Tercatat 105 Orang Meninggal Akibat Gempa Bumi M6,2 di Sulbar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Barat, Darno Majid melaporkan sebanyak 105 orang meninggal akibat gempa bumi M6,2 di Sulawesi Barat. Dengan rincian sebanyak 95 orang meninggal di Mamuju dan sebanyak 10 orang meninggal di Majene.
“Dari dampak bencana di Sulbar tersebut sebanyak 105 orang meninggal. Ada 95 orang meninggal di Mamuju dan 10 orang meninggal di Majene,” ungkap Darno dalam Focus Group Duscussion (FGD) Gempa Bumi di Sulawesi Barat secara virtual, Senin (1/2/2021).
Baca juga: BNPB: Lebih dari 1 Juta Jiwa Terdampak Gempa M6,2 di Sulawesi Barat
Selain itu, Darno mengataka pihaknya mencatat sebanyak 3.369 orang mengalami luka-luka dengan rincian luka berat 426 orang, luka sedang 240 orang, luka ringan 2.703 orang. “Dinyatakan hilang 3 orangg di kabupaten Majene, 2 orang meninggal di pengungsian karena sakit,” kata Darno.
Sementara dalam penanganan pasca gempa di Sulbar, sebanyak 4.604 personil telah dikerahkan. “Dimana dari TNI AD sebanyak 1.388 orang, dari TNI AL sebanyak 95 orang, TNI AU sebanyak 88 orang, Polri sebanyak 744 orang, Pemerintah Daerah yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana sebanyak 225 orang, dan Relawan 2.064 orang,” ungkap Darno.
Baca juga: Bule Argentina Tak Malu Jualan Kebab di Pinggir Jalan, Padahal Istrinya Dokter
Darno melaporkan hingga saat ini pusat ekonomi di Sulbar juga telah kembali beroperasi diantaranya seperti Pasar, SPBU Pertamina, juga telekomunikasi. “Kegiatan ekonomi sudah kembali beroperasi normal,” katanya.
“Jaringan telekomunikasi dan juga bahan bakar Pertamina juga sudah hadir dimana di hari kedua memberikan bahan bakar untuk segenap kegiatan tanggap darurat. Dan saat ini seperti tadi dilaporkan kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan kembali. Listrik sudah mulai berfungsi, jaringan telekomunikasi sudah kembali,” papar Darno.
Sementara itu, Darno mengatakan rumah sakit juga telah beroperasi kembali meskipun masih ada bangunan yang mengalami kerusakan. “Dan rumah sakit juga telah kembali berfungsi meskipun ada beberapa bangunan yang rusak tetapi sudah ditanggulangi dengan adanya Rumah Sakit lapangan dan tenda-tenda yang juga kita pisahkan-pisahkan. Sehingga, kita bisa memaksimalkan fungsi fungsi tanggap darurat termasuk aspek kesehatan dan lain-lain,” tegasnya.
“Dari dampak bencana di Sulbar tersebut sebanyak 105 orang meninggal. Ada 95 orang meninggal di Mamuju dan 10 orang meninggal di Majene,” ungkap Darno dalam Focus Group Duscussion (FGD) Gempa Bumi di Sulawesi Barat secara virtual, Senin (1/2/2021).
Baca juga: BNPB: Lebih dari 1 Juta Jiwa Terdampak Gempa M6,2 di Sulawesi Barat
Selain itu, Darno mengataka pihaknya mencatat sebanyak 3.369 orang mengalami luka-luka dengan rincian luka berat 426 orang, luka sedang 240 orang, luka ringan 2.703 orang. “Dinyatakan hilang 3 orangg di kabupaten Majene, 2 orang meninggal di pengungsian karena sakit,” kata Darno.
Sementara dalam penanganan pasca gempa di Sulbar, sebanyak 4.604 personil telah dikerahkan. “Dimana dari TNI AD sebanyak 1.388 orang, dari TNI AL sebanyak 95 orang, TNI AU sebanyak 88 orang, Polri sebanyak 744 orang, Pemerintah Daerah yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana sebanyak 225 orang, dan Relawan 2.064 orang,” ungkap Darno.
Baca juga: Bule Argentina Tak Malu Jualan Kebab di Pinggir Jalan, Padahal Istrinya Dokter
Darno melaporkan hingga saat ini pusat ekonomi di Sulbar juga telah kembali beroperasi diantaranya seperti Pasar, SPBU Pertamina, juga telekomunikasi. “Kegiatan ekonomi sudah kembali beroperasi normal,” katanya.
“Jaringan telekomunikasi dan juga bahan bakar Pertamina juga sudah hadir dimana di hari kedua memberikan bahan bakar untuk segenap kegiatan tanggap darurat. Dan saat ini seperti tadi dilaporkan kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan kembali. Listrik sudah mulai berfungsi, jaringan telekomunikasi sudah kembali,” papar Darno.
Sementara itu, Darno mengatakan rumah sakit juga telah beroperasi kembali meskipun masih ada bangunan yang mengalami kerusakan. “Dan rumah sakit juga telah kembali berfungsi meskipun ada beberapa bangunan yang rusak tetapi sudah ditanggulangi dengan adanya Rumah Sakit lapangan dan tenda-tenda yang juga kita pisahkan-pisahkan. Sehingga, kita bisa memaksimalkan fungsi fungsi tanggap darurat termasuk aspek kesehatan dan lain-lain,” tegasnya.
(msd)