung Perlawanan Terhadap Jepang

Adapun iringan musiknya Tortor Sombah seyogianya menggunakan gual parahot-parahot atau gual rambing-rambing dan menggunakan alat musik Gonrang Sipitu-Pitu, Ogung, Mingmong, Sarunei dan Sitalasayak.

Tortor Sombah, Pesona Penari Sambut Tamu Raja yang Masih Lestari di Simalungun


Resman berharap dengan ditetapkannya Tortor Sombah sebagai warisan buda tak benda di Indonesia terus dilestarikan dengan menjadikannya salah satu kegiatan ekstra kulikuler di sekolah-sekolah.

Baca juga: Ratu Zaleha, Cucu Pangeran Antasari yang Tangguh Melawan Belanda

"Masyarakat Simalungun bangga salah satu tarian khas daerah Tortor Sombah, dijadikan warisan budaya tak benda oleh pemerintah, saya berharap budaya daerah seperti tortor Sombah bisa menjadi salah satu kegiatan ekstra kulikuler di sekolah sebagai salah satu upaya melestarikannya," sebut Resman.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1867 seconds (0.1#10.140)