Diguncang Pandemi COVID-19, Migas Hulu Jabar Cetak Laba Bisnis Energi Rp152 Miliar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat yang bergerak di bidang energi, PT Migas Hulu Jabar (MUJ) berhasil mencetak laba sebesar Rp152 miliar di tengah guncangan pandemi COVID-19 .
Tren positif yang dibukukan BUMD Jabar selama tahun 2020 tersebut terjadi berkat keberhasilan mengembangkan bisnis selain usaha pengelolaan partisipasi interes (PI) di wilayah kerja migas Ofshore North West Java (ONWJ).
Keberhasilan mengembangkan bisnis Non-Participating Interest (Non-PI) hingga mencapai 23% dari seluruh laba di tahun 2020 didapat karena kenaikan pendapatan Non-PI sebesar 7% dari Tahun 2019, di mana porsi Non-PI sebesar 16%.
"Alhamdulilah menutup tahun 2020 secara house closing unaudited, MUJ berhasil membukukan laba Rp152 miliar," ungkap Direktur Keuangan dan Umum MUJ, Punjul Prabowo dalam keterangan resminya, Kamis 11 Februari 2021.
Dalam angka, lanjut Prabowo, MUJ meraih pendapatan Rp262 miliar sepanjang 2020 yang terdiri dari pendapatan PI Rp201 miliar dan Non PI Rp61 miliar. Menurutnya, laba tersebut tak lepas dari sejumlah strategi bisnis yang dirancang perseroan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan (RKAP) 2020.
Bahkan, lanjut Prabowo, MUJ bisa melebihi ekspetasi laba sebesar 21% dari yang ditargetkan dalam RKAP 2020. Artinya, ada peningkatan laba dari target kerja pada 2020 senilai Rp26 miliar.
"Meskipun tahun 2020 diguncang situasi Pandemi COVID-19, bagaimanapun juga
MUJ tetap produktif dalam menjalankan bisnis. Artinya, ada strategi yang harus dijalankan dalam mencapai target, terutama memaksimalkan bisnis-bisnis MUJ di luar pengelolaan PI," kata Prabowo.
Melalui anak perusahaan PT Energi Negeri Mandiri (ENM), agresivitas bisnis kegiatan jasa penunjang migas dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pun sudah dimulai pada 2020 lalu.
Tren positif yang dibukukan BUMD Jabar selama tahun 2020 tersebut terjadi berkat keberhasilan mengembangkan bisnis selain usaha pengelolaan partisipasi interes (PI) di wilayah kerja migas Ofshore North West Java (ONWJ).
Keberhasilan mengembangkan bisnis Non-Participating Interest (Non-PI) hingga mencapai 23% dari seluruh laba di tahun 2020 didapat karena kenaikan pendapatan Non-PI sebesar 7% dari Tahun 2019, di mana porsi Non-PI sebesar 16%.
"Alhamdulilah menutup tahun 2020 secara house closing unaudited, MUJ berhasil membukukan laba Rp152 miliar," ungkap Direktur Keuangan dan Umum MUJ, Punjul Prabowo dalam keterangan resminya, Kamis 11 Februari 2021.
Dalam angka, lanjut Prabowo, MUJ meraih pendapatan Rp262 miliar sepanjang 2020 yang terdiri dari pendapatan PI Rp201 miliar dan Non PI Rp61 miliar. Menurutnya, laba tersebut tak lepas dari sejumlah strategi bisnis yang dirancang perseroan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan (RKAP) 2020.
Bahkan, lanjut Prabowo, MUJ bisa melebihi ekspetasi laba sebesar 21% dari yang ditargetkan dalam RKAP 2020. Artinya, ada peningkatan laba dari target kerja pada 2020 senilai Rp26 miliar.
"Meskipun tahun 2020 diguncang situasi Pandemi COVID-19, bagaimanapun juga
MUJ tetap produktif dalam menjalankan bisnis. Artinya, ada strategi yang harus dijalankan dalam mencapai target, terutama memaksimalkan bisnis-bisnis MUJ di luar pengelolaan PI," kata Prabowo.
Melalui anak perusahaan PT Energi Negeri Mandiri (ENM), agresivitas bisnis kegiatan jasa penunjang migas dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pun sudah dimulai pada 2020 lalu.