Enam Bulan Pandemi, Jumlah Penduduk Miskin di Jabar Bertambah 268.000 Orang

Senin, 15 Februari 2021 - 13:33 WIB
loading...
Enam Bulan Pandemi, Jumlah Penduduk Miskin di Jabar Bertambah 268.000 Orang
Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Gandari Adianti Aku Fatimah. Foto arif budianto
A A A
BANDUNG - Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat selama periode Maret hingga September 2020 mengalami penambahan 268.000 orang. Atas penambahan tersebut, total penduduk miskin Jawa Barat pada September 2020 sebanyak 4,19 juta jiwa.

Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Gandari Adianti Aku Fatimah mengatakan, pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat mengalami kenaikan sekitar 268.290 jiwa. Pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin 3,92 juta jiwa menjadi 4,19 juta jiwa pada September 2020.

Baca juga: Ini Motif Pria Pukul Wanita di Kamar Kos Batununggal Bandung

Penduduk miskin adalah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada September 2020, angka garis kemiskinan BPS di Jawa Barat sebesar Rp415.682 per kapita per bulan, naik dari Rp410.988.

"Penambahan penduduk miskin paling banyak terjadi di perdesaan, walaupun secara jumlah penduduk miskin di kota lebih banyak. Di perdesaan, penduduk miskin bertambah 10,27 persen atau naik jadi 1,194 juta jiwa. Sementara di kota naik 7,79 persen jadi 2,726 juta," kata dia, Senin (15/2/2021).

Menurut dia, beberapa hal yang mempengaruhi naiknya penduduk miskin di Jabar pertumbuhan ekonomi triwulan 3 terkontraksi 4,08%. Konsumsi rumah tangga turun 2,9% dan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan 4,6 persen, serta laju inflasi cukup rendah.

Baca juga: Perbaikan Jalan Ambles Tol Cipali di Km 122 Penyebab Kemacetan hingga 5 Km

"Sebanyak 6,36 juta penduduk usia kerja dari total 37,51 juta atau 16,9 persen berdampak pandemi," jelas dia. Rinciannya, 0,70 juta menganggur, 0,16 juta menjadi bukan angkatan kerja, 0,40 juta sementara tidak bekerja, dan 5,10 juta pekerja mengalami pengurangan jam kerja.

Nilai Gini Ratio mengalami penurunan yakni dari 0,403 menjadi 0,398. Jika dilihat berdasarkan wilayah, nilai Gini Ratio di perkotaan menunjukkan kecenderungan penurunan namun nilai Gini Ratio di perdesaan menunjukkan kecenderungan meningkat. Gini Ratio di perkotaan turun menjadi 0,409 dari 0,412 pada periode sebelumnya. Sedangkan di perdesaan Gini Ratio pada September 2020 mengalami kenaikan dari 0,325 menjadi 0,326
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7996 seconds (0.1#10.140)