Wacana Skenario Hidup Normal Awal Juni Dinilai Belum Realistis
loading...
A
A
A
SOLO - Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana meminta pemerintah memiliki pertimbangan yang matang terkait wacana skenario hidup normal pasca pandemi awal Juni 2020. Berbagai opsi harus dijalankan terkait dinamika perkembangan pandemi COVID-19.
"Ini kan belum keputusan, masih dalam wacana. Pemerintah harus memiliki beberapa opsi atau rencana dengan terus melihat dinamika pandemi," kata Eva Yuliana usai memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) penanganan COVID-19 kepada Pemkot Solo di Pendapi Gede Balai Kota setempat, Senin (11/5/2020).
Pihaknya berharap pandemi segera surut sehingga aktivitas kehidupan kembali normal. Seperti sekolah, dan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat. Pemerintah harus memiliki opsi-opsi yang harus dijalankan jika skenario hidup normal pascapandemi awal Juni mendatang. Mulai dari sektor pendidikan, perhubungan dan beberapa bidang lainnya.
Dengan grafik wabah COVID-19 di Indonesia, diakui wacana skenario hidup normal pasca pandemi awal Juni dinilai belum realistis. Namun, Eva juga tidak mau mendahului kehendak Tuhan. Jika Tuhan menghendaki wabah dengan cepat mereda, maka tidak menutup kemungkinan opsi itu dijalankan. "Sejauh ini pemerintah telah memberikan opsi-opsi yang bagus untuk dinamika COVID-19," ujarnya.
Terkait kebijakan Kementerian Perhubungan dengan dibukanya beberapa transportasi, hal itu sebagai alternatif mengatasi pentingnya adanya koordinasi dan pekerjaan lain di Pemerintah. Sebab ada pekerjaan yang harus digarap dengan melakukan perjalanan. "Namun yang digaris bawahi, protap pandemi COVID-19 harus dijalankan dengan ketat," katanya.
Seperti orang yang menempuh perjalanan dipastikan orang yang sehat, perjalanan penting dan harus dilakukan. Sementara dalam penyaluran bantuan 125 APD, dirinya menggunakan dana pribadi. "Saya mulai dari diri sendiri dengan menyisihkan rezeki yang saya terima," katanya.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo meminta pemerintah pusat melihat realitas di lapangan terkait wacana skenario hidup normal pasca pandemi awal Juni 2020. "Situasi setiap daerah tidak sama rata. Situasi di masyarakat harus menjadi pertimbangan nomor satu," kata Achmad Purnomo.
"Ini kan belum keputusan, masih dalam wacana. Pemerintah harus memiliki beberapa opsi atau rencana dengan terus melihat dinamika pandemi," kata Eva Yuliana usai memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) penanganan COVID-19 kepada Pemkot Solo di Pendapi Gede Balai Kota setempat, Senin (11/5/2020).
Pihaknya berharap pandemi segera surut sehingga aktivitas kehidupan kembali normal. Seperti sekolah, dan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat. Pemerintah harus memiliki opsi-opsi yang harus dijalankan jika skenario hidup normal pascapandemi awal Juni mendatang. Mulai dari sektor pendidikan, perhubungan dan beberapa bidang lainnya.
Dengan grafik wabah COVID-19 di Indonesia, diakui wacana skenario hidup normal pasca pandemi awal Juni dinilai belum realistis. Namun, Eva juga tidak mau mendahului kehendak Tuhan. Jika Tuhan menghendaki wabah dengan cepat mereda, maka tidak menutup kemungkinan opsi itu dijalankan. "Sejauh ini pemerintah telah memberikan opsi-opsi yang bagus untuk dinamika COVID-19," ujarnya.
Terkait kebijakan Kementerian Perhubungan dengan dibukanya beberapa transportasi, hal itu sebagai alternatif mengatasi pentingnya adanya koordinasi dan pekerjaan lain di Pemerintah. Sebab ada pekerjaan yang harus digarap dengan melakukan perjalanan. "Namun yang digaris bawahi, protap pandemi COVID-19 harus dijalankan dengan ketat," katanya.
Seperti orang yang menempuh perjalanan dipastikan orang yang sehat, perjalanan penting dan harus dilakukan. Sementara dalam penyaluran bantuan 125 APD, dirinya menggunakan dana pribadi. "Saya mulai dari diri sendiri dengan menyisihkan rezeki yang saya terima," katanya.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo meminta pemerintah pusat melihat realitas di lapangan terkait wacana skenario hidup normal pasca pandemi awal Juni 2020. "Situasi setiap daerah tidak sama rata. Situasi di masyarakat harus menjadi pertimbangan nomor satu," kata Achmad Purnomo.
(abd)