Pasokan Berkurang dalam Sepekan, Harga Cabai Rawit Terasa 'Pedas' bagi Konsumen

Jum'at, 08 Januari 2021 - 05:36 WIB
loading...
Pasokan Berkurang dalam...
Penjual sayuran di pasar tradisional Cimindi, Kota Cimahi, mengaku kenaikan harga cabai rawit dan sejumlah komoditas lainnya sudah berlangsung selama sepekan terakhir. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
CIMAHI - Berkurangnya pasokan dari petani ke pedagang membuat harga cabai rawit merah di Kota Cimahi mengalami kenaikan hingga 100%.

Kondisi itu sudah berlangsung dalam sepekan terakhir sehingga membuat daya beli konsumen juga menjadi menurun karena mahalnya harga.

"Seminggu ini cabai rawit merah sedang jadi raja. Naik terus, sekarang Sudah 100% naiknya dibanding harga normal," kata Hani, pedagang di pasar tradisional Cimindi, Kota Cimahi, Kamis (7/1/2021).

Dia menyebutkan, cabai rawit merah harganya kini mencapai Rp80.000/kg dari asalnya Rp40.000/kg. Kenaikannya memang tidak sekaligus, tapi bertahap Rp20.000 kemudian selang tiga hari kemudian naik lagi dengan nominal yang sama.

Selain cabai rawit merah, harga beberapa komoditi sayuran juga mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir ini. Seperti mentimun dari Rp5.000/kg menjadi Rp15.000/kg, lalu kol dari Rp3.000/kg jadi Rp10.000/kg, terong dari Rp5.000/kg menjadi Rp10.000/kg, dan sejumlah sayuran lainnya.

"Mungkin karena sekarang kan lagi musim hujan, petani jadi gagal panen, makanya pasokan kurang. Tapi karena permintaan banyak, stok sedikit, jadi harga naik," sambungnya.

Menurutnya, permintaan cabai rawit dan sayuran lainnya di libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 tidak seperti tahun sebelumnya. Permintaan cenderung menurun karena imbas pandemi COVID-19 dan adanya larangan dari pemerintah untuk tidak beraktivitas merayakan tahun baru.

(Baca juga: Selama PSBB, Aktivitas Kantor Pemerintah dan Swasta di KBB Hanya Boleh 25 Persen)

Sementara salah seorang penjual masakan, Bu Ude mengaku, cukup kerepotan dengan naiknya harga cabai rawit.

(Baca juga: Ridwan Kamil Bicara Denda Rp1 Juta bagi Penolak Vaksinasi COVID-19)

Apalagi sebagai penjual masakan siap saji khas Sunda, selalu membutuhkan cabai rawit untuk membuat sambal dan campuran bumbu.

"Harga cabai rawit naik jadi saya beli sesuai kebutuhan, gak banyak-banyak, tapi seperlunya. Soalnya gak mungkin tiba-tiba naikin harga hidangan yang dijual," keluhnya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2928 seconds (0.1#10.140)