Eri-Armuji untuk Sementara Pecundangi Machfud-Mujiaman, Ini Faktor Pemicunya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Hasil perhitungan quick count Charta Politika, pasangan Eri Cahyadi -Armuji ( ER-JI ) unggul tebal di Pilkada Surabaya . Hasil ini sudah sesuai dengan prediksi banyak lembaga survei yang menempatkan ER-JI sebagai kandidat kuat.
(Baca juga: Hitung Cepat Charta Politika di Pilwali Surabaya, Eri-Armuji Ungguli Machfud-Mujiaman )
Kemenangan ER-JI sebenarnya dilalui dalam sekian rintangan di internal PDIP yang sempat terpecah. Namun, kondisi itu tak mengerus kekuatan PDIP di kandang banteng. Apalagi Surabaya dalam dua dekade terakhir ini benar-benar menjadi rumah bagi PDIP.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam menuturkan, Surabaya merupakan basis tradisional PDIP. Sehingga sulit untuk digoyahkan kendati ada faksi-faksi yang bersaing. "Jadi kondisinya tidak berpengaruh ke voters ideologis PDIP yang sudah tertanam lama di Surabaya ," kata Surokim, Rabu (9/12/2020).
Ia melanjutkan, faktor yang paling dominan lainnya tentu saja efek Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selama 10 tahun terakhir, Risma tetap menjadi magnet kuat di masyarakat. Apalagi tingkat kepuasaan terhadap Risma begitu tinggi, yakni mencapai 90 persen.
"Perlu diingat juga ada blunder video hancurkan Risma yang sempat viral. Saya pikir itu juga membuat sentimen negatif dalam kontestasi pilkada di Surabaya," ungkapnya.
(Baca juga: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Memporakporandakan TPS di Sumenep )
Selain itu, katanya, Eri Cahyadi juga menjadi sosok paling beda diantara empat kandidat. Ia termasuk sosok paling muda dan good looking bagi pemilih. Kelebihan itu benar-benar bisa dimaksimalkan oleh mantan Kepala Bappeko Surabaya itu.
"Debat kandidat yang menunjukkan penguasaan data dan masalah pada pasangan ER-JI jelas bisa menjadi pembeda dan mendongkrak suara," ucapnya.
(Baca juga: Diduga Terpapar COVID-19 dan Sempat Dirawat di RS, Ketua Ormas DSKS Tutup Usia )
Surokim juga menambahkan, fakta lainnya juga menunjukan swing voters 41,9 persen yang akhirnya dibagi rata oleh dua pasangan calon yang ikut bertanding di Pilkada Surabaya . "Jika cute off, suara undicided voters dianggap sebagai golput," jelasnya.
(Baca juga: Hitung Cepat Charta Politika di Pilwali Surabaya, Eri-Armuji Ungguli Machfud-Mujiaman )
Kemenangan ER-JI sebenarnya dilalui dalam sekian rintangan di internal PDIP yang sempat terpecah. Namun, kondisi itu tak mengerus kekuatan PDIP di kandang banteng. Apalagi Surabaya dalam dua dekade terakhir ini benar-benar menjadi rumah bagi PDIP.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam menuturkan, Surabaya merupakan basis tradisional PDIP. Sehingga sulit untuk digoyahkan kendati ada faksi-faksi yang bersaing. "Jadi kondisinya tidak berpengaruh ke voters ideologis PDIP yang sudah tertanam lama di Surabaya ," kata Surokim, Rabu (9/12/2020).
Ia melanjutkan, faktor yang paling dominan lainnya tentu saja efek Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Selama 10 tahun terakhir, Risma tetap menjadi magnet kuat di masyarakat. Apalagi tingkat kepuasaan terhadap Risma begitu tinggi, yakni mencapai 90 persen.
"Perlu diingat juga ada blunder video hancurkan Risma yang sempat viral. Saya pikir itu juga membuat sentimen negatif dalam kontestasi pilkada di Surabaya," ungkapnya.
(Baca juga: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Memporakporandakan TPS di Sumenep )
Selain itu, katanya, Eri Cahyadi juga menjadi sosok paling beda diantara empat kandidat. Ia termasuk sosok paling muda dan good looking bagi pemilih. Kelebihan itu benar-benar bisa dimaksimalkan oleh mantan Kepala Bappeko Surabaya itu.
"Debat kandidat yang menunjukkan penguasaan data dan masalah pada pasangan ER-JI jelas bisa menjadi pembeda dan mendongkrak suara," ucapnya.
(Baca juga: Diduga Terpapar COVID-19 dan Sempat Dirawat di RS, Ketua Ormas DSKS Tutup Usia )
Surokim juga menambahkan, fakta lainnya juga menunjukan swing voters 41,9 persen yang akhirnya dibagi rata oleh dua pasangan calon yang ikut bertanding di Pilkada Surabaya . "Jika cute off, suara undicided voters dianggap sebagai golput," jelasnya.
(eyt)