92 Sapi Ilegal Hasil Penyelundupan Dikembalikan ke NTT, Ada Apa?
loading...
A
A
A
Sementara itu, 92 ekor sapi yang telah dilepas untuk dikembalikan ke daerah asalnya Flores NTT dengan menggunakan dua kapal telah diberangkatkan Minggu (14/02/2012) siang. Dari 92 ekor sapi ilegal, 7 ekor di antaranya mati membusuk saat perjalanan dan mati saat disandarkan di Pelabuhan Bima.
"Iya benar, ternak sapi itu tak memiliki semua izin (ilegal). Namun yang melakukan penangkapan adalah TNI AL dan atas kesepakatan bersama kami akan kembalikan ke pulau daerah asal untuk diproses di sana karena mengingat ada beberapa pertimbangan terutama pertimbangan analisis risiko," katanya.
Sementara itu, perwakilan perwakilan Lanal Mataram, Lettu Taufik Yudha menegaskan bahwa ternak yang berasal dari NTT harus dikembalikan guna menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat di sana. Hal itu pula dilakukan mengingat adanya Peraturan Gubernur (Pergub) yang melarang ternak sapi dari NTT untuk masuk ke wilayah NTB.
"Kami telah berkoordinasi dengan pihak TNI AL di NTT. Untuk ABK dan kapten kapal berikut puluhan ternak tersebut akan diproses di sana saja. Jadi, mau kita proses hukum di sini khawatir tidak menjamin keselamatan ternak lokal karena sapi sapi itu berada di tempat tidak bebas," katanya.
"Iya benar, ternak sapi itu tak memiliki semua izin (ilegal). Namun yang melakukan penangkapan adalah TNI AL dan atas kesepakatan bersama kami akan kembalikan ke pulau daerah asal untuk diproses di sana karena mengingat ada beberapa pertimbangan terutama pertimbangan analisis risiko," katanya.
Sementara itu, perwakilan perwakilan Lanal Mataram, Lettu Taufik Yudha menegaskan bahwa ternak yang berasal dari NTT harus dikembalikan guna menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat di sana. Hal itu pula dilakukan mengingat adanya Peraturan Gubernur (Pergub) yang melarang ternak sapi dari NTT untuk masuk ke wilayah NTB.
"Kami telah berkoordinasi dengan pihak TNI AL di NTT. Untuk ABK dan kapten kapal berikut puluhan ternak tersebut akan diproses di sana saja. Jadi, mau kita proses hukum di sini khawatir tidak menjamin keselamatan ternak lokal karena sapi sapi itu berada di tempat tidak bebas," katanya.
(shf)