Gagal Terbang ke Saudi, Wanita Pekerja Imigran Gelap Asal Lamongan Ini Dipulangkan
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Seorang wanita pekerja imigran gelap asal Lamongan-Jawa Timur ( Jatim ), Hidayatus Sholihah (33), akhirnya dipulangkan ke kampungnya, setelah gagal terbang ke Saudi dan tertahan di penampungan di Bogor , Jawa Barat ( Jabar ), Rabu (17/3/2021).
Wanita pekerja imigran gelap itu berhasil keluar dari penampungan setelah tempat penampungan yang dihuninya digerebek UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ) Jakarta, Senin (15/3/2021) lalu.
Dengan menggunakan pesawat Batik Air dan didampingi sejumlah petugas dari BP2MI, Hidayatus Sholihah (33) warga Desa Kemantren Paciran-Lamongan, Rabu (17/3/2021) petang tiba di Bandara Juanda Surabaya untuk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya di Lamongan, Jawa Timur.
Meski mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya, namun wanita berkulit sawomatang ini tampak lebih sehat dan cerah saat tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Hidayatus Sholihah ini merupakan satu dari belasan pekerja imigran gelap Indonesia yang gagal berangkat ke luar negeri dan tertahan di tempat penampungan imigran gelap di kawasan Sukaraja, Bogor.
Menurut Sholihah, dia tergiur oleh ajakan seorang rekannya untuk bekerja sebagai asisten rumah tanggadi Saudi Arabia dengan gaji Rp6 juta per bulan. “Saya cari kerjaan kemarin, terus dikasih tau teman,” tuturnya.
Namun bukannya berangkat ke Saudi, korban biro jasa tenaga kerja gelap ini justru tertahan di tempat penampungan selama 1 bulan lebih dan baru bisa keluar setelah tempat penampungan imigran gelap itu digerebek oleh petugas UPT BP2MI Jakarta bersama aparat kepolisian setempat.
Oleh petugas BP2MI, wanita asli Lamongan ini diserahkan ke petugas Dinas Tenaga Kerja Jawa Timur, untuk kemudian dipulangkan ke rumahnya di lamongan. “Hari ini, kita membawa saudara kita kembali ke daerah asalnya,” kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani.
Sementara itu, berdasarkan data BP2MI, selama masa pandemi COVID-19 sejak setahun terakhir ini, pihak BP2MI telah berhasil memulangkan sekitar 169.000 orang pekerja imigran Indonesia ilegal ke daerah asal, yang rata-rata berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
Lihat Juga: Menteri Karding Minta Jajaran Bantu Kembalikan Ijazah hingga Akte Milik Mila meski Nonprosedural
Wanita pekerja imigran gelap itu berhasil keluar dari penampungan setelah tempat penampungan yang dihuninya digerebek UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ) Jakarta, Senin (15/3/2021) lalu.
Dengan menggunakan pesawat Batik Air dan didampingi sejumlah petugas dari BP2MI, Hidayatus Sholihah (33) warga Desa Kemantren Paciran-Lamongan, Rabu (17/3/2021) petang tiba di Bandara Juanda Surabaya untuk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya di Lamongan, Jawa Timur.
Meski mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya, namun wanita berkulit sawomatang ini tampak lebih sehat dan cerah saat tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Hidayatus Sholihah ini merupakan satu dari belasan pekerja imigran gelap Indonesia yang gagal berangkat ke luar negeri dan tertahan di tempat penampungan imigran gelap di kawasan Sukaraja, Bogor.
Menurut Sholihah, dia tergiur oleh ajakan seorang rekannya untuk bekerja sebagai asisten rumah tanggadi Saudi Arabia dengan gaji Rp6 juta per bulan. “Saya cari kerjaan kemarin, terus dikasih tau teman,” tuturnya.
Namun bukannya berangkat ke Saudi, korban biro jasa tenaga kerja gelap ini justru tertahan di tempat penampungan selama 1 bulan lebih dan baru bisa keluar setelah tempat penampungan imigran gelap itu digerebek oleh petugas UPT BP2MI Jakarta bersama aparat kepolisian setempat.
Oleh petugas BP2MI, wanita asli Lamongan ini diserahkan ke petugas Dinas Tenaga Kerja Jawa Timur, untuk kemudian dipulangkan ke rumahnya di lamongan. “Hari ini, kita membawa saudara kita kembali ke daerah asalnya,” kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani.
Sementara itu, berdasarkan data BP2MI, selama masa pandemi COVID-19 sejak setahun terakhir ini, pihak BP2MI telah berhasil memulangkan sekitar 169.000 orang pekerja imigran Indonesia ilegal ke daerah asal, yang rata-rata berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
Lihat Juga: Menteri Karding Minta Jajaran Bantu Kembalikan Ijazah hingga Akte Milik Mila meski Nonprosedural
(nic)