E-Sport Makin Digemari, Jaring Atlet Potensial di Daerah dari Turnamen Virtual

Selasa, 09 Maret 2021 - 12:09 WIB
loading...
E-Sport Makin Digemari, Jaring Atlet Potensial di Daerah dari Turnamen Virtual
Peserta sedang mengikuti Turnamen E-Sport Truleague yang menjadi ajang pehobi game online dalam mengasah prestasi untuk menjadi atlet e-sport profesional tingkat nasional. Foto/MPI/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Cabang olahraga e-sport mulai mendapatkan tempat di masyarakat. Pasalnya setiap gelaran turnamen yang digelar selalu dibanjiri oleh peserta, seperti pada Turnamen E-Sport Truleague.

CEO Truleage, Rocky Erianto mengatakan, turnamen yang digelar secara online itu diikuti oleh sebanyak 640 orang yang terdiri dari 128 tim dari berbagai daerah. Mereka akan memperebutkan total hadiah yang disiapkan sebesar Rp12 juta.

"Antusias peserta sangat tinggi, berasal dari Sabang sampai Merauke. Mereka berkompetisi game Mobile Legend secara online," terangnya, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Jabar Mulai Sasar Pelaku Pariwisata hingga Seniman

Dijelaskannya, kompetisi ini merupakan upaya untuk mengakomodasi pecinta game online. Selain itu juga untuk mencari atlet potensial, mengingat e-sport sudah masuk dalam cabor prestasi yang dipertandingkan dari tingkat nasional hingga internasional.

"E-sport sudah ada dibawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), hal itu membuka peluang pehobi game di daerah bertanding di level yang lebih atas," ujarnya.

Ketua KBB E-sport Community (KEC), Riza Alfikri menambahkan, adanya turnamen yang diselenggarakan secara rutin pastinya akan mampu melahirkan atlet e-sport yang berkualitas. Di dalam KEC hingga kini sudah bergabung sebanyak 2.100 anggota laki-laki dan perempuan.

Namun pihaknya selektif dalam menjaring pemain e-sport terutama dari sisi usia. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko para gamer di bawah umur. Pihaknya juga akan mengedukasi masyarakat terkait game online, baik ke orang tua ataupun sekolah.

"E-sport perkembangannya sangat pesat, makanya perlu sosialisasi ke pihak sekolah maupun orang tua agar tidak diartikan negatif. Makanya ada pembatasan usia minimal 17 tahun, agar game ini tidak merambah ke anak-anak," tuturnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1191 seconds (0.1#10.140)