Heboh, Air dan Api Bisa Menyatu di Lereng Gunung Lawu Bikin Gempar

Minggu, 21 Maret 2021 - 17:37 WIB
loading...
Heboh, Air dan Api Bisa Menyatu di Lereng Gunung Lawu Bikin Gempar
Istri Bupati Karanganyar Siti Khomsiyah bersama warga mendatangi air api di Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar, Minggu (21/3/2021). Foto/Okezone/Bramantyo
A A A
KARANGANYAR - Api dan air biasanya tak bisa bersatu. Nyala api selalu padam bila terkena air. Namun lain halnya fenomena alam di Dusun Dukuh, Desa Krendowahono, Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca juga: Gempar, Kok Bisa Banjir Landa Tawangmangu Lereng Gunung Lawu, Ini Penjelasannya

Di lokasi yang terletak di lereng Gunung Lawu api dan air justru mampu bersatu di satu titik yang sama. Munculnya fenomena alam yang menggemparkan ini dalam sekejap mengundang warga masyarakat dari luar dusun berbondong-bondong datang ketempat ajaib tersebut.

Baca juga: Api Abadi Mrapen Padam, Disinyalir akibat Pengeboran Ilegal

Meskipun, jalan menuju kelokasi dimana api dan air bisa menyatu itu tidaklah mulus. Akses menuju kelokasi tersebut berupa jalan yang menurun cukup tajam.

Heboh, Air dan Api Bisa Menyatu di Lereng Gunung Lawu Bikin Gempar


Selain licin dan berlumut, jalan desa itu hanya muat dilalui satu kendaraan. Dan kendaraan lain yang kebetulan berpapasan terpaksa harus mengalah.

Saat MNC Portal Indonesia tiba, di lokasi sudah dipenuhi warga sekitar. Bahkan istri Bupati Karanganyar Siti Khomsiyah yang juga anggota DPRD sudah ada dilokasi tersebut.

Heboh, Air dan Api Bisa Menyatu di Lereng Gunung Lawu Bikin Gempar


Karena penasaran, istri orang nomer satu di Kabupaten yang terletak di lereng Gunung Lawu inipun mencoba mematikan api yang menyala diatas air, dan api itupun berhasil dipadamkan.

"Saya nyalakan lagi ya apinya," ucap Siti Khomsiyah sambil menyalakan korek gas dan mendekatkan pada pipa air, dan apipun menyala kembali, Minggu (21/3/2021).

Menurut Siti Khomsiyah, fenomena alam ini ditemukan tak terduga. Dari keterangan Kepala Desa Krendowahono, sumur ini dulunya bekas sumur bor bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada September 2019.

"Daerah ini setiap musim kemarau selalu kesulitan air bersih. Kemudian, desa ini mendapatkan bantuan pembuatan sumur untuk mengatasi kesulitan warga mendapatkan air. Sehingga sering mendapatkan droping air," paparnya.

Setelah dibor hingga kedalaman 120 meter, air pun keluar dari lokasi tersebut. Namun, karena air yang keluar rasanya cukup asin, akhirnya sumur yang sudah dibor ini ditinggalkan warga begitu saja.

Kemudian, ungkap Siti, diawal Januari 2020, masyarakat setempat kembali mengecek bekas lokasi sumur bantuan dari Baznas tersebut.

Wargapun keheranan, ternyata pipa plaron yang sudah tersambung itu tetap mengeluarkan air. Wargapun kemudian mengikuti arah pipa paralon tersebut. Dan ternyata, pipa itu mengarah pada sumur sudah digali.



"Malam harinya pak Kades dan beberapa pemuda desa, melakukan penelusuran pipa plaron. Karena kondisinya malam hari dan tidak ada penerangan, dinyalakanlah korek api. Ternyata saat didekatkan di air malah menyala. Kemungkinan ada gasnya. Dan oleh warga dicoba untuk memasak telur juga matang," ujarnya.

Sejak saat itulah, fenomena alam yang akhirnya diberi nama oleh istri Bupati Karanganyar, Air Berapi Dukuh ini mulai diserbu warga yang merasa penasaran dan ingin melihat keajaiban alam.

Apalagi, ungkap Siti, warga setempat juga menyakini air tersebut bisa digunakan untuk obat. Setelah secara tak sengaja, anak pak Kades yang memiliki alergi di kulit, bisa sembuh setelah beberapa kali kakaknya dibasuh dengan menggunakan air tersebut.

"Salah satunya testimoni dari putra pak Lurah yang punya alergi di kulit. Setelah beberapa kali dibasuh dengan air tersebut alerginya hilang dan sembuh. Ini merupakan berkah bagi warga disini selain dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Semoga kedepannya bisa dijadikan wisata untuk terapi," harapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Desa Krendowahono Syarif Hidayat mengatakan hasil penelitian sementara, kondisi air di lokasi tersebut, di kedalaman mulai 100 meter airnya mengandung gas dan belerang.

Menyangkut rumor yang berkembang bila mata air ini menyambung ke pantai Selatan itu tidak benar. Menurut hasil penelitian dari Litbangdas Solo dan Ciamis, lokasi dimana fenomena itu terjadi merupakan titik pertemuan Sungai Dayu dengan Bledug Kuwu.

"Kalau tersambung ke pantai selatan, tidak juga. Dari hasil penelitian para ahli, lokasi ini merupakan titik pertemuan antara air asin yang berasal dari Sungai Dayu dan gas dari Blegug Kuwu. Makannya mayoritas air di desa ini rasanya asin seperti air laut," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1305 seconds (0.1#10.140)