Bau Busuk dan Berwarna Kuning, Beras Bantuan Dikembalikan Warga Desa di Batubara
loading...
A
A
A
BATUBARA - Puluhan warga Desa Tanjung Kubah, mengembalikan beras bantuan ke kantor desa karena bau busuk dan kuning tidak layak untuk di konsumsi. Sedangkan ratusan warga lagi belum mengambil jatahnya di Desa Tanjung Kubah, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
(Baca juga: Ingin Pulang Kampung ke Malang, Pemuda Ini Nekat Menyeberangi Teluk Balikpapan Menggunakan Galon )
Awalnya, warga merasa senang menerima jatah beras yang dibagikan oleh pemerintahan desa, namun setelah dimasak, nasinya bau dan berwarna kuning. Salah seorang tokoh masyarakat Dusun Anggrek, Desa Tanjung Kubah, Robin Tampubolon (45) mengatakan, banyak warga yang mengeluh atas pemberian beras hibah karena kualitasnya sangat jelek.
Lanjut Robin, di masa pandemi COVID-19 ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan untuk meringankan beban mereka. "Tapi kalau berasnya tidak layak dikonsumsi, bagaimana mau di makan. Kami tidak menyalahkan Kepala Desa Tanjung Kubah, karena dia hanya membagikan saja, yang saya tahu ini beras hibah," jelas Robin.
Warga Dusun 4, Warsini juga mengatakan, berasnya tidak layak di konsumsi. "Ketika dimasak nasinya bau busuk, warnanya kuning, keras lagi. Cucu saya tidak mau makan, satu hari tidak makan dia. Bau kata cucuku," ujarnya dengan nada kesal, bersama ibu yang lain.
Kepala Desa Tanjung Kubah, Sutrisno menjelaskan, sebagai pemerintahan desa sangat berterima kasih atas masukan dari warganya. "Hal ini akan saya sampaikan kepada Dinas Sosial Pemkab Batubara, atas keberatan warga, dan kebetulan hadir juga bapak Camat Air Putih," ucapnya.
(Baca juga: Tanggamus Gempar, Ratusan Warga Keracunan Usai Santap Makanan di Ruman Calon Kepala Pekon )
Camat Air Putih, Khaidir Lubis mengatakan, pihak kecamatan siap memfasilitasi warga yang keberatan, dan akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Batubara. " Beras yang di kembalikan warga karena bau dan tidak layak konsumsi akan di kembalikan ke Dinas Sosial, bagaimana hasilnya, nanti kita akan beri tahu," ungkapnya.
Warga sangat berharap agar pemerintahan desa dan kecamatan dapat membantu warga, beras yang dikembalikan diganti dengan beras yang layak untuk dimakan. Ada sekitar 30 orang yang sudah mengembalikan beras di kantor desa, dan lebih kurang 150 yang belum mengambil jatahnya.
(Baca juga: Ingin Pulang Kampung ke Malang, Pemuda Ini Nekat Menyeberangi Teluk Balikpapan Menggunakan Galon )
Awalnya, warga merasa senang menerima jatah beras yang dibagikan oleh pemerintahan desa, namun setelah dimasak, nasinya bau dan berwarna kuning. Salah seorang tokoh masyarakat Dusun Anggrek, Desa Tanjung Kubah, Robin Tampubolon (45) mengatakan, banyak warga yang mengeluh atas pemberian beras hibah karena kualitasnya sangat jelek.
Lanjut Robin, di masa pandemi COVID-19 ini warga sangat membutuhkan bantuan pangan untuk meringankan beban mereka. "Tapi kalau berasnya tidak layak dikonsumsi, bagaimana mau di makan. Kami tidak menyalahkan Kepala Desa Tanjung Kubah, karena dia hanya membagikan saja, yang saya tahu ini beras hibah," jelas Robin.
Warga Dusun 4, Warsini juga mengatakan, berasnya tidak layak di konsumsi. "Ketika dimasak nasinya bau busuk, warnanya kuning, keras lagi. Cucu saya tidak mau makan, satu hari tidak makan dia. Bau kata cucuku," ujarnya dengan nada kesal, bersama ibu yang lain.
Kepala Desa Tanjung Kubah, Sutrisno menjelaskan, sebagai pemerintahan desa sangat berterima kasih atas masukan dari warganya. "Hal ini akan saya sampaikan kepada Dinas Sosial Pemkab Batubara, atas keberatan warga, dan kebetulan hadir juga bapak Camat Air Putih," ucapnya.
(Baca juga: Tanggamus Gempar, Ratusan Warga Keracunan Usai Santap Makanan di Ruman Calon Kepala Pekon )
Camat Air Putih, Khaidir Lubis mengatakan, pihak kecamatan siap memfasilitasi warga yang keberatan, dan akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Batubara. " Beras yang di kembalikan warga karena bau dan tidak layak konsumsi akan di kembalikan ke Dinas Sosial, bagaimana hasilnya, nanti kita akan beri tahu," ungkapnya.
Warga sangat berharap agar pemerintahan desa dan kecamatan dapat membantu warga, beras yang dikembalikan diganti dengan beras yang layak untuk dimakan. Ada sekitar 30 orang yang sudah mengembalikan beras di kantor desa, dan lebih kurang 150 yang belum mengambil jatahnya.
(eyt)