Antisipasi Banjir di Kawasan Pantura, Pemprov Jateng Optimalkan Penanganan Hulu-Hilir

Sabtu, 13 Februari 2021 - 15:26 WIB
loading...
Antisipasi Banjir di...
Pemprov Jateng terus melakukan langkah antisipasi terjadinya banjir di kawasan pantura dengan mengoptimalkan penanganan kerusakan alam di derah hulu dan hilir. Foto dok/SINDOnews
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan langkah antisipasi terjadinya banjir di kawasan pantai utara (pantura). Langkah yang dilakukan adalah mengoptimalkan penanganan kerusakan alam di derah hulu dan penurunan tanah serta membuat terobosan penahan banjir ob di daerah hilir.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, banjir yang menggenangi wilayah Kota Semarang disebabkan oleh faktor non alam. "Permasalahannya ada di hulu dan hilir. Di hulu, penggundulan hutan tinggi. Di hilir kita menghadapi penurunan tanah dan banyaknya bangunan yang penanganannya cukup rumit," kata Ganjar, belum lama ini. Baca juga:Ganjar Tak Persoalkan Penyebutan Namanya di Soal Buku Pendidikan Agama Islam

Dia menyatakan, sebenarnya sejak beberapa tahun belakangan, pemerintah telah melakukan penanganan kerusakan alam di daerah hulu dengan reboisasi. Hanya, program itu membutuhkan waktu untuk memelihat hasilnya. Setidaknya butuh waktu sekitar tiga tahun untuk tanaman tumbuh dan berfungsi sebagai penyerap atau penahan air hujan.

"Kita juga masih ada PR (pekerjaan rumah) dalam menangani banjir yaitu, normalisasi Sungai Bringin. Progresnya belum banyak, namun saat ini curah hujan tinggi," ujarnya.

Lebih jauh ganjar menjelaskan, untuk penanganan di daerah hilir memang rumit. Sebab di hilir banyak terdapat bangunan. "Pembangunan tidak terkendali dengan baik. Kita tidak bisa mengontrol aktivitas pembangunan di sana dengan baik. Saya hanya bertanya, bisa gak ya tidak ada bangunan di sana? Misalnya, dengan tidak menerbitkan IMB," ucapnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah melakukan langkah antisipasi dengan membuat kolam retensi dan polder serta rumah pompa. "Pompanya bekerja, tapi kapasitasnya tidak mencukupi. Maka dari itu, untuk mengatasi banjir yang menggenangi beberapa titik, disedot dengan pompa portabel," ujarnya.

Ganjar memiliki gagasan, untuk memproyeksikan jalan tol Semarang-Demak sebagai penahanan rob di kawasan pesisir pantura. Sehingga jalan bebas hambatan itu, akan dibangun melingkar sehingga bisa menjadi bendungan di daerah pesisir. "Ini (jalan tol) bisa menjadi penahan rob. Diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengendalikan banjir rob," tandasnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga terus melakukan langkah penanganan banjir . Diantaranya, normalisasi Sungai Bringin dan pengerukan sendimentasi di daerah hilir."Kami terus melakukan penanganan untuk mengatasi banjir. Normalisasi Kali Bringin sudah mulai. Tapi apa daya, cuaca ekstrem menghantam," kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Dia menyatakan, pada 6 Februari 2021 lalu, selama enam jam curah hujan mencapai 171 milimeter. Kondisi ini diperparah limpasan air dari laut. "Laut pasang 1,5 meter, sehingga berapapun pompa yang dikerahkan untuk memasukkan air ke laut, akhirnya kembali lagi ke darat," tandasnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3654 seconds (0.1#10.140)