Keindahan dan kemashuran Samudra Pasai diakui oleh petualang dunia Marcopolo yan pernah singgah sekitar tahun 1292. Dimana ketika itu Marcopolo bersama dua ribu pengikutnya tengah mengawal seorang putri dari negeri China menuju Persia.
Di tengah kemakmuran, duka harus menyelimuti Samudra Pasai tepatnya pada tahun 1297, karena raja amat dicintai rakyatnya tersebut wafat. Kesedihan jelas begitu terasa, terutama bagi Muahmmad, putra Malikussaleh sebagai penerus takhta.
Sepeninggal Malikussaleh, kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Muhammad yang bergelar Malikuddhahir. Sama seperti ayahnya , Malikuddhahir juga memimpin Pasai dengan adil dan bijaksana.
Baca Juga:
Meski begitu, sempat muncul pemberontakan pada massa kepemimpinan Malikuddhahir, namun pemberontakan tersebut akhirnya bisa ditumpas oleh Samudra Pasai dengan pasukan kerajaanya yang gagah berani dan terlatih.
Malikuddhahir memiliki seorang putra bernama Zainal Abidin yang kemudian menggantikannya setelah ia wafat. Zainal Abidin bergelar Malikuddhahir II.
Sama seperti ayahnya Malikuddhahir II juga memerintah rakyat Pasai dengan adil dan bijaksana. Malikuddahir II menikah dengan anak seorang putri bangsawan dari tanah seberang bernama Jamila.
Dari pernikahan mereka lahirlah seorang anak lelaki dengan nama Khaidar yang tumbuh menjadi lelaki dewasa nan gagah berani. Pada masa pemerintahan Malikuddhahir II, Samudra Pasai kian mengalami kemajuan pesat.