Risma Diserang, Risma Terus Disayang

Sabtu, 28 November 2020 - 14:52 WIB
loading...
Risma Diserang, Risma Terus Disayang
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Menjelang Pilwali Surabaya , sosok kunci kemenangan Tri Risma harini terus diserang. Berbagai cara pun dilakukan melalui video, spanduk maupun ragam konten di media sosial.

(Baca juga: Rombongan Tim Kampanye Calon Bupati Mamuju Terjun ke Jurang Sedalam 100 Meter, 3 Tewas )

Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menuturkan, posisi Risma tetap tak tergoyahkan menjadi kunci elektoral di Kota Surabaya .

"Kepuasan warga Kota Surabaya terhadap Bu Risma mencapai 92% di Oktober, dan tak tergoyahkan. Bahkan menjadi 95% di November," kata Surokim, Sabtu (28/11/2020).

(Baca juga: Motor Matik Hantam Mini Bus di Pali, 2 Tewas Seketika 1 Kritis )

Peneliti di Surabaya Survey Center itu menambah, kondisi ini menjadi fenomena unik di saat semua hal decrease 20%, sosok Risma menjadi fenomena unik angkanya justru naik di masa pandemi.

"Semakin diserang Risma akan kian moncer dan tentu saja akan turut berpengaruh terhadap elektabilitas paslon 01. Dalam posisi head to head faktor Risma juga menjadi kunci," ungkapnya.



Menyerang Risma , katanya, justru kian menyolidkan dukungan dan mendatangkan simpati pemilih. Pasalnya, kondisi itu akan bisa mematik politik sentimentil.

"Semakin diserang, akan banyak yang bela. Khususnya solidaritas perempuan dan emak-emak. Menurut saya Risma hari-hari ini sulit digeser di hati pemilih Surabaya dan menjadi faktor signifikan dalam elektoral Pilkada Surabaya ," ungkapnya.

Ia menambahkan, ketika tingkat kepuasan Risma 82% saja, kontribusi elektoralnya bisa mencapai 9%. Apalagi sekarang mencapai 95%.

"Jadi Bu Risma tetap akan menjadi kunci elektoral Pilkada Surabaya dan posisinya menentukan," ucapnya. (Baca juga: UU Omnibus Law Telah Disahkan, Ini Dampaknya Terhadap BUMDesa )

Selain itu, pengikut dan pemilih Risma termasuk kategori pemilih strong voters. "Jadi cukup fanatis juga ini. Sekaligus menjadi fenomena unik di Surabaya dan hanya kecil prosentasenya di bawah 20% yang tidak ikut," katanya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3637 seconds (0.1#10.140)