Mencontoh Manisnya Nanas Subang dari Kesuksesan Ef Rizal Ali
loading...
A
A
A
Demikian pula dengan media dan sistem tanam yang menurut EF Rizal mulai menggunakan mulsa dan sistem tanam tumpang sari.
Ada alasan tersendiri dari penggunaan plastik mulsa ini. Menurut EF Rizal penggunaan media plastik mulsa bisa ditanam bibit nanas hingga 40.000 setiap hektare.
Sementara, sistem tumpang sari diberlakukan dengan tujuan agar petani tetap memperoleh penghasilan setiap bulan dari hasil panen tanaman lainnya di sela-sela nanas.
“Kalau hanya menanam nanas, masa panennya lama. Makanya ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya seperti pepaya, jeruk, jahe yang bisa dipanen setiap bulan,” jelasnya.
Seiring semakin meningkatnya produktivitas, dalam tempo sekitar 7 tahun luasan lahan Kelompok Tani Mekar Sari Maju ini bertambah menjadi 70 hektare. Saat ini kelompok tani ini memiliki jumlah anggota menjadi 60 orang.
Berkat kerja keras dan komitmen terhadap proses tanam, kini produksi nanas yang dihasilkan sekitar 1.500 ton per tahun.
Sebanyak 500 ton di antaranya dipasok ke salah satu pabrik pengolahan selai di Bandung. Sementara selebihnya dijual secara ritel ke Bandung, Surabaya, dan Depok.
“Sebenarnya kami juga sudah memproduksi pangan olahan dari nanas berupa keripik nanas,” kata EF Rizal.
Hanya saja, kata dia, produksi massal dan pemasaran secara luas yang direncanakan mulai April 2020 lalu terkendala oleh pandemi COVID-19.
Pandemi ini, diakui EF Rizal ikut dirasakan dampaknya bagi kelompok tani nanas. Pasokan ke pabrik yang telah disepakat, sempat terhenti akibat pabrik tidak berproduksi. Harga nanas sempat ikut anjlok karena berlimpahnya produksi.
Ada alasan tersendiri dari penggunaan plastik mulsa ini. Menurut EF Rizal penggunaan media plastik mulsa bisa ditanam bibit nanas hingga 40.000 setiap hektare.
Sementara, sistem tumpang sari diberlakukan dengan tujuan agar petani tetap memperoleh penghasilan setiap bulan dari hasil panen tanaman lainnya di sela-sela nanas.
“Kalau hanya menanam nanas, masa panennya lama. Makanya ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya seperti pepaya, jeruk, jahe yang bisa dipanen setiap bulan,” jelasnya.
Seiring semakin meningkatnya produktivitas, dalam tempo sekitar 7 tahun luasan lahan Kelompok Tani Mekar Sari Maju ini bertambah menjadi 70 hektare. Saat ini kelompok tani ini memiliki jumlah anggota menjadi 60 orang.
Berkat kerja keras dan komitmen terhadap proses tanam, kini produksi nanas yang dihasilkan sekitar 1.500 ton per tahun.
Sebanyak 500 ton di antaranya dipasok ke salah satu pabrik pengolahan selai di Bandung. Sementara selebihnya dijual secara ritel ke Bandung, Surabaya, dan Depok.
“Sebenarnya kami juga sudah memproduksi pangan olahan dari nanas berupa keripik nanas,” kata EF Rizal.
Hanya saja, kata dia, produksi massal dan pemasaran secara luas yang direncanakan mulai April 2020 lalu terkendala oleh pandemi COVID-19.
Pandemi ini, diakui EF Rizal ikut dirasakan dampaknya bagi kelompok tani nanas. Pasokan ke pabrik yang telah disepakat, sempat terhenti akibat pabrik tidak berproduksi. Harga nanas sempat ikut anjlok karena berlimpahnya produksi.