Elektabilitas Tinggi, Petani-Dokter Gigi Ini Diunggulkan Menang Pilkada Temanggung
loading...
A
A
A
TEMANGGUNG - Dua wajah baru muncul mengejutkan di Pilkada Temanggung. Pasangan Agus Setyawan-Nadia Muna difavoritkan menang dengan keunggulan elektabilitas signifikan dari dua pasangan lainnya yang merupakan politisi kawakan. Mereka yakni bupati petahana serta wakil bupati petahana yang maju dengan pasangan masing-masing.
Kenyataan ini diperoleh dari hasil survei tatap muka yang dilakukan Charta Politika Indonesia pada pekan terakhir Oktober 2024. Elektabilitas pasangan petani dan santri, Agus Setyawan-Nadia Muna mengungguli Muhammad Al Khadziq-Bima Alugoro dan Heri Ibnu Wibowo-Fuad Hidayat.
Ektabilitas pasangan nomor 1 Agus-Nadia meraih 40,6%. Sementara pasangan nomor 2 Bowo-Fuad 25,0% dan nomor urut 3 Khadziq-Bima 30,1%. Selisih elektabilitas antara Agus-Nadia dengan pesaing terdekatnya, Khadziq -Bima, terbilang signifikan yaitu sebesar 10,5%. ”Sementara Bowo-Fuad mengikuti pada urutan berikutnya dengan selisih sekitar 5% di bawah Khadziq – Bimo,” kata peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa, Senin (11/11/2024).
Dari sisi pekerjaan, pasangan Agus-Nadia unggul di segmen petani dan ibu rumah tangga yang prosentasenya hampir mencapai 50%. ”Dengan waktu yang sudah tinggal dua minggu menuju pencoblosan, keunggulan ini sepertinya akan bertahan bahkan momentum kenaikan keterkenalan dan kedisukaan Agus-Nadia sepertinya sedang terjadi,” lanjutnya.
Yang menarik, Agus Setyawan yang dikenal dengan panggilan Agus Gondrong aslinya hanyalah petani dari lereng Gunung Prau. Karena ketokohan dan kreativitasnya, dia kemudian terpilih menjadi kepala desa di kampungnya, yaitu Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung .
Sudah 16 tahun lebih Agus Gondrong memimpin desa keluar dari kemiskinan. Dengan penampilannya yang sederhana, Agus Setyawan mampu mengubah wajah Desa Campurejo dari desa terpencil menjadi desa maju.
Partisipasi masyarakat untuk turut membangun desa dia bangkitkan secara kreatif, antara lain melalui jalur seni budaya. Tidak kurang dari 37 kelompok kesenian yang dia bentuk selama masa kepemimpinannya.
Sementara calon wakilnya, Nadia Muna, merupakan dokter gigi yang juga aktivis sosial yang berlatar belakang santri. Ayah Nadia, KH Muhammad Maftuch merupakan cucu langsung tokoh besar NU yang juga pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem, Rembang, KH Ma’shoem Ahmad. KH Ma’shoem Ahmad dikenal sebagai ulama kharismatik NU yang banyak mencetak para ulama serta menjadi salah satu pendiri organisasi NU bersama KH Hasyim As’ari.
Kenyataan ini diperoleh dari hasil survei tatap muka yang dilakukan Charta Politika Indonesia pada pekan terakhir Oktober 2024. Elektabilitas pasangan petani dan santri, Agus Setyawan-Nadia Muna mengungguli Muhammad Al Khadziq-Bima Alugoro dan Heri Ibnu Wibowo-Fuad Hidayat.
Ektabilitas pasangan nomor 1 Agus-Nadia meraih 40,6%. Sementara pasangan nomor 2 Bowo-Fuad 25,0% dan nomor urut 3 Khadziq-Bima 30,1%. Selisih elektabilitas antara Agus-Nadia dengan pesaing terdekatnya, Khadziq -Bima, terbilang signifikan yaitu sebesar 10,5%. ”Sementara Bowo-Fuad mengikuti pada urutan berikutnya dengan selisih sekitar 5% di bawah Khadziq – Bimo,” kata peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa, Senin (11/11/2024).
Dari sisi pekerjaan, pasangan Agus-Nadia unggul di segmen petani dan ibu rumah tangga yang prosentasenya hampir mencapai 50%. ”Dengan waktu yang sudah tinggal dua minggu menuju pencoblosan, keunggulan ini sepertinya akan bertahan bahkan momentum kenaikan keterkenalan dan kedisukaan Agus-Nadia sepertinya sedang terjadi,” lanjutnya.
Yang menarik, Agus Setyawan yang dikenal dengan panggilan Agus Gondrong aslinya hanyalah petani dari lereng Gunung Prau. Karena ketokohan dan kreativitasnya, dia kemudian terpilih menjadi kepala desa di kampungnya, yaitu Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung .
Sudah 16 tahun lebih Agus Gondrong memimpin desa keluar dari kemiskinan. Dengan penampilannya yang sederhana, Agus Setyawan mampu mengubah wajah Desa Campurejo dari desa terpencil menjadi desa maju.
Partisipasi masyarakat untuk turut membangun desa dia bangkitkan secara kreatif, antara lain melalui jalur seni budaya. Tidak kurang dari 37 kelompok kesenian yang dia bentuk selama masa kepemimpinannya.
Sementara calon wakilnya, Nadia Muna, merupakan dokter gigi yang juga aktivis sosial yang berlatar belakang santri. Ayah Nadia, KH Muhammad Maftuch merupakan cucu langsung tokoh besar NU yang juga pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem, Rembang, KH Ma’shoem Ahmad. KH Ma’shoem Ahmad dikenal sebagai ulama kharismatik NU yang banyak mencetak para ulama serta menjadi salah satu pendiri organisasi NU bersama KH Hasyim As’ari.
(poe)