Dihimpit Pandemi COVID-19, Sri Mulyani Racik Tarian Khas Es Permen Karet
loading...
A
A
A
SURABAYA - Himpitan pandemi COVId-19 , tidak pernah memadamkan semangat Sri Mulyani. Koreografer asli Kota Pahlawan ini, tidak henti-hentiknya menyegarkan gerakan-gerakan seni tari tradisional .
Terbaru, pendiri Sanggar Mulyo Joyo Enterprise itu meracik tarian khas Surabaya. Sebuah tarian penyambutan tamu yang terinspirasi dari legenda kuliner Surabaya, es permen karet. Tarian tersebut ia beri nama Tari Ampel Kembang.
"Karya yang saya usung mengangkat salah satu kuliner yang sangat melegenda sejak tahun 1986. Yaitu es permen karet yang hingga saat ini semakin viral," katanya pada SINDOnews.com.
Ya, kampung Ampel memang sangat terkenal dengan wisata religinya . Disanalah es permen karet itu ada. Karena rasanya yang segar dan enak, membuat semua orang selalu ingin datang untuk membelinya.
"Es permen karet seolah menjadi bagian penting sebagai aset kuliner bagi Kota Surabaya. Sekaligus menjadi filosofi dalam hidup mencintai Kota Surabaya, seperti permen karet yang terus lengket," tutur Sri.
Tarian khas Surabaya inupun begitu indah saat ditampilkan. Dalam produksinya, Sri menggandeng Pringgo Jati Rachmanu sebagai kreator musik. Kostum yang dikenakan oleh tujuh penari dirancang sendiri oleh Sri.
Ia mengakui, sebuah cipta karya seni tari memang banyak melibatkan personel, baik penari, musik, gamelan, sinden hingga tim khusus. Soal biaya, tentu sangat besar. "Karena jika nanggung ya karya terlihat jelek. Jadi sekalian biar bagus. Modalnya memang besar," ungkapnya.
Alhasil, karya tarian yang lahir ditengah pandemi COVID-19 itupun diganjar sebagai juara pertama dalam kategori tari grup untuk Asia sebagai Penyaji Luar biasa dalam Tari Ampel Kembang. Prestasi ini digelar secata daring oleh Boney Cultural Center Banglades, pada Februari 2021.
Sri mengatakan, sebelum ikut dalam festival Boney, karya tari Ampel Kembang juga tampil dalam Festival Cipta Karya Tari Surabaya 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Namun gagal meraih juara, karena salah satu properti terjatuh saat tampil di panggung.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Sanggar Mulyo Joyo Enterprise yang saya pimpin, untuk menciptakan karya tari khas Surabaya bertema penyambutan tamu ini," pungkasnya.
Terbaru, pendiri Sanggar Mulyo Joyo Enterprise itu meracik tarian khas Surabaya. Sebuah tarian penyambutan tamu yang terinspirasi dari legenda kuliner Surabaya, es permen karet. Tarian tersebut ia beri nama Tari Ampel Kembang.
"Karya yang saya usung mengangkat salah satu kuliner yang sangat melegenda sejak tahun 1986. Yaitu es permen karet yang hingga saat ini semakin viral," katanya pada SINDOnews.com.
Ya, kampung Ampel memang sangat terkenal dengan wisata religinya . Disanalah es permen karet itu ada. Karena rasanya yang segar dan enak, membuat semua orang selalu ingin datang untuk membelinya.
"Es permen karet seolah menjadi bagian penting sebagai aset kuliner bagi Kota Surabaya. Sekaligus menjadi filosofi dalam hidup mencintai Kota Surabaya, seperti permen karet yang terus lengket," tutur Sri.
Tarian khas Surabaya inupun begitu indah saat ditampilkan. Dalam produksinya, Sri menggandeng Pringgo Jati Rachmanu sebagai kreator musik. Kostum yang dikenakan oleh tujuh penari dirancang sendiri oleh Sri.
Baca Juga
Ia mengakui, sebuah cipta karya seni tari memang banyak melibatkan personel, baik penari, musik, gamelan, sinden hingga tim khusus. Soal biaya, tentu sangat besar. "Karena jika nanggung ya karya terlihat jelek. Jadi sekalian biar bagus. Modalnya memang besar," ungkapnya.
Alhasil, karya tarian yang lahir ditengah pandemi COVID-19 itupun diganjar sebagai juara pertama dalam kategori tari grup untuk Asia sebagai Penyaji Luar biasa dalam Tari Ampel Kembang. Prestasi ini digelar secata daring oleh Boney Cultural Center Banglades, pada Februari 2021.
Baca Juga
Sri mengatakan, sebelum ikut dalam festival Boney, karya tari Ampel Kembang juga tampil dalam Festival Cipta Karya Tari Surabaya 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Namun gagal meraih juara, karena salah satu properti terjatuh saat tampil di panggung.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Sanggar Mulyo Joyo Enterprise yang saya pimpin, untuk menciptakan karya tari khas Surabaya bertema penyambutan tamu ini," pungkasnya.
(eyt)