Ranking 2 di Facebook Agency League, ini Strategi Sharkmind
loading...
A
A
A
BOGOR - Beriklan di media sosial seperti Facebook , Youtube, Instagram, Tiktok atau platform lainnya seperti sebuah keharusan di tengah berbagai brand atau perusahaan yang ada di internet.
Dengan beriklan maka brand akan lebih mudah muncul di timeline calon customer dibandingkan mereka yang tidak beriklan. (Baca juga: Orang Filipina Paling Lama Main Medsos dan Jepang Paling Irit Bermedsos )
Tapi bagaimana untuk lokal brand yang tidak memiliki budget marketing bisa menang mengalahkan e-commerce yang masih menerapkan bakar uang untuk marketing atau perusahaan nasional atau multinasional yang memiliki budget puluhan hingga ratusan miliar rupiah? Sharkmind sebagai juara 2 Facebook Agency League memberikan beberapa sarannya. (Baca juga: Kemampuan AI Facebook Ditingkatkan untuk Pengguna Tunanetra )
Facebook Agency League Indonesia adalah sebuah kompetisi dari Facebook untuk semua agency yang ada di Indonesia yang mengiklankan untuk client atau partner di Indonesia. Client yang tercatat mulai dari perusahaan retail besar yang barangnya biasa di temukan di minimarket atau super market, brand lokal yang hanya berjualan via online bahkan perusahaan besar seperti otomotif, dan bank.
Tapi bagaimana Sharkmind yang hanya meng-handle 5 brand lokal tapi secara total iklan dan kualitas iklan mampu masuk ke ranking 2 Facebook mengalahkan agency lainnya?
Co Founder Sharkmind, Freddy Ferdinand memberikan beberapa kiat. Yakni produk yang berkualitas dan suplay yang siap. Sharkmind percaya bahwa mereka tidak bisa menjalankan marketing yang sukses tanpa adanya dukungan partner yang memiliki produk yang berkualitas. Juga memahami market dan persiadaan stok yang cukup untuk di jual.
“Kualitas produk yang bagus membuat produk kita jika dibandingkan dengan brand lain akan menang dan berpotensi besar repeat order dan membuat brand lebih bertahan jangka panjang,” kata Freddy, Kamis (28/1/2021).
Selain itu juga perlu tim yang tidak kegemukan. Freddy mengatakan, faktor yang bisa membuat brand lokal menang dibandingkan perusahaan besar adalah tim yang memiliki daya juang yang besar. Sehingga brand lokal ini bisa bergerak lebih dinamis tanpa birokrasi yang panjang dan proses pengambilan keputusan yang sangat cepat.
“Jika perusahaan biasanya berinvestasi ratusan juta hingga miliaran rupiah dalam sebuah produksi konten video iklan. Kami berfokus pada kuantitas dengan tetap menjaga branding perusahaan. Kami menjalankan hingga 100 iklan per minggu untuk brand yang kami pegang. Tujuannya agar kami mengetahui mana iklan yang paling relevan dengan market sehingga menghasilkan keuntungan untuk kami baru kami naikkan budgetnya," kata dia.
Selain itu, dalam tim customer service pun, Sharkmind bercerita bahwa mayoritas partnernya memiliki 3 shift customer service. Sehingga bisa melayani customer hampir 24 jam setiap hari dan tidak terpaku pada hari dan jam kerja.
Sharkmind juga memastikan bahwa marketing sebagai biaya investasi bukan pengeluaran. Sangat disayangkan jika beberapa brand tidak menjalankan iklan karena penjualannya sudah bagus. Padahal iklan adalah biaya investasi untuk memperkenalkan brand ke lebih banyak orang lagi. Dengan fitur iklan social media jika dimanfaatkan dengan benar maka berpotensi selalu mendatangkan calon customer baru tanpa melupakan customer yang sudah ada, ini di sebut marketing Funnel.
“Juga perlu berfokus pada Return of Advertising Spent (ROAS) Budget marketing yang sedikit tentunya menuntut kreativitas dalam beriklan. Sharkmind selalu memperhatikan berapa banyak uang yang kembali dari investasi biaya iklan yang di keluarkan,” kata Freddy.
Menurut Freddy, semakin banyak uang yang kembali dalam bentuk sales maka semakin besar juga investasi iklan yang di keluarkan karena iklan adalah biaya marketing untuk investasi jangka panjang.
Freddy mengingatkan, brand harus lebih dekat dengan customer. Mayoritas market Indonesia sudah melek internet, Tapi masih besar market yang belum berani belanja online langsung. Mereka masih suka berbelanja menggunakkan Whatsapp karena adanya komunikasi dua arah dan merasa dekat langsung dengan brand yang dia ingin beli.
“Cara penjualan lewat Whatsapp ini tidak banyak brand besar yang mau melakukannya. Mereka lebih menginginkan website yang lebih terotomatisasi. Padahal website tidak selalu membuat customer nyaman dalam bertransaksi,” ungkap dia.
Selain itu tidak hanya tentang iklan, kata Freddy, Sharkmind juga berdasarkan pengalamannya membantu memberikan saran dalam membangun Omnichannel membangun reseller di daerah agar customer bisa semakin dekat dengan brand.
Freddy Ferdinand lewat Sharkmind punya mimpi bisa membawa brand lokal ke pasar global. Sebab sosial media sendiri tidak hanya terkenal di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Jadi meski berada di Indonesia namun memasarkan produk ke seluruh dunia bukanlah hal yang mustahil.
Freddy mengatakan ini berkacamata dari pengalamannya yang sebelumnya pernah beriklan dengan menjual barang China ke seluruh dunia dengan omzet puluhan miliar rupiah.
“Membawa brand ke pasar global kuncinya menurut saya ada di kualitas produk dan channel distribusi. Karena untuk marketing sendiri, saya percaya resource kita di Indonesia sangat mampu melakukannya,” pungkas Freddy Ferdinand.
Dengan beriklan maka brand akan lebih mudah muncul di timeline calon customer dibandingkan mereka yang tidak beriklan. (Baca juga: Orang Filipina Paling Lama Main Medsos dan Jepang Paling Irit Bermedsos )
Tapi bagaimana untuk lokal brand yang tidak memiliki budget marketing bisa menang mengalahkan e-commerce yang masih menerapkan bakar uang untuk marketing atau perusahaan nasional atau multinasional yang memiliki budget puluhan hingga ratusan miliar rupiah? Sharkmind sebagai juara 2 Facebook Agency League memberikan beberapa sarannya. (Baca juga: Kemampuan AI Facebook Ditingkatkan untuk Pengguna Tunanetra )
Facebook Agency League Indonesia adalah sebuah kompetisi dari Facebook untuk semua agency yang ada di Indonesia yang mengiklankan untuk client atau partner di Indonesia. Client yang tercatat mulai dari perusahaan retail besar yang barangnya biasa di temukan di minimarket atau super market, brand lokal yang hanya berjualan via online bahkan perusahaan besar seperti otomotif, dan bank.
Tapi bagaimana Sharkmind yang hanya meng-handle 5 brand lokal tapi secara total iklan dan kualitas iklan mampu masuk ke ranking 2 Facebook mengalahkan agency lainnya?
Co Founder Sharkmind, Freddy Ferdinand memberikan beberapa kiat. Yakni produk yang berkualitas dan suplay yang siap. Sharkmind percaya bahwa mereka tidak bisa menjalankan marketing yang sukses tanpa adanya dukungan partner yang memiliki produk yang berkualitas. Juga memahami market dan persiadaan stok yang cukup untuk di jual.
“Kualitas produk yang bagus membuat produk kita jika dibandingkan dengan brand lain akan menang dan berpotensi besar repeat order dan membuat brand lebih bertahan jangka panjang,” kata Freddy, Kamis (28/1/2021).
Selain itu juga perlu tim yang tidak kegemukan. Freddy mengatakan, faktor yang bisa membuat brand lokal menang dibandingkan perusahaan besar adalah tim yang memiliki daya juang yang besar. Sehingga brand lokal ini bisa bergerak lebih dinamis tanpa birokrasi yang panjang dan proses pengambilan keputusan yang sangat cepat.
“Jika perusahaan biasanya berinvestasi ratusan juta hingga miliaran rupiah dalam sebuah produksi konten video iklan. Kami berfokus pada kuantitas dengan tetap menjaga branding perusahaan. Kami menjalankan hingga 100 iklan per minggu untuk brand yang kami pegang. Tujuannya agar kami mengetahui mana iklan yang paling relevan dengan market sehingga menghasilkan keuntungan untuk kami baru kami naikkan budgetnya," kata dia.
Selain itu, dalam tim customer service pun, Sharkmind bercerita bahwa mayoritas partnernya memiliki 3 shift customer service. Sehingga bisa melayani customer hampir 24 jam setiap hari dan tidak terpaku pada hari dan jam kerja.
Sharkmind juga memastikan bahwa marketing sebagai biaya investasi bukan pengeluaran. Sangat disayangkan jika beberapa brand tidak menjalankan iklan karena penjualannya sudah bagus. Padahal iklan adalah biaya investasi untuk memperkenalkan brand ke lebih banyak orang lagi. Dengan fitur iklan social media jika dimanfaatkan dengan benar maka berpotensi selalu mendatangkan calon customer baru tanpa melupakan customer yang sudah ada, ini di sebut marketing Funnel.
“Juga perlu berfokus pada Return of Advertising Spent (ROAS) Budget marketing yang sedikit tentunya menuntut kreativitas dalam beriklan. Sharkmind selalu memperhatikan berapa banyak uang yang kembali dari investasi biaya iklan yang di keluarkan,” kata Freddy.
Menurut Freddy, semakin banyak uang yang kembali dalam bentuk sales maka semakin besar juga investasi iklan yang di keluarkan karena iklan adalah biaya marketing untuk investasi jangka panjang.
Freddy mengingatkan, brand harus lebih dekat dengan customer. Mayoritas market Indonesia sudah melek internet, Tapi masih besar market yang belum berani belanja online langsung. Mereka masih suka berbelanja menggunakkan Whatsapp karena adanya komunikasi dua arah dan merasa dekat langsung dengan brand yang dia ingin beli.
“Cara penjualan lewat Whatsapp ini tidak banyak brand besar yang mau melakukannya. Mereka lebih menginginkan website yang lebih terotomatisasi. Padahal website tidak selalu membuat customer nyaman dalam bertransaksi,” ungkap dia.
Selain itu tidak hanya tentang iklan, kata Freddy, Sharkmind juga berdasarkan pengalamannya membantu memberikan saran dalam membangun Omnichannel membangun reseller di daerah agar customer bisa semakin dekat dengan brand.
Freddy Ferdinand lewat Sharkmind punya mimpi bisa membawa brand lokal ke pasar global. Sebab sosial media sendiri tidak hanya terkenal di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Jadi meski berada di Indonesia namun memasarkan produk ke seluruh dunia bukanlah hal yang mustahil.
Freddy mengatakan ini berkacamata dari pengalamannya yang sebelumnya pernah beriklan dengan menjual barang China ke seluruh dunia dengan omzet puluhan miliar rupiah.
“Membawa brand ke pasar global kuncinya menurut saya ada di kualitas produk dan channel distribusi. Karena untuk marketing sendiri, saya percaya resource kita di Indonesia sangat mampu melakukannya,” pungkas Freddy Ferdinand.
(nth)