Pembangunan PLTA Batang Toru Diapresiasi AM Hendropriyono
loading...
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ditinjau AM Hendroproyono dan rombongan, Minggu (7/3/2021).
Rombongan meninjau langsung pembangunan terowongan pembantu di Sipirok didampingi pimpinan PT North Sumatera Hydro Energi (N-SHE), Danrem 023/KS Kolonel Febriar Buyung, mantan Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu, sdan pimpinan proyek PLTA Batang Toru.
AM Hendropriyono menyatakan bahwa pihaknya merasa puas dengan pembangunan PLTA Batang Toru yang berjalan lancar walaupun sebelumnya banyak hambatan yang dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tingkat nasional dan NGO skala global.
"Ya akhirnya proyek ini bisa terus berlangsung karena sesungguhnya tidak ada yang dilanggar. PT N-SHE telah memenangkan gugatan mereka dan sudah inkracht van gewisjde," tegasnya.
Selaku pihak pemrakarsa pembangunan PLTA, AM Hendropriyono mengapresiasi kerja keras para pelaksana proyek dan dukungan yang diberikan Pemda Tapanuli Selatan dan otoritas keamanan setempat.
Sementara, Syahrul Pasaribu menambahkan, pembangunan PLTA diyakini malah membantu memelihara lingkungan. Terbukti Kabupaten Tapsel pada akhir masa jabatannya pada tahun 2020 menerima penghargaan Kalpataru.
"Kami menerima penghargaan itu dari Menteri Lingkungan Hidup disaksikan Bapak Presiden," kata Syahrul Pasaribu yang menjabat Bupati Tapsel selama dua periode, tahun 2010-2020.
Diketahui PLTA Batang Toru merupakan pembangkit hydro terbesar di Sumatera dengan kapasitas 4x127.5 MW. Nilai proyek USD1,668 miliar atau sekitar Rp20 triliun di mana ada share 25% dari PLN PJB.
PLTA ini ditargetkan beroperasi pada 2026 mendatang, dan akan memasok kebutuhan listrik di Sumatera dan dapat memperkuat pasokan listrik di Jawa-Bali.
Jika sudah beroperasi, maka PLTA Batang Toru dapat memproduksi 2124.03 GWh per tahun dan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 16 megaton pertahun. Selain itu akan dapat mengurangi belanja negara Rp54 triliun per tahun.
PLTA Batang Toru juga memberikan kontribusi pencegahan pemanasan global, mendukung perekonomian dan kelestarian ekosistem utamanya daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru. Saat ini sedang dikerjakan pembuatan terowongan sepanjang 12 km, dari Sungai Batang Toru hingga pembangkit listrik yang disiapkan di Marancar, Tapanuli Selatan.
Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu menyambut baik kedatangan AM Hendropriyono dan rombongan di kantor Bupati di Sipirok. "Kehadiran bapak di lokasi proyek tadi dapat menyemangati kami yang bekerja di sini," katanya .
Pemda dan rakyat Tapanuli Selatan merasa sangat diuntungkan pembangunan PLTA Batang Toru. "Kami bersama rakyat Tapsel siap mengawal," tandasnya.
Rombongan meninjau langsung pembangunan terowongan pembantu di Sipirok didampingi pimpinan PT North Sumatera Hydro Energi (N-SHE), Danrem 023/KS Kolonel Febriar Buyung, mantan Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu, sdan pimpinan proyek PLTA Batang Toru.
AM Hendropriyono menyatakan bahwa pihaknya merasa puas dengan pembangunan PLTA Batang Toru yang berjalan lancar walaupun sebelumnya banyak hambatan yang dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tingkat nasional dan NGO skala global.
"Ya akhirnya proyek ini bisa terus berlangsung karena sesungguhnya tidak ada yang dilanggar. PT N-SHE telah memenangkan gugatan mereka dan sudah inkracht van gewisjde," tegasnya.
Selaku pihak pemrakarsa pembangunan PLTA, AM Hendropriyono mengapresiasi kerja keras para pelaksana proyek dan dukungan yang diberikan Pemda Tapanuli Selatan dan otoritas keamanan setempat.
Sementara, Syahrul Pasaribu menambahkan, pembangunan PLTA diyakini malah membantu memelihara lingkungan. Terbukti Kabupaten Tapsel pada akhir masa jabatannya pada tahun 2020 menerima penghargaan Kalpataru.
"Kami menerima penghargaan itu dari Menteri Lingkungan Hidup disaksikan Bapak Presiden," kata Syahrul Pasaribu yang menjabat Bupati Tapsel selama dua periode, tahun 2010-2020.
Diketahui PLTA Batang Toru merupakan pembangkit hydro terbesar di Sumatera dengan kapasitas 4x127.5 MW. Nilai proyek USD1,668 miliar atau sekitar Rp20 triliun di mana ada share 25% dari PLN PJB.
PLTA ini ditargetkan beroperasi pada 2026 mendatang, dan akan memasok kebutuhan listrik di Sumatera dan dapat memperkuat pasokan listrik di Jawa-Bali.
Jika sudah beroperasi, maka PLTA Batang Toru dapat memproduksi 2124.03 GWh per tahun dan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 16 megaton pertahun. Selain itu akan dapat mengurangi belanja negara Rp54 triliun per tahun.
PLTA Batang Toru juga memberikan kontribusi pencegahan pemanasan global, mendukung perekonomian dan kelestarian ekosistem utamanya daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru. Saat ini sedang dikerjakan pembuatan terowongan sepanjang 12 km, dari Sungai Batang Toru hingga pembangkit listrik yang disiapkan di Marancar, Tapanuli Selatan.
Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu menyambut baik kedatangan AM Hendropriyono dan rombongan di kantor Bupati di Sipirok. "Kehadiran bapak di lokasi proyek tadi dapat menyemangati kami yang bekerja di sini," katanya .
Pemda dan rakyat Tapanuli Selatan merasa sangat diuntungkan pembangunan PLTA Batang Toru. "Kami bersama rakyat Tapsel siap mengawal," tandasnya.
(shf)