Kapal Patroli Terbakar, Koarmada II Kerahkan KRI Terapang-648 dan Helikopter
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kapal reaksi cepat yakni KRI Terapang-648 dan sebuah helikopter bergerak cepat melakukan evakuasi kapal patroli yang black out di tengah laut.
Baca juga: Kapal Patroli TNI AL Tangkap Kapal Pembawa 80 Pekerja Migran di Pulau Jemur
Kapal patroli tersebut mengalami blakc out lantaran terjadi kebakaran di ruang mesin. Sehingga kapal tidak bisa berolah gerak dan kapal pun mengalami black out. Agar awak kapal selamat, maka komandan memutuskan kepada seluruh ABK untuk melaksanakan peran peninggalan, karena api sudah tidak dapat dikendalikan dan air sudah masuk dari retakan dinding kapal.
Baca juga: Ini Kelebihan Dua Kapal Perang Angkut Tank yang Memperkuat Armada TNI AL
Kejadian ini pun dilaporkan oleh pihak kapal kepada komando atas, dan mendapat perhatian khusus dari Pangkoarmada II yang memerintahkan Asops Pangkoarmada II untuk segera memberangkatkan kapal reaksi cepat yakni KRI Terapang-648 dan sebuah heli yang berdekatan dengan lokasi kejadian untuk membantu kapal tersebut. Sementara para prajurit dari kapal patroli yang nahas sudah menyelamatkan diri dan berupaya bertahan hidup dalam Liferaft.
Helikopter berhasil melaksanakan evakuasi salah satu korban luka bakar menggunakan teknik hoisting, dengan bantuan prajurit Satkopaska yang sudah diterjunkan ke laut.
Sementara prajurit lainnya diselamatkan oleh KRI Terapang dengan cara memberikan tanda kepada kapal tersebut antara lain menyalakan flare untuk menarik perhatian kapal serta mengaktifkan smoke signal sebagai pertanda keberadaan liferaft.
Sementara di darat tim kesehatan dengan sigap menolong korban yang berhasil dievakuasi oleh heli dan KRI Terapang untuk mendapatkan pertolongan kebih lanjut.
Kejadian tersebut merupakan Latihan Bertahan Hidup di Laut atau Sea Survival prajurit TNI AL di perairan Selat Madura pada Selasa (16/3/2021).
Latihan melalui Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) ini untuk mengasah keemampuan bertahan hidup bagi prajurit, jika sewaktu-waktu dihadapkan pada situasi darurat terutama di tengah laut. Kemampuan survival wajib mereka kuasai sampai dengan datangnya bantuan.
Pangkoarmada II Laksda TNI I NG Sudihartawan, mengatakan jika simulasi kedaruratan harus tetap dilatihkan kepada seluruh prajurit Koarmada II. Hal itu agar profesionalisme para prajurit selalu terjaga dan siap digunakan pada saat menghadapi situasi darurat yang sebenarnya.
"Operasi di laut memang penuh dengan tantangan, oleh karena itu mengawaki KRI atau KAL bukanlah hal yang bisa dianggap mudah. Karena para prajurit sekalian dituntut untuk terus mengembangkan diri, terus berlatih untuk menjadi professional," terangnya melalui amanat yang dibacakan oleh Kepala Staf Koarmada II Laksma TNI Dafit Santosa.
Pada kesempatan ini Pangkoarmada II melalui Kasarmada juga menekankan untuk melaksanakan kaji ulang seluruh rangkaian kegiatan sebagai acuan pada latihan-latihan di masa mendatang dan mengembangkan seluruh materi untuk digunakaan sebagai bekal dalam pelaksanaan operasi yang sesungguhnya.
Baca juga: Kapal Patroli TNI AL Tangkap Kapal Pembawa 80 Pekerja Migran di Pulau Jemur
Kapal patroli tersebut mengalami blakc out lantaran terjadi kebakaran di ruang mesin. Sehingga kapal tidak bisa berolah gerak dan kapal pun mengalami black out. Agar awak kapal selamat, maka komandan memutuskan kepada seluruh ABK untuk melaksanakan peran peninggalan, karena api sudah tidak dapat dikendalikan dan air sudah masuk dari retakan dinding kapal.
Baca juga: Ini Kelebihan Dua Kapal Perang Angkut Tank yang Memperkuat Armada TNI AL
Kejadian ini pun dilaporkan oleh pihak kapal kepada komando atas, dan mendapat perhatian khusus dari Pangkoarmada II yang memerintahkan Asops Pangkoarmada II untuk segera memberangkatkan kapal reaksi cepat yakni KRI Terapang-648 dan sebuah heli yang berdekatan dengan lokasi kejadian untuk membantu kapal tersebut. Sementara para prajurit dari kapal patroli yang nahas sudah menyelamatkan diri dan berupaya bertahan hidup dalam Liferaft.
Helikopter berhasil melaksanakan evakuasi salah satu korban luka bakar menggunakan teknik hoisting, dengan bantuan prajurit Satkopaska yang sudah diterjunkan ke laut.
Sementara prajurit lainnya diselamatkan oleh KRI Terapang dengan cara memberikan tanda kepada kapal tersebut antara lain menyalakan flare untuk menarik perhatian kapal serta mengaktifkan smoke signal sebagai pertanda keberadaan liferaft.
Sementara di darat tim kesehatan dengan sigap menolong korban yang berhasil dievakuasi oleh heli dan KRI Terapang untuk mendapatkan pertolongan kebih lanjut.
Kejadian tersebut merupakan Latihan Bertahan Hidup di Laut atau Sea Survival prajurit TNI AL di perairan Selat Madura pada Selasa (16/3/2021).
Latihan melalui Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) ini untuk mengasah keemampuan bertahan hidup bagi prajurit, jika sewaktu-waktu dihadapkan pada situasi darurat terutama di tengah laut. Kemampuan survival wajib mereka kuasai sampai dengan datangnya bantuan.
Pangkoarmada II Laksda TNI I NG Sudihartawan, mengatakan jika simulasi kedaruratan harus tetap dilatihkan kepada seluruh prajurit Koarmada II. Hal itu agar profesionalisme para prajurit selalu terjaga dan siap digunakan pada saat menghadapi situasi darurat yang sebenarnya.
"Operasi di laut memang penuh dengan tantangan, oleh karena itu mengawaki KRI atau KAL bukanlah hal yang bisa dianggap mudah. Karena para prajurit sekalian dituntut untuk terus mengembangkan diri, terus berlatih untuk menjadi professional," terangnya melalui amanat yang dibacakan oleh Kepala Staf Koarmada II Laksma TNI Dafit Santosa.
Pada kesempatan ini Pangkoarmada II melalui Kasarmada juga menekankan untuk melaksanakan kaji ulang seluruh rangkaian kegiatan sebagai acuan pada latihan-latihan di masa mendatang dan mengembangkan seluruh materi untuk digunakaan sebagai bekal dalam pelaksanaan operasi yang sesungguhnya.
(shf)