Ekspor Jatim Turun 30,87 Persen Pada April 2020, Ini Penyebabnya

Jum'at, 15 Mei 2020 - 13:31 WIB
loading...
Ekspor Jatim Turun 30,87...
ilustrasi
A A A
SURABAYA - Ekspor Jawa Timur (Jatim) selama bulan April 2020 turun sebesar 30,87 persen dibandingkan bulan Maret. Dari USD1,98 miliar menjadi USD1,37 miliar. Sementara dibandingkan April 2019, nilai ekspor juga mengalami penurunan sebesar 12,85 persen.

Penurunan nilai ekspor dibanding bulan lalu, disebabkan oleh kinerja ekspor sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama yang mengalami penurunan.

Jika dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas turun sebesar 29,39 persen. Yaitu dari USD1,94 miliar menjadi USD1,37 miliar. Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 99,95 persen dari total ekspor bulan ini. Dibanding April 2019, nilai ekspor sektor nonmigas turun 7,28 persen.

Sedangkan nilai ekspor sektor migas pada bulan April turun 98,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari USD42,55 juta menjadi USD0,66 juta. Kontribusi ekspor sektor migas menyumbang 0,05 persen total ekspor Jatim.

“Dibandingkan April 2019 nilai ekspor migas juga turun sebesar 99,30 persen,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Selasa (15/5/2020).

Dari negara tujuan utama ekspor nonmigas, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor Jatim bulan April 2020. Selama April, ekspor nonmigas Jatim ke Tiongkok mencapai USD248,78 juta. Kemudian ke Jepang dan Amerika Serikat berturut-turut sebesar USD237,22 juta dan USD180,15 juta.

Kawasan negara ASEAN masih menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Jatim selama bulan April 2020, dengan peranan 14,06 persen. Malaysia menjadi negara utama dengan peranan 4,62 persen dari total ekspor nonmigas. Diikuti Thailand dengan peranan sebesar 2,82 persen. Ekspor nonmigas bulan ini ke kawasan ASEAN sebesar USD 192,53 juta.

Sementara itu ekspor nonmigas ke kelompok negara Uni Eropa menyumbang 8,75 persen atau dengan nilai USD 119,75 juta. Ekspor ke kawasan ini, dominan ke Belanda sebesar USD 40,93 juta dan diikuti ekspor ke Jerman sebesar USD 19,71 juta.

Secara komulatif selama Januari-April 2020, ekspor nonmigas ke kawasan negara ASEAN sebesar USD 1.579,01 juta atau dengan peranan 22,64 persen. Singapura menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD782,88 juta atau berkontribusi 11,22 persen. Ekspor ke Belanda merupakan yang terbesar ke Uni Eropa selama Januari-April 2020 senilai USD144,75 juta, atau dengan peranan sebesar 2,08 persen.

Ekspor nonmigas negara utama lainnya selama periode ini, yang terbesar adalah ke Jepang senilai USD1,01 miliar juta atau dengan kontribusi sebesar 14,59 persen. Disusul ke Amerika Serikat sebesar USD862,99 juta atau dengan peranan sebesar 12,37 persen. Lalu ke Tiongkok sebesar USD776,77 juta atau dengan peranan sebesar 11,14 persen.

Selama Januari-April 2020, komoditas terbesar ekspor adalah emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan yang memberikan kontribusi ekspor sebesar 16,12 persen atau sebesar USD1,15 miliar. Disusul tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda, dengan peranan sebesar 5,34 persen atau sebesar USD380,90 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,82 persen atau setara USD344,26 juta
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2064 seconds (0.1#10.140)