Dorong Kesejahteraan Masyarakat, KKP Kembangkan Budidaya Lele Sistem Bioflok

Selasa, 08 Desember 2020 - 03:48 WIB
loading...
Dorong Kesejahteraan...
Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim, Syahrul Yasin Limpo saat menyaksikan budidaya lele. Foto/iNews TV/Suryono Sukarno
A A A
PEMALANG - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) ad Interim, Syahrul Yasin Limpo, menyebut budidaya lele dengan sistem bioflok sebagai program nyata KKP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(Baca juga: Kampanye Pilwakot Solo 2020, Gibran-Teguh Habiskan Rp3,2 Miliar Sedang Bajo Rp110 Juta )

"Saya melihat pengembangan lele yang cukup bagus. Ini harus menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa melakukan akselerasi ekonomi di tengah kondisi pandemi ini," kata Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi tambak bioflok milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) lele "Mutiara" di Desa Kaligelang, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin (7/12/2020).

Pokdakan Mutiara memiliki 32 kolam lele bioflok di atas lahan seluas lebih kurang 1.000 meter persegi. Setiap kolam bioflok berdiameter 3 meter itu masing-masing diisi 3.000 benih ikan lele.

Selain meninjau kolam lele bioflok, Menteri Syahrul juga memberikan bantuan perikanan budidaya senilai Rp2,3 miliar berupa sembilan paket bioflok dengan nilai Rp1,5 miliar; dua paket rehabilitasi saluran tambak udang padat karya senilai Rp700 juta; 4,8 ton pakan ikan mandiri senilai Rp28,8 juta; dan 183 ribu ekor benih ikan bandeng dengan nilai Rp12,1 juta, serta 100 ribu ekor benih lele senilai Rp10,2 juta.



Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, ia bersama Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto datang ke Pemalang, Jawa Tengah, untuk memastikan seluruh program yang telah digulirkan dan sedang diimplementasikan berjalan sesuai rencana.

"Kita tahu Desember ini adalah akhir tahun anggaran 2020. Oleh karena itu, bagaimana kita memastikan semua aktivitas yang menyentuh rakyat bisa dilakukan," ujarnya. "Saya kira akselerasi ekonomi ini harus dilakukan di semua daerah," tegasnya.

Program budidaya lele dengan sistem bioflok, menurut Menteri Syahrul, sejalan dengan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo agar pemerintah terus berkontribusi untuk hadirnya kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat, khususya di tengah kondisi pandemi ini.

(Baca juga: Duduk Seksi Saat Ikuti Sidang, Via Vallen Kena Semprot Majelis Hakim )

Ia menilai budidaya lele bioflok efisien dari segi lahan sekaligus menguntungkan secara ekonomi. "Saya pastikan bahwa semua aktivitas di Kementerian Kelautan dan Perikanan berjalan dengan baik dan saya melihat sendiri di lapangan, kita semua telah bekerja maksimal untuk kepentingan negara dan bangsa," tutupnya.

Sementara itu Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menambahkan, pihaknya terus akan melakukan terobosan program termasuk meningkatkan jumlah bantuan untuk masyarakat pembudidaya ikan . "Harapan kita, ini bisa diperbanyak oleh masyarakat yang lain. Untuk di 2021 nanti, kita juga identifikasi untuk calon penerima dan calon lokasi (penerima bantuan)," jelas Slamet.

(Baca juga: Namanya Dicatut Dalam Telur Politik, Sri Sultan HB X Tegas Tak Dukung Paslon di Pilkada )

Wakil Ketua Kelompok Tani Ikan Lele Mutiara Desa Kaligelang Sudiyanto mengatakan, pertama kali menerapkan budidaya lele bioflok sejak 2015. "Untuk satu kolamnya yang berdiameter tiga meter tersebut mampu menampung 3000 ekor ikan, dan dipanen setiap tiga bulan sekali," jelasnya.

Dia menyebut, keuntungan dengan sistem ini, selain mudah perawatan, juga bisa menghemat pakan pabrikan hingga 30 persen. "Sebab pengolahan kotoran ikan lele dari sistem bioflok ini bisa menjadi pupuk pengganti pakan hingga 30 persen," ujarnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1670 seconds (0.1#10.140)