Hadiri Pesta Tapai di Pesisir Batubara, Kapolres Salurkan Bantuan Kapolda
loading...
A
A
A
"Pada jaman itu, nenek moyang kami berjualan menggunakan lampu panjut (obor), karena pada masa itu belum ada listrik, dan sekarang kamilah sebagai penerusnya akan terus menjaga tradisi ini," ulas Maimunah.
"Ketika masuk Ramadhan kami sudah punya bekal untuk beli buka'an puasa, dari hasil jualan tapai dan lemang, berharap di bulan Ramadhan bisa khusuk menjalankan Ibadah Puasa," terang Maimunah.
Maimunah juga mengakui kalau omzet penjualan di masa pandemi COVID-19 jauh berkurang, bahkan menurun sampai 30-40 persen. Namun semua itu tetap dia syukuri sebagai anugerah dari Tuhan.
Satu bungkus tapai yang berisi lima buah tapai dijual dengan harga Rp5 ribu, satu batang lemang Rp15 ribu, "Kami berjualan pukul 15.00-22.00.WIB. Kalau lagi ramai bisa dapat untung Rp75 ribu-100 ribu, lumayan untuk bantu belanja," ungkap Munah polos.
Dia berharap Pemkab Batubara, bersedia memberikan bantuan modal untuk berjualan para pedagang tapai dan lemang ini. "Kami juga butuh bantuan untuk publikasi, agar semakin banyak pembeli yang datang," tuturnya.
"Ketika masuk Ramadhan kami sudah punya bekal untuk beli buka'an puasa, dari hasil jualan tapai dan lemang, berharap di bulan Ramadhan bisa khusuk menjalankan Ibadah Puasa," terang Maimunah.
Maimunah juga mengakui kalau omzet penjualan di masa pandemi COVID-19 jauh berkurang, bahkan menurun sampai 30-40 persen. Namun semua itu tetap dia syukuri sebagai anugerah dari Tuhan.
Satu bungkus tapai yang berisi lima buah tapai dijual dengan harga Rp5 ribu, satu batang lemang Rp15 ribu, "Kami berjualan pukul 15.00-22.00.WIB. Kalau lagi ramai bisa dapat untung Rp75 ribu-100 ribu, lumayan untuk bantu belanja," ungkap Munah polos.
Dia berharap Pemkab Batubara, bersedia memberikan bantuan modal untuk berjualan para pedagang tapai dan lemang ini. "Kami juga butuh bantuan untuk publikasi, agar semakin banyak pembeli yang datang," tuturnya.
(eyt)