Harga Cabai Melonjak, Dewan Minta Optimalkan Pertanian Lorong
loading...
A
A
A
Mario menilai, prospek petani lorong cukup menjanjikan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat. Apalagi kondisi Covid-19 saat ini cukup mendukung tumbuhnya program produksi pangan rumah tangga.
"Jadi minimal di Kota Makassar ini suplai terpenuhi, enam bulan terakhir Covid, rumah tangga utamanya ibu-ibu itu banyak berkebun, itu trennya banyak sayuran, entah cabai, tomat dan sebagainya, ini bagus memang prospeknya mendukung. Indikatornya kita lihat dengan meningkatnya permintaan pupuk, itukan habis di pasan kemarin," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kota Makassar Sri Rejeki mengatakan, faktor kenaikan harga cabai belakangan ini akibat tingginya permintaan, sedangkan faktor cuaca membuat produksi cukup terganggu.
"Iya memang naik, penyebabnya itu cuaca, pedagang ini memang belinya cukup tinggi, ini juga menjelang Nataru, hari-hari keagamaan, kita tetap pantau ini, laporannya juga itu mulai signifikan di Desember," katanya.
Meski produksi terganggu dan permintaan meningkat, suplai cabai dilaporkan masih relatif normal. Data yang dihimpun dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar per 2 Januari, jumlah ketersediaan cabai tercatat sebanyak 105 ton dengan rincian 46,71 ton untuk cabai merah dengan kebutuhan sebesar 41,66 ton dimana total harga per kilo sebesar Rp40.000 dan 60,68 ton untuk cabai rawit dengan kebutuhan 54,16 ton dengan harga per kilo sebesar Rp45.000.
"Jadi minimal di Kota Makassar ini suplai terpenuhi, enam bulan terakhir Covid, rumah tangga utamanya ibu-ibu itu banyak berkebun, itu trennya banyak sayuran, entah cabai, tomat dan sebagainya, ini bagus memang prospeknya mendukung. Indikatornya kita lihat dengan meningkatnya permintaan pupuk, itukan habis di pasan kemarin," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kota Makassar Sri Rejeki mengatakan, faktor kenaikan harga cabai belakangan ini akibat tingginya permintaan, sedangkan faktor cuaca membuat produksi cukup terganggu.
"Iya memang naik, penyebabnya itu cuaca, pedagang ini memang belinya cukup tinggi, ini juga menjelang Nataru, hari-hari keagamaan, kita tetap pantau ini, laporannya juga itu mulai signifikan di Desember," katanya.
Meski produksi terganggu dan permintaan meningkat, suplai cabai dilaporkan masih relatif normal. Data yang dihimpun dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar per 2 Januari, jumlah ketersediaan cabai tercatat sebanyak 105 ton dengan rincian 46,71 ton untuk cabai merah dengan kebutuhan sebesar 41,66 ton dimana total harga per kilo sebesar Rp40.000 dan 60,68 ton untuk cabai rawit dengan kebutuhan 54,16 ton dengan harga per kilo sebesar Rp45.000.
(agn)