Memilukan, Bocah 8 Tahun Ini Digerogoti Penyakit Aneh, Seluruh Kulit Melepuh
loading...
A
A
A
BATU BARA - Nadia Amira (8) warga Desa Aras, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara , Sumatera Utara terpapar penyakit kulit aneh. Hampir seluruh kulit tubuhnya melepuh seperti terbakar. Putri pertama Tumiran (51) sudah hampir 8 tahun mengalami gangguan penyakit kulit dan harus mendapatkan perawatan khusus secara medis.
Tumiran mengatakan, penyakit yang dialami anaknya tersebut terjadi sejak lahir. Kulit Amira akan melepuh dan berair layaknya luka bakar bila terkena gesekan atau sentuhan. Luka-luka lecet seperti terbakar terdapat di tubuh dan wajah Amira. Setiap saat gadis kecil itu elalu merengek dan menangis karna rasa sakit yang dirasakan.
“Anak saya dirawat di sini, di rumah saja pakai obat seadanya terkadang cuma pakai kapsul dicampur minyak lampu. Kami tak punya biaya untuk membawa Amira ungkap," kata Tumiran dengan wajah haru menahan sedih saat menceritakan keadaan putrinya. Tumiran sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan.
Mirisnya lagi, keluarga Tumiran tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan. "Saya tidak mampu menutupi semua biaya rumah sakit. Kini mereka mengharap uluran bantuan dari dermawan," ungkapnya.
“Anak saya ini kalau kena gesekan, suhu tubuhnya langsung tinggi. Kemudian muncul benjolan-benjolan berisi cairan," ujar Tumiran.
Sementara itu Kades Desa Aras, Muhammad Yusuf mengaku sudah mendapatkan laporan adanya warga yang sedang sakit. Dia menyebut sudah langsung menelepon Kaur (pamong desa) dan memerintahkan untuk menguruskan BPJS-nya secepatnya guna meringankan biaya pengobatan saat dirujuk ke rumah sakit.
Tumiran mengatakan, penyakit yang dialami anaknya tersebut terjadi sejak lahir. Kulit Amira akan melepuh dan berair layaknya luka bakar bila terkena gesekan atau sentuhan. Luka-luka lecet seperti terbakar terdapat di tubuh dan wajah Amira. Setiap saat gadis kecil itu elalu merengek dan menangis karna rasa sakit yang dirasakan.
“Anak saya dirawat di sini, di rumah saja pakai obat seadanya terkadang cuma pakai kapsul dicampur minyak lampu. Kami tak punya biaya untuk membawa Amira ungkap," kata Tumiran dengan wajah haru menahan sedih saat menceritakan keadaan putrinya. Tumiran sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan.
Mirisnya lagi, keluarga Tumiran tidak memiliki asuransi jaminan kesehatan. "Saya tidak mampu menutupi semua biaya rumah sakit. Kini mereka mengharap uluran bantuan dari dermawan," ungkapnya.
“Anak saya ini kalau kena gesekan, suhu tubuhnya langsung tinggi. Kemudian muncul benjolan-benjolan berisi cairan," ujar Tumiran.
Sementara itu Kades Desa Aras, Muhammad Yusuf mengaku sudah mendapatkan laporan adanya warga yang sedang sakit. Dia menyebut sudah langsung menelepon Kaur (pamong desa) dan memerintahkan untuk menguruskan BPJS-nya secepatnya guna meringankan biaya pengobatan saat dirujuk ke rumah sakit.
(shf)