Pembagian Zakat untuk 480 Abdi Dalem Tanpa Tausiah Ulama Keraton
loading...
A
A
A
SOLO - Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo membagikan zakat fitrah kepada sekitar 480 abdi dalem. Pembagian zakat fitrah dilakukan bertahap dengan memperhatikan protokol kesehatan terkait wabah COVID-19.
Pembagian zakat fitrah pada tahun ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya mengingat wabah COVID-19 belum mereda. Pada tahun lalu, sebelum pembagian zakat fitrah terlebih dahulu digelar tausiah dari ulama keraton.
“Namun karena Kota Solo masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) Corona, maka rangkaian acaranya berubah menjadi hanya pembagian zakat fitrah saja,” kata KRT Sulistyo Wartonagoro, tim LDA Keraton Kasunanan Surakarta dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/5/2020).(Baca juga : Pandemi Covid-19, Keraton Solo Tiadakan Tradisi Malam Selikuran )
Waktunya pun tidak bersamaan, tetapi di jadwal menjadi tiga hari mulai Senin 18 Mei 2020 sampai dengan Rabu 20 Mei 2020. Dalam Pembagian zakat fitrah, para abdi dalem terlebih dahulu mencuci tangan, menggunakan masker dan diberlakukan jarak social distancing.
Setiap hari, pihaknya membagikan sekitar 125 zakat fitrah dan bingkisan sembako. “Belum termasuk abdi dalem Imogiri yang kami kirimkan langsung ke Imogiri sekitar 80 orang. Dan juga abdi dalem kunci juru kunci yang berada di luar kota kami kirimkan secara langsung,” terangnya.
Ketua LDA Keraton Solo GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) mengemukakan, pembagian zakat fitrah kepada abdi dalem merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak raja raja terdahulu.
Hal ini juga sebuah kewajiban kerabat keraton untuk memberikan zakatnya kepada abdi dan Sentono dalem yang dianggap lebih membutuhkan. “Zakat fitrah berasal dari sentana (kerabat) yang peduli dengan abdi-abdi dalem Keraton,” kata Gusti Moeng.
Abdi dalem yang menerima zakat fitrah sekitar 480 orang. Mereka bekerja di dalam keraton serta yang menjaga makam keluarga keraton yang ada di berbagai daerah. Putri Raja Pakoe Boewono (PB) XII ini juga memberikan pemahaman kepada abdi dalem untuk terus menjalankan tugas dan kegiatan.
Kendati saat ini mereka tidak bisa masuk untuk bekerja di dalam Keraton karena konflik internal yang sampai kini tak kunjung selesai. "Ada di luar tidak apa apa. Para Abdi dalem bekerja sesuai dengan tugas, kemampuan dan bidang masing,” terangnya.
Gusti Moeng juga berpesan kepada abdi dalem selama pandemi COVID-19 tetap selalu menjaga kesehatan. Apabila mendesak harus keluar rumah, diminta selalu menggunakan masker dengan rajin cuci tangan dengan sabun untuk menjaga kesehatan dan memutus mata rantai Corona.
Pembagian zakat fitrah pada tahun ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya mengingat wabah COVID-19 belum mereda. Pada tahun lalu, sebelum pembagian zakat fitrah terlebih dahulu digelar tausiah dari ulama keraton.
“Namun karena Kota Solo masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) Corona, maka rangkaian acaranya berubah menjadi hanya pembagian zakat fitrah saja,” kata KRT Sulistyo Wartonagoro, tim LDA Keraton Kasunanan Surakarta dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/5/2020).(Baca juga : Pandemi Covid-19, Keraton Solo Tiadakan Tradisi Malam Selikuran )
Waktunya pun tidak bersamaan, tetapi di jadwal menjadi tiga hari mulai Senin 18 Mei 2020 sampai dengan Rabu 20 Mei 2020. Dalam Pembagian zakat fitrah, para abdi dalem terlebih dahulu mencuci tangan, menggunakan masker dan diberlakukan jarak social distancing.
Setiap hari, pihaknya membagikan sekitar 125 zakat fitrah dan bingkisan sembako. “Belum termasuk abdi dalem Imogiri yang kami kirimkan langsung ke Imogiri sekitar 80 orang. Dan juga abdi dalem kunci juru kunci yang berada di luar kota kami kirimkan secara langsung,” terangnya.
Ketua LDA Keraton Solo GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) mengemukakan, pembagian zakat fitrah kepada abdi dalem merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak raja raja terdahulu.
Hal ini juga sebuah kewajiban kerabat keraton untuk memberikan zakatnya kepada abdi dan Sentono dalem yang dianggap lebih membutuhkan. “Zakat fitrah berasal dari sentana (kerabat) yang peduli dengan abdi-abdi dalem Keraton,” kata Gusti Moeng.
Abdi dalem yang menerima zakat fitrah sekitar 480 orang. Mereka bekerja di dalam keraton serta yang menjaga makam keluarga keraton yang ada di berbagai daerah. Putri Raja Pakoe Boewono (PB) XII ini juga memberikan pemahaman kepada abdi dalem untuk terus menjalankan tugas dan kegiatan.
Kendati saat ini mereka tidak bisa masuk untuk bekerja di dalam Keraton karena konflik internal yang sampai kini tak kunjung selesai. "Ada di luar tidak apa apa. Para Abdi dalem bekerja sesuai dengan tugas, kemampuan dan bidang masing,” terangnya.
Gusti Moeng juga berpesan kepada abdi dalem selama pandemi COVID-19 tetap selalu menjaga kesehatan. Apabila mendesak harus keluar rumah, diminta selalu menggunakan masker dengan rajin cuci tangan dengan sabun untuk menjaga kesehatan dan memutus mata rantai Corona.